TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Soal Pembukaan Masjid selama Ramadan, Ini Respons IDI Makassar

Penyebaran COVID-19 dianggap masih mengkhawatirkan

Ilustrasi salat berjamaah (Istimewa)

Makassar, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar tidak mempersoalkan kebijakan pemerintah yang membolehkan ibadah berjemaah di masjid selama bulan Ramadan.

"IDI hanya mengimbau agar protokol tetap tentang kesehatan itu diperketat," kata Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin kepada IDN Times, Senin (12/4/2021). 

Sebelumnya Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman menerbitkan surat edaran yang membolehkan salat tarawih berjemaah dan buka puasa bersama. Namun semua diikuti syarat, antara lain membatasi jumlah hadirin setengah dari kapasitas ruangan.

Baca Juga: Mengenal Suro' Baca, Tradisi Khas Makassar Menyambut Ramadan

1. Tempat wudhu di masjid sebaiknya disediakan sabun

Ilustrasi. Kegiatan salat jumat berjamaah di sejumlah masjid Jakarta (Dok. Koordinator Gerakan Bangkit dari Masjid Arief Rosyid Hasan)

Wachyudi menyebut IDI Makssar sejalan dengan pemerintah dalam urusan pembukaan masjid. Namun, pihaknya berharap protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19 betul dijalankan, tak sekadar slogan.

Pihak masjid diharapkan mengawasi secara ketat prokes di kalangan jemaah. Misalnya menjaga jarak, menggunakan masker, serta menyediakan tempat wudu yang layak. 

"Kan selama ini biasanya sekedar tempat air wudu saja. Sebaiknya di tempat mengambil wudu itu harus ada ekstra yaitu disediakan sabun," ujar Wachyudi. 

2. Prokes kesehatan untuk menekan potensi penyebaran penyakit

Lantai masjid Al Markaz Al Islami Makassar dibersihkan untuk mencegah penyebaran COVID-19, Sabtu (14/3). IDN Times/Asrhawi Muin

Wachyudi menyatakan, potensi penyebaran COVID-19 di Sulsel, khususnya Makassar, sebenarnya masih cukup mengkhawatirkan. Setiap hari masih banyak orang yang terpapar, di sisi lain upaya tracing oleh pemerintah dinilai masih kurang maksimal.

"Seharusnya bisa dilakukan minimal seribu atau 1.500 per hari, menyeimbangkan dengan jumlah penduduk di Sulsel," ucap Wachyudi. 

Salah satu cara untuk menekan angka penyebaran penyakit adalah dengan menerapkan prokes kesehatan ketat tanpa kompromi. "Mengingat juga kondisi saat ini kan sudah ada kebijakan aktivitas di tempat ibadah," katanya. 

Baca Juga: Masjid Al-Markaz Makassar Batasi Aktivitas Sepanjang Bulan Ramadan 

Berita Terkini Lainnya