TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Itu Manusia? Ini 5 Jawaban, dari Perspektif Fisika hingga Agama

Pertanyaan ini telah memusingkan para pemikir berabad-abad

pixabay.com

Sejak manusia mampu menggunakan akalnya secara rasional, ia menjangkau banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya. Manusia meneliti mengenai benda-benda yang ia jumpai. Ia meneliti fenomena langit dan benda-benda angkasa, tetapi tangisan terbesarnya adalah misteri dirinya sendiri.

Apakah manusia itu? Ini merupakan pertanyaan utama berbagai disiplin ilmu selama berabad-abad. Tentu saja tidak ada jawaban tunggal atas pertanyaan yang sangat sederhana namun penting ini.

Berikut ini adalah jawaban mengenai siapakah manusia itu berdasarkan lima prespektif berbeda, yang dihimpun dari berbagai sumber. Dari sudut pandang filsafat, psikologi, hingga agama.

Baca Juga: Kenapa Putus Cinta Amat Sakit? Ini Kata Sains!

1. Jawaban dari sudut pandang fisika/kimia

https://pixabay.com

Kita simak jawaban pertama. Menurut fisika dan kimia (News Medical), manusia adalah suatu benda yang terdiri dari enam unsur utama: oksigen, hidrogen, nitrogen, karbon, kalsium, dan fosfor. Unsur-unsur kimia inilah yang menyusun manusia.

Fisika dan kimia hanya mengenal tubuh manusia dan menempatkan manusia sebagai sebuah mesin semata, yang bekerja menurut hukum-hukum alam tertentu. Dari sudut pandang ini, manusia tidaklah berbeda dengan batu atau emas. Manusia adalah kenyataan material semata-mata.

Pandangan materialis terhadap manusia sangat berbahaya. Karena memandang manusia tak ubahnya sebagai benda material belaka, manusia dapat digunakan atau dieksploitasi demi kepentingan tertentu.

2. Jawaban dari sudut pandang biologi

https://pixabay.com

Jawaban kedua melihat manusia lebih kompleks. Manusia memang memiliki dimensi material, namun ada hal yang membuatnya berbeda dari sebongkah tanah. Manusia dipandang sebagai salah satu dari makhluk hidup. Ia adalah salah satu spesies yang terdiri dari beberapa sistem organ yang menyatu membentuk individu.

Definisi biologis memandang manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki kelima indera yang juga dimiliki hewan-hewan. Maka berdasarkan definisi biologis, manusia tak ubahnya seekor hewan di antara hewan-hewan lain. Bedanya hanyalah stuktur fisik yang mencolok: berdiri tegak pada kedua kakinya dengan struktur tengkorak wajah yang datar.

Dalam pandangan Biologi, manusia tetap dilihat sebagai binatang. Dalam sistem klasifikasi makhluk hidup yang dibuat oleh Carolus Linaeus (Britanica), manusia adalah bagian dari keluarga besar hewan/kingdom animalia. Manusia merupakan hewan yang termasuk dalam kelas mamalia, ber-ordo primata yang diberi nama spesies Homo Sapiens yang berarti manusia yang bijak. Aritoteles menggunakan istilah yang sangat mendekati gambaran ini: manusia adalah Animal Rationale: binatang yang berakal.

3. Jawaban dari sudut pandang psikologi

https://pixabay.com

Nama spesies ini: Homo Sapiens, yang berati manusia bijaksana, mencerminkan aspek psikis manusia. Hal ini menunjuk pada kapasitas jiwa/mental manusia, yang membedakannya dengan spesies-spesies lain.

Tiga kemampuan mental utama manusia adalah: 1) Kemampuan untuk menciptakan konsep di dalam akalnya; 2) Seperangkat keterampilan untuk mengombinasikan alat-alat sederhana menjadi apa yang disebut sebagai teknologi; 3) Kemampuan untuk menjalin relasi dan interaksi yang sistematis dengan sesama sehingga membentuk masyarakat.

Namun komponen lain dari manusia yang mendapat perhatian serius psikologi bukan hanya keberadaan kesadaran atau kemampuan mentalnya dalam berpikir tetapi juga dalam kemampuannya dalam mengolah rasa atau kapasitas emosionalnya. Aspek sensibilitas atau rasa inilah yang ikut membentuk sifat atau karakter kepribadian manusia.

Definisi tentang manusia dalam psikologi mungkin dapat dirangkum secara baik dalam pikiran salah satu psikolog terbesar sepanjang masa, Sigmund Freud (Explore Psychology). Dia memetakan struktur kepribadian manusia dalam tiga bagian: ego (bagian rasional manusia yaitu akal); id (bagian irasional manusia seperti nafsu dan sisi emosional); superego (hati nurani atau kesadaran moral). Pribadi dan karakteristik manusia sendiri dapat dipandang sebagai perkawinan antara ketiga hal tersebut. 

4. Jawaban dari sudut pandang filsafat

pixabay.com

Sebagai ilmu yang mendasari seluruh ilmu lainnya, filsafat memandang manusia secara lebih menyeluruh atau holistik. Umumnya para ahli filsafat memandang manusia bukan hanya bangun tubuh semata, tetapi terutama didefinisikan oleh keberadaan jiwanya. Manusia adalah kesatuan antara tubuh dan jiwa.

Plato memandang jiwa adalah hakikat manusia yang menentukan inti kepribadian manusia, karena kemampuan utama manusia adalah berpikir tentang realitas yang sejati yaitu ide. Sementara itu, tubuh hanyalah bangunan fisik yang diciptakan sebagai rumah bagi jiwa.

Ahli Filsafat besar lain seperti Aristotles (Oxford Academic), memandang bahwa manusia dicirikan oleh serangkaian aktivitas rasional, terutama refleksi teoretis, pertimbangan moral, dan beberapa karakter emosional. Namun perlu diingat, komponen-komponen tersebut merupakan hasil interaksi atau hubungan timbal balik antara tubuh dan jiwa. Keduanya terpisah namun saling memengaruhi. Bagaimanapun, jati diri manusia terletak pada jiwanya yang berkesadaran. Kesadaran inilah yang menentukan eksistensi manusia. Menurut Aristoteles, manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki tujuan hidup, yaitu untuk menghidupi nilai-nilai luhur moralitas. Ketika manusia menghayati hal ini, ia mengalami kebahagiaan.

Senada dengan filsuf klasik yang lain, Boethius (Cambridge) mendefinisikan manusia sebagai "substansi individu yang bersifat rasional" (rationalis naturae individual substantia). Definisi ini jelas menyiratkan bahwa setiap manusia adalah substansi individu yang bersifat rasional. Seseorang dapat bertindak sebagai seorang manusia ketika menggunakan nalarnya secara normal.

Baca Juga: Studi: Manusia Lebih Berempati pada Hewan Dibanding Sesama Manusia

Writer

Paris Ohoiwirin

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya