TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jumlah Pasien COVID-19 di RS Rujukan Makassar Cenderung Menurun

Ruang perawatan dan ketersediaan tempat tidur masih cukup

Ilustrasi pasien COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui

Makassar,IDN Times - Ruang perawatan pasien COVID-19 di sejumlah daerah di Indonesia hampir penuh. Hal itu terjadi karena adanya lonjakan kasus COVID-19 yang menyebabkan meningkatnya keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan.

Direktur Utama Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar, Arman Bausat, menyatakan kondisi itu umumnya tidak terjadi di rumah sakit rujukan di Makassar. Demikian halnya di RSKD Dadi yang jadi salah satu RS rujukan penanganan COVID-19. Arman menyebut kondisi pandemik berbeda-beda di setiap provinsi.

"Di awal Juni-Juli itu kan Sulsel sepertinya di puncak pada waktu itu. Kita bisa lihat dari temuan-temuan positif harian Sulsel waktu itu. Tapi yang kita lihat di bulan September ini kan makin hari makin berkurang temuan positifnya," ujar Arman Bausat saat dikonfirmasi IDN Times, Rabu (9/9/2020).

1. Ruang perawatan dianggap masih memadai

Direktur RSKD Dadi Makassar dr Arman Bausat. IDN Times/Istimewa

Sebagai informasi, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Sulsel hingga 8 September 2020 menurut data Kementerian Kesehatan sudah mencapai 12.746 kasus. Jumlah pasien sembuh sudah mencapai 9.846 dan pasien meninggal dunia mencapai 373 orang. Meski demikian, penambahan kasus baru sudah cenderung berkurang walau masih fluktuatif.

Menurut Arman penurunan jumlah kasus baru ini kemungkinan memang disebabkan oleh penanganan yang baik atau masyarakat yang memang tidak mau lagi melakukan tes swab. Namun menurunnya kasus baru ini berdampak pada ketersediaan ruang perawatan dan tempat tidur untuk pasien. 

"Dampaknya dengan kurangnya kasus positif, otomatis ruang perawatan tidak seperti di Pulau Jawa yang mulai penuh. Kami sekarang malah berkurang. Kapasitas tempat tidur kami kan 230, karena kami juga melayani ibu hamil COVID," kata Arman.

2. Sempat terjadi lonjakan pasien

Ilustrasi pasien COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Arman tak menampik bahwa di rumah sakitnya itu sempat terjadi lonjakan pasien, utamanya pada bulan Juni-Juli yang memang disebut sebagai puncak pandemik COVID-19 di Sulsel. Saat itu, kata Arman, RSKD Dadi bahkan pernah menerima 220 kasus rawat inap harian. 

Akan tetapi, jumlah itu semakin menurun sejak memasuki pertengahan Agustus lalu. Hingga akhir Agustus, pasien rawat inap yang ditangani RSKD Dadi hanya tinggal 40-80 pasien. 

"Awal September, makin turun. Mulai lagi naik sekarang tapi hanya 60. Artinya 230 tempat tidur kami, banyak yang kosong dan saya yakin juga di tempat lain begitu," kata Arman.

Berita Terkini Lainnya