TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Orang Tua Siswa di Makassar Protes Pencanangan Baju Adat

Sewa baju adat mahal, dibiayai sendiri orang tua siswa

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2022 pada Jumat (13/5/2022). (Dok. Kemendikbudristek)

Makassar, IDN Times - Pencanangan penggunaan baju adat bagi pelajar di Makassar menuai protes dari kalangan orang tua murid. Kebijakan yang dibuat Pemerintah Kota Makassar itu dinilai merepotkan dan mahal.

Salah satu orang tua murid dari SD IKIP, Dewi, mengatakan, kebijakan penggunaan pakaian adat ini kurang tepat. Sebab, tidak sedikit orang tua atau wali murid berada dalam koridor yang ekonomi cukup sulit.

"Sewa baju adat itu Rp100 ribu sampai Rp150 ribu. Kalau tiap bulan, ditambah hari budaya, hari jadi, itu berapa sewanya," kata Dewi kepada IDN Times, Kamis (4/5/2023).

Baca Juga: Danny Pomanto: Setiap Tanggal 1 Siswa Pakai Baju Adat di Sekolah

1. Dianggap memberatkan orang tua

Upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di Makassar, Selasa (2/5/2023). Pemerintah Kota mencanangkan penggunaan baju adat bagi siswa SD-SMP setiap bulan. (Dok. IDN Times/Pemkot Makassar)

Para pelajar memang biasa mengenakan pakaian adat pada hari-hari khusus. Di antaranya, Hari Kebudayaan Kota Makassar yang diperingati setiap tanggal 1 April. Pemkot Makassar ingin agar pakaian adat tak hanya dipakai di hari-hari tertentu melainkan rutin setiap bulan.

Jika kebijakan ini diterapkan, maka jelas hal ini akan memberatkan orang tua. Biaya yang dikeluarkan orangtua untuk sewa baju adat bakal berlipat terlebih jika anak yang bersekolah lebih dari satu.

"Kalau satu anak, mending. Tapi kalau yang banyak anaknya bagaimana. Mungkin bisa pemerintah saja yang siapkan baju adatnya," kata Dewi.

2. Baju adat bagus dipakai saat hari khusus

Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi pembina upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional, Selasa (2/5/2023). (Dok. IDN Times/Pemkot Makassar)

Orang tua lainnya, Nurul, juga merasa keberatan apabila aturan menggunakan pakaian setiap bulan nantinya diterapkan. Penggunaan baju adat ini, kata dia, cukup diterapkan saat hari-hari khusus seperti Hari Kebudayaan itu.

Menurutnya, penggunaan pakaian adat untuk siswa memang baik untuk melestarikan budaya. Hanya saja, akan sulit untuk menerapkannya sebab kondisi setiap keluarga berbeda. 

"Tidak boleh menyamaratakan setiap orang tua. Saya sih tidak setuju. Baju adat itu memang bagus kalo dipakai di hari-hari besar, tapi kalau setiap bulan sih tidak. Yang paling sulit itu SD," kata Nurul.

Baca Juga: Arus Balik, Penumpang di Pelabuhan Makassar Naik 143 Persen

Berita Terkini Lainnya