Keluarga PDP Covid-19 yang Meninggal Mengamuk di Rumah Sakit Makassar

Mereka meminta jenazah dikembalikan ke rumah duka

Makassar, IDN Times - Kerabat keluarga seorang pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 yang meninggal mengamuk di Rumah Sakit Stella Maris Makassar, Sabtu (4/4). Mereka menolak jenazah keluarganya langsung dimakamkan tanpa dibawa ke rumah duka lebih dulu.

Rekaman video kejadian itu beredar di media sosial dan grup percakapan WhatsApp. Penjabat Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb mengonfirmasi, puluhan orang itu mendesak pihak rumah sakit agar mengembalikan jenazah ke rumah duka, di Jalan Rajawali, Kecamatan Mariso.

"Mereka mau bawa ke rumahnya dulu karena katanya belum ada keluar hasil (pemeriksaan) positif," kata Iqbal dalam keterangan persnya, Sabtu.

Baca Juga: Gugus Tugas Sulsel: Warga Menolak Jenazah COVID-19 karena Tak Mengerti

1. Pihak keluarga tidak paham proses penanganan jenazah terkait Covid-19

Keluarga PDP Covid-19 yang Meninggal Mengamuk di Rumah Sakit MakassarPj Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb (tengah) saat memberikan keterangan pers, Kamis (2/4). Humas Pemkot Makassar

Ribut-ribut terjadi tepat di halaman pintu keluar RS Stella Maris, Jalan Penghibur, Makassar, pagi tadi. Pihak keluarga bersikeras kepada rumah sakit , agar jenazah dikembalikan. Petugas Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Makassar pun turun tangan dibantu aparatur keamanan untuk menenangkan mereka.

Jenazah PDP yang meninggal langsung dibawa ke lokasi pemakaman khusus pasien terkait COVID-19 di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Iqbal mengatakan, keluarga yang sempat keberatan akhirnya menerima setelah mendengarkan penjelasan dari otoritas terkait. Iqbal berharap kejadian seperti itu tidak terulang lagi.

"Memang tadi itu ada pemahaman yang kurang dari mereka (keluarga). Tapi setelah berkoordinasi sampai aparat keamanan ke tingkat RT/RW, telah kita konfirmasi juga ke keluarganya, ternyata sudah paham," ucapnya.

2. Sebagian masyarakat dianggap belum paham standar penanganan pasien Covid-19

Keluarga PDP Covid-19 yang Meninggal Mengamuk di Rumah Sakit MakassarIlustrasi pemakaman pasien positif COVID-19 (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Iqbal menilai sebagian besar masyarakat hingga saat ini masih kurang paham bagaimana sebenarnya pasien Covid-19 ditangani. Kata Iqbal, pasien terkait COVID-19, baik saat masih berstatus orang dalam pemantauan (ODP), PDP, hingga positif, tetap diperlakukan seragam.

Perlakuan terhadap pasien berdasarkan prosedur tetap sesuai standar kesehatan WHO. Sepanjang hasil pemeriksaan belum keluar, pasien juga ditangani dengan sama, termasuk saat dimakamkan.

"Pemahaman di masyarakat selama ini, kalau belum keluar hasil positif, berarti bukan Covid-19. Persepsi itu berbeda dengan apa yang selama ini dilakukan," Iqbal menerangkan.

3. Iqbal harapkan peran pemerintah pusat terkait penanganan pasien Covid-19 di daerahnya

Keluarga PDP Covid-19 yang Meninggal Mengamuk di Rumah Sakit MakassarPenjabat Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb. IDN Times/Istimewa

Di sisi lain, Wali Kota Iqbal mengharapkan kepada pemerintah pusat agar menambah laboratorium pemeriksaan para pasien Covid-19. Kehadiran laboratorium tambahan, diyakini mempermudah masyarakat mendapatkan informasi dengan cepat, terkait hasil pemeriksaan pasien dalam status Covid-19.

Dengan begitu, masyarakat atau keluarga pasien Covid-19 bisa lebih tenang dan paham, jika melihat hasil pemeriksaan laboratorium resmi.

"Kami meminta agar memperbanyak, agar semua hasil-hasil pemeriksaan bisa keluar dengan cepat. Kalau bisa dalam sehari, hasilnya sudah ada," kata Iqbal.

Baca Juga: IDI Berduka, Dokter di Makassar Meninggal Terkait Covid-19

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya