TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ilmuwan Harvard Pecahkan Mitos Stres Penyebab Munculnya Uban

Kamu selama ini percaya anggapan itu atau tidak?

Pixabay/Elektro-Plan

Makassar, IDN Times - Coba deh amati foto saat Barack Obama dilantik dan resmi melepas jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44. Ada perbedaan mencolok. Rambutnya berubah dari cokelat gelap menjadi sedikit beruban. Mitos bahwa uban bisa muncul akibat stres pun mencuat.

Memang sih, penyebab alami lahirnya uban belum sepenuhnya terpecahkan. Tetapi baru-baru ini, para peneliti di Harvard University, Amerika Serikat, sudah memecahkan alasannya. Munculnya uban disebut respons alami tubuh manusia ketika berhadapan dengan bahaya. Gimana tuh maksudnya?

Baca Juga: Studi: Susu Rendah Lemak Bikin Orang Awet Muda

1. Para peneliti berasal dari dua hipotesis yang berhubungan dengan kondisi tubuh ketika stres

unsplash/Ian Dooley

Dalam hasil penelitian yang dipublikasikanThe Harvard Gazette pada Rabu (22/1), para peneliti sempat berangkat dari sepasang hipotesis.

Pertama, stres berujung pada serangan imun yang menyasar sel-sel penghasil pigmen rambut. Kedua, produksi hormon kortisol yang berlebih ketika stres. Kedua hipotesis itu ternyata gak terbukti.

Sel-sel induk dalam sekitar 100.000 folikel rambut --struktur kulit yang menjadi tempat rambut tumbuh-- penting dalam membuat melanosit. Nah, melanosit ini adalah sel-sel pemberi warna pada rambut yakni hitam, cokelat, pirang, atau merah.

2. Ternyata, stres gak berhubungan langsung sebagai pemicu uban

Unsplash/Christian Erfurt

"Stres selalu meningkatkan level hormon kortisol dalam tubuh, jadi kami pikir kortisol punya peran dalam penyebab uban," ujar Ya-Chieh Hsu, associate professor of stem cell and regenerative biology di Harvard University.

"Tapi yang mengejutkan, ketika kita mengeluarkan kelenjar adrenal --pembuat hormon kortisol-- dari para kelinci percobaan agar mereka tidak bisa lagi memproduksi hormon seperti kortisol, bulu mereka tetap saja menjadi uban di bawah kondisi stres," lanjutnya.

Nah, jadi stres sebagai pemicu uban seperti yang selama ini orang-orang yakini ternyata gak benar sama sekali.

Tapi, muncul titik terang. Para peneliti di Harvard menemukan fakta bahwa sistem saraf simpatik mamalia yang mengatur respons tubuh dalam situasi berbahaya (fight-or-flight) ternyata punya peran utama penyebab perubahan warna rambut.

3. Uban muncul sebagai reaksi tubuh saat manusia dihadapkan pada situasi berbahaya

pixabay.com/RyanMcGuire

Sistem saraf tersebut menyebar hingga ke setiap folikel rambut dan sangat dekat dengan sel stem --sel induk/punca-- melanosit. Ditemukan fakta bahwa stres menyebabkan saraf-saraf simpatik itu melepas sejumlah zat kimia norepinefrin alami, yang berasal dari sel-sel induk dalam folikel rambut yang berfungsi sebagai reservior --penyimpan-- melanosit dalam jumlah terbatas.

Nah, zat norepinefrin dari saraf simpatik ini akhirnya menyebabkan sel-sel stem melanosit aktif secara berlebihan.

Normalnya, saat rambut melakukan regenerasi, beberapa dari sel-sel induk ini berubah menjadi sel-sel penghasil pigmen yang mewarnai rambut. Namun, saat sel-sel induk terkena norepinefrin kiriman saraf simpatik, semua sel-sel induk jadi aktif dan berubah jadi sel-sel yang menghasilkan pigmen.

Baca Juga: Studi: Susu Rendah Lemak Bikin Orang Awet Muda

Berita Terkini Lainnya