TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bahtiar Ingin Hidupkan Lagi Potensi Ekonomi Teluk Bone di Sulsel

Sebut Teluk Bone raksasa yang telah lama tidur

Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin saat meninjau Pelabuhan Pattiro Bajo, Bone, Sabtu (7/10/2023).

Makassar, IDN Times - Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin, ingin menghidupkan lagi potensi ekonomi di teluk Bone. Dia menyebut Teluk Bone adalah raksasa yang sedang tidur. 

Menurutnya, potensi ekonomi Teluk Bone tidak kalah dengan potensi teluk lain yang ada di Indonesia. Teluk Bone, kata dia, punya hasil bumi yang bisa diharapkan menjadi lokomotif pembangunan di Sulsel.

"Satu bulan terakhir setelah menjadi penjabat Gubernur, saya sampaikan, bahwa ratusan tahun teluk Bone adalah raksasa yang sedang tidur," ujar Bahtiar, dalam siaran persenya, Minggu (8/10/2023).

1. Pembangunan lebih condong ke pantai barat

Ilustrasi suasana sore hari menjelang malam di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan. (dok. DJPL Kemenhub)

Menurut Bahtiar, Teluk Bone disebut sebagai raksasa tidur karena lanskap ekonomi dan potensi yang dimilikinya. Sejak zaman penjajahan, pantai barat di Sulsel khususnya Selat Makassar lebih dikenal dan diperhatikan pembangunannya. Padahal Teluk Bone juga dulunya adalah jalur laut yang penting.

Karena itu, dia menilai bahwa Teluk Bone juga harus menjadi perhatian demi pemerataan pembangunan. Dalam sejarah yang berkembang, kata Bahtiar, semua perekonomian berpusat di Kota Makassar dan Parepare atau pantai barat.

"Akhirnya semua barang dari luar semua ke Makassar dan Parepare, baru dikirim ke Bone, Wajo, Sinjai dan seterusnya. Akibatnya biaya trasportasinya besar dan pasti cepat rusak jalan," kata Bahtiar.

Baca Juga: Bahtiar Beri Warning Dua Daerah di Sulsel karena Belum Susun Anggaran

2. Mengurangi biaya transportasi melalui jalur laut

Terminal Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. (Dahrul Amri/IDN Times Sulsel)

Pengembangan pelabuhan laut di Sulsel, kata Bahtiar, sangat penting. Hal ini termasuk untuk transportasi logistik yang lebih baik dan meningkatkan nilai ekonomi agar biaya transportasi lebih murah.

Maka untuk mengurangi biaya trasportasi, cara pandang dalam pengembangan pembangunan pelabuhan laut harus diubah. Hal ini sebagai solusi untuk menjawab kesulitan masyarakat menjual hasil pertaniannya. 

Menurut Bahtiar, salah satu cara mengurangi biaya transportasi yaitu dengan melalui jalur laut. 

"Kenapa China Sanghai paling besar di dunia, karena dia memiliki pelabuhan terbesar saat ini, kenapa Singapura paling besar saat ini karena dia pelabuhan laut terbesar barang di dunia kawasan sini," jelasnya.

Baca Juga: Kemarau Panjang, Pemprov Sulsel Upayakan Hujan Buatan

Berita Terkini Lainnya