TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Viral Polisi Bersimpuh di Depan Warga, Begini Kronologinya

Aksinya mengundang simpati netizen

Iptu Akbar bersimpuh maaf saat melerai warga Desa Salipolo, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang yang marah soal aktivitas tambang di lokasi setempat / Istimewa

Makassar, IDN Times - Jagat maya baru-baru ini dihebohkan dengan video aksi polisi yang bersimpuh dan meminta maaf di hadapan sejumlah warga. Dengan kondisi memelas belas kasihan warga, polisi berpangkat inspektur satu (iptu) itu bermohon dengan kedua telapak tangan di hadapan wajahnya.

Di belakang polisi itu, terlihat seorang lelaki berbaju hitam yang tergeletak di sela batang pohon pisang. Belakangan diketahui,  polisi itu adalah Kapolsek Cempa, Iptu Akbar.

Baca Juga: Polisi Tangkap Terduga Pelaku Kasus Potongan Kepala di Gowa

1. Kejadian dipicu kemarahan warga terhadap pekerja tambang pasir

Iptu Akbar bersimpuh maaf saat melerai warga Desa Salipolo, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang yang marah soal aktivitas tambang di lokasi setempat / Istimewa

Kapolres Pinrang AKBP Bambang Suharyono mengungkapkan, peristiwa itu terjadi di Desa Salipolo, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, pekan lalu.

Kejadian itu berawal saat dia mendapatkan laporan soal rencana warga yang hendak memasuki area pertambangan untuk menggantikan aktivitas para penambang pasir. Setelah itu, dia memerintahkan Iptu Akbar selaku kapolsek setempat serta jajarannya untuk merapat ke lokasi pertambangan.

“Karena kan saat itu kami di jajaran Polres Pinrang memang sedang mendampingi tim dari Polda Sulsel untuk pembangunan pembuatan Sekolah Polisi Negara,” kata Bambang kepada IDN Times saat dikonfirmasi, Selasa (12/11).

Setelah tiba di lokasi bersama beberapa orang anggotanya, masyarakat setempat telah berkumpul di depan lokasi pertambangan. Akbar disebutkan sempat berdialog dengan para pekerja tambang agar sementara meninggalkan area pertambangan karena rencana massa setempat akan menghentikan paksa aktivitas para penambang.

Namun, pekerja tambang tetap bersikeras untuk tak meninggalkan area pertambangan dan tetap beraktivitas. Warga yang terlanjur masuk dengan sejumlah peralatan seperti bambu hingga golok langsung menghampiri sejumlah penambang. Karena jumlah massa setempat yang banyak, para penambang kewalahan dan meminta perlindungan kepada Iptu Akbar dan anggotanya.

2. Iptu Akbar melerai warga yang marah agar tak melukai pekerja tambang

mhdexpress.co.id

Karena kondisi yang saat itu cukup mencekam, Iptu Akbar berupaya untuk menenangkan massa setempat dengan metode dialog dengan pekerja tambang. Namun tetap saja warga tak bersedia dan bersikap tegas akan mengusir hingga menghentikan aktivitas pertambangan.

Karena emosi yang memuncak massa kemudian kembali mengejar para pekerja tambang. Iptu Akbar saat itu mencari cara agar emosi massa bisa diredam melihat pekerja tambang agar tak dilukai. Akhirnya Iptu Akbar bersimpuh dengan merapatkan kedua telapat tangannya di hadapan massa agar tak melukai pekerja tambang.

Warga yang melihat tindakan Iptu Akbar perlahan luluh dan meminta agar pekerja tambang meninggalkan lokasi dan menghentikan aktivitas alat-alat berat pertambangan.

“Masyarakat memang awalnya sudah menolak dengan adanya kegiatan pertambangan di situ. Sudah beberapa kali juga dilakukan mediasi dengan pemerintah daerah, termasuk semua Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), termasuk juga DPRD Pinrang. Beberapa kali dialog untuk menghentikan sementara aktivitas pertambangan perusahaan,” ucap Bambang.

Hanya saja Bambang enggan menjelaskan lebih rinci menyoal persetujuan izin masuknya tambang mengingat pihaknya kewenangan itu ada di Pemda Pinrang. Intinya, kata Bambang, Forkopimda bersama warga sepakat untuk menghentikan aktivitas pertambangan hingga waktu yang belum ditentukan.

Berita Terkini Lainnya