TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Geng Motor Kembali Marak di Makassar, Mengapa Terus Terjadi?

Permasalahan geng motor kerap timbul tenggelam

Ilustrasi penangkapan geng motor (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)

Makassar, IDN Times - Baru-baru ini, media sosial diramaikan dengan video aksi geng motor bersenjata anak panah yang terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka tak segan mengancam pengendara yang melintas bahkan mengarahkan anak panah kepada pengguna jalan. Aksi tersebut jelas meresahkan warga dan pengguna jalan. 

Keberadaan geng motor bukan barang baru di Kota Makassar. Namun, masalah ini tak kunjung terselesaikan. Ketika kasus geng motor seolah meredup dan tak terdengar lagi gaungnya, maka kasus serupa akan kembali terulang. Mereka meneror dan membuat masyarakat takut.

Pakar Hukum dan Kriminologi Universitas Negeri Makassar, Prof Heri Nasir, mengatakan permasalahan geng motor, khususnya di Kota Makassar, masih up and down atau naik turun. Dalam artian, kasus geng motor selalu memiliki momentum tersendiri di mana pelaku melihat situasi dan kondisi.

"Inilah yang saya katakan bahwa namanya kejahatan itu up and down. Kemudian memang kita tidak bisa katakan bahwa serta merta dia hilang. Banyak kondisi yang menyebabkan dia bisa tumbuh kembali, terutama memanfaatkan kelengahan masyaarakat," kata Prof Heri kepada IDN Times, Senin (17/10/2022).

1. Geng motor didominasi remaja labil

Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi memberikan arahan kepada kelompok geng motor Bodrex. (Dok. Polrestabes Makassar)

Prof Heri menjelaskan geng motor kerap didominasi remaja di mana usia mereka masih tergolong sangat labil. Kondisi ini sangat tergantung situasi, sebab ketika mereka mendapatkan kegiatan yang positif, maka perhatiannya tidak akan tercurah ke hal-hal negatif. Begitu pun sebaliknya.

Kondisi yang sangat labil itu, kata dia, membuat posisi mereka sangat rentan. Mereka akan dengan mudah dimanfaatkan oleh kelompok -kelompok tertentu. 

"Jadi kita ingin bahwa masyarakat ini memang tetap waspada dan jangan kendor. Karena ini kan momentum bagi geng motor juga melihat situasi dan kondisi sehingga mudah memanfaatkan situasi," katanya.

2. Masyarakat jangan lengah

[Ilustrasi] Geng motor yang ditangkap polisi. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Dengan permasalahan yang seperti ini, Prof Heri menyebut bahwa geng motor tak melulu harus ditimpakan kepada aparat penegak hukum. Namun dibutuhkan peran serta dari masyarakat dalam mengatasi geng motor. 

"Paling tidak misalnya bagaimana mempersempit ruang geng-geng motor itu untuk menimbulkan korban. Jadi misalnya kelengahan masyarakat ini harus tetap dijaga," katanya.

Pemerintah kota juga seharusnya rutin memantau masyarakatnya agar selalu mawas diri. Apalagi geng motor beraksi tak melihat tempat.

"Jangan sampai misalnya di tempat-tempat yang sepi dan sebagainya itu mereka akan memanfatkaan momen," kata Prof Heri.

Berita Terkini Lainnya