23 Tahun Antang Makassar Dihantui Banjir: Kami Capek, Adakah Solusi?
Warga Blok 8 Perumnas Antang menderita karena banjir
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Ketua Rukun Warga (RT) 04, Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Fatiah Bachmid (50), setiap tahun selalu berharap agar ada solusi mengatasi banjir di wilayahnya, Perumnas Antang Blok 8.
"Adakah solusi? kami kalau hitung-hitungan sudah 20 tahun lebih seperti ini. Awal kami kebanjiran akhir tahun 1999, kami mengungsi di masjid ini," ungkap Fatiah saat ditemui di masjid Al Muttaqin, Perumnas Antang Blok 8, Jumat sore (17/2/2023).
Fatiah menceritakan, masjid tersebut merupakan tempat pengungsian rutin setiap banjir melanda. Bahkan, mereka pernah menjalani bulan Ramadan dan Lebaran di tempat itu karena rumah kebanjiran.
"Semua itu sudah kami lalui. Makin ke sini tiap tahun bukan makin turun (banjir), malah naik," lanjutnya sambil menyeka air mata.
Diketahui, banjir besar mulai terjadi di Makassar pada Senin (12/2/2023) lalu. Saat itu banjir merendam 45 Kelurahan dari 12 Kecamatan. Dampaknya, sebanyak 2.929 orang harus mengungsi di 37 titik pengungsian.
1. Sudah 23 tahun warga Blok 8 Perumnas Antang dihantui banjir
Akibat banjir yang selalu datang tiap tahun, kata Fatiah, warga Perumnas Antang Blok 8 harus rugi uang, tenaga dan waktu. Perabotan rumah yang rusak terendam air mesti dibuang lalu diganti dengan uang tabungan.
"Setinggi apa kami berusaha angkat barang kami. Ini sudah lima kali (banjir), November 2022, Desember dua kali, Januari (2023) dan bulan Februari yang kelima. Kalau memang ada yang diusahakan setidaknya semakin berkurang tinggi airnya, tetapi ini makin parah, kasihanilah kami pak, warga Makassar," jelas Fatiah.
Setiap banjir datang, bantuan sembako dan kebutuhan harian memang selalu berdatangan dari berbagai pihak. Namun, itu bukan solusi untuk mengakhiri penderitaan warga korban banjir.
"Selalu ada yang datang membawa bantuan bilang sabar bu, sabar bu. Kurang sabar apa kami selama 23 tahun kami bertahan di sini? Kalau mau pergipun mau pergi kemana? Jadi tolonglah, kami capek, kami butuh solusi," sambungnya.
Baca Juga: Banjir Makassar, LBH: Warga Bisa Gugat Pemkot-Pemprov ke Pengadilan
Baca Juga: Walhi Siap Penuhi Tantangan Danny Pomanto soal Data Banjir Makassar