TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polda Sulsel Tak Tuntaskan Kasus Kekerasan terhadap Jurnalis Makassar

Humas Polda Sulsel tidak tahu kasus kekerasan jurnalis

ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Makassar, IDN Times - Proses hukum kasus kekerasan terhadap jurnalis di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang terjadi pada 2019 silam, belum menemui titik terang. Padahal Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel telah menetapkan empat orang polisi sebagai tersangka.

Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan (Kabid Propam) Polda Sulsel, Kombes Pol Agoeng Adi Kurniawan, mengaku tidak tahu perkembangan kasus tersebut.

"Iya belum ada (perkembangan kasus) ke Kabid Humas (Polda Sulsel)," kata Agoeng kepada IDN Times, Selasa (1/11/2022).

Kasus kekerasan yang menimpa jurnalis LKBN ANTARA, Muhammad Darwin Fatir terjadi pada 24 September 2019, saat korban sementara meliput demonstrasi berujung bentrok di kantor DPRD Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo Makassar.

Saat kejadian, Darwin dan dua jurnalis lainnya yakni Isak Pasabuan dan M Saiful Rania mengalami penganiayaan dari sejumlah polisi yang bertugas mengamankan demosntrasi.

Kasus tersebut lalu diproses oleh pihak Propam Polda Sulsel bersama penyidik Ditreskrimum Polda Sulsel, yang akhirnya menetapkan empat anggota polisi sebagai tersangka pada tanggal 26 Februari 2020.

1. Humas Polda Sulsel tidak tahu kasus kekerasan jurnalis

Markas Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) di Jl Perintis Kemerdekaan Km 17, Makassar. Dahrul Amri/IDN Times Sulsel

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Komang Suartana mengatakan, ia juga belum mendapatkan informasi perkembangan kasus kekerasan yang menimpa tiga jurnalis di Makassar tersebut.

"Saya belum dapat (informasi kasus), bisa WA (WhatsApp) ke saya terkait kasusnya ngga? Soalnya saya masih di Jakarta lagi ada rapat di Mabes (Polri), kasusnya yang tangani Polres atau Polda," ungkapnya.

2. LBH Pers harap kasus kekerasan jurnalis sampai di pengadilan

ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Sementara itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Makassar selaku kuasa hukum korban menilai, sudah dua tahun kasus kekerasan terhadap Darwin ini tidak ada tanda-tanda penyelesaian.

"Kami berharap agar kasus ini bisa segera mungkin dilanjutkan ke pengadilan, karena kan sudah ada empat tersangka ditetapkan Polda," ungkap salah satu pengacara LBH Pers, Firmansyah.

Firmansyah menyebut, proses hukum kekerasan terhadap jurnalis di Makassar ini terkesan lambat dan tertutup. Karena itu, dia meminta Polda Sulsel transparan dan akuntabel agar ada kejelasan penyelesaian kasus.

Baca Juga: Polda Sulsel Temukan Bukti Kasus Kekerasan terhadap Jurnalis Makassar

Berita Terkini Lainnya