TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Emak-emak di Makassar Setuju Harga Kantong Kresek Naik karena Cukai

Meski baru sebatas usulan dari Menkeu Sri Mulyani

IDN Times/Daruwaskita

Makassar, IDN Times - Sebagian ibu rumah tangga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, setuju jika pemerintah menerapkan menaikkan harga kantong plastik kresek. Meski masih sebatas wacana, mereka sepenuhnya mendukung rencana jika usulan itu kemudian terealisasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani diketahui mengusulkan wacana pemberlakuan cukai untuk tas kresek. Cukai bakal dikenakan untuk kantong plastik dengan ketebalan di bawah 75 mikron.

Pemerintah berencana mengenakan cukai Rp30 ribu per kilogram, kepada produsen dan importir plastik kresek. Sedangkan tarif cukai per lembar Rp200. Dengan demikian harga kantong plastik jadi Rp400 hingga Rp500 setelah kena cukai.

"Tidak apa-apa naik. Itu malah bagus sekali. Kalau bisa sekalian dikasih mahal. Kayaknya semakin murah kantong, semakin banyak sampah plastik. Jangan setengah-setengah. Kalau mahal berpikir pasti orang pakai kantong plastik (kresek)," kata Paulina Linda, salah satu dari sejumlah emak-emak saat berbincang dengan IDN Times, Kamis (20/2).

Baca Juga: DPR dan Menkeu Sepakat Produk Plastik Bakal Kena Cukai

1. Menurut emak-emak, naiknya harga kantong kresek bisa meminimalisir pemakaian

straitstimes.com

Paulina merupakan seorang ibu rumah tangga sekaligus pedagang makanan kaki lima. Setiap pagi, ibu dua anak itu harus ke pasar untuk mempersiapkan seluruh kebutuhan pokok pangan, kemudian diolah menjadi makanan jadi sebelum dijual.

Hampir setiap harinya, kata Paulina, kantong kresek menjadi kebutuhan pelengkap untuk membawa barang-barang keperluan dapur dari pasar. Sekian tahun berdagang dan bersentuhan langsung dengan kantong kresek, membuatnya perlahan sadar tentang dampak buruk pemakaian yang sangat berlebihan.

"Masih pakai plastik juga sampai sekarang memang tapi sudah dikurangi sedikit-sedikit. Karena kan ada tas-tas kayak karung goni itu tapi khusus untuk simpan, sayur, terigu segala macam. Kalau bawa ikan sama ayam masih pakai kantong. Tapi kalau sudah naik lagi, tidak apa-apa, justru bagus," ujarnya.

Senada dengan Paulina, emak-emak lainya, Irnayanti sangat setuju apabila harga setiap kantong kresek yang tiap harinya digunakan naik. Menurutnya, kenaikan harga setiap kantong kresek akan membuat orang, khususnya ibu rumah tangga, memilih wadah alternatif lain untuk digunakan dalam berbelanja.

"Minimal itu, kalau ada yang satu kali pakai saja. Misalnya kayak tas besar itu, yang dari bahan kain atau apa. Mungkin bisa buat orang, seperti saya ini, ibu-ibu bisa berpikir supaya pemakaian kantong plastiknya bisa dikurangi," ucap ibu satu anak itu.

2. Harus ada alternatif lain dari pemerintah untuk mengurangi penggunan kantong kresek

facebook.com/ROV ไหมละ

Keduanya mengaku menyatakan memang cukup sulit untuk melepas ketergantungan pada penggunaan kantong kresek sebagai wadah barang bawaan. Utamanya saat berbelanja ke pasar. Mereka berpendapat, selain mengusulkan soal kenaikan harga, mestinya harus ada alternatif lain yang bisa bisa jadi solusi pemerintah untuk menekan penggunaan kantong kresek.

"Mungkin bisa cari cara lain seperti apakah begitu. Ada tas-tas untuk kerajinan dari rotan kah, atau apa. Baru dijual ke pasar-pasar. Bisa kayak dipromosikan dulu supaya orang tahu. Bisa mungkin beralih kita-kita ini kalau ada tas begitu. Intinya kan bisa dipakai bawa barang kalau dari pasar," ungkap Irnayanti.

Baca Juga: Kurangi Plastik, 8 Cara yang Bisa Dilakukan Saat Traveling

Berita Terkini Lainnya