TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ancaman Krisis Air di Makassar, Bendung Leko Pancing Mulai Surut

PDAM Makassar turunkan 3 pompa suplesi cegah krisis air

Gedung kantor PDAM Kota Makassar di Jalan DR. Ratulangi Makassar. (Dok. PDAM Makassar)

Intinya Sih...

  • PDAM Makassar menurunkan 3 pompa suplesi di Sungai Moncongloe untuk mengatasi krisis air akibat musim kemarau.
  • Kondisi air di Bendung Leko Pancing mulai berkurang karena kurangnya curah hujan di daerah Tompobulu, Kabupaten Bone.
  • Produksi air terutama di IPA 2 Panaikang dan IPA 3 Antang berkurang, menyebabkan beberapa wilayah mengalami keluhan suplai air yang tidak seperti biasa.

Makassar, IDN Times - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar mulai mengantisipasi dampak kekeringan akibat musim kemarau. Pasalnya, puncak musim kemarau mulai berdampak pada menurunnya debit di Bendung Leko Pancing. 

PDAM Makassar telah menurunkan 3 pompa suplesi yaitu 2 pompa berkapasitas 600 liter per detik dan 1 pompa berkapasitas 300 liter per detik. Tiga pompa suplesi itu dipasang di daerah aliran sungai Tallo, tepatnya di Sungai Moncongloe.

"Kita sudah turunkan pompa suplesi yang ada di Moncongloe Nipa-nipa. Kita mau mengambil air sama air baku di Sungai Moncongloe," kata Humas PDAM Kota Makassar, Idris Tahir kepada IDN Times, Jumat (28/6/2024).

1. Kondisi air baku mulai berkurang

Idris menjelaskan kondisi air di Bendung Leko Pancing saat ini  cenderung mulai berkurang. Hal itu karena sudah beberapa minggu tidak ada curah hujan di hulu yakni di daerah Tompobulu, Kabupaten Bone.

"Jadinya dia pengaruhi sumber air kita yang ada di Leko Pancing. Kan satu bendungan ini yang setiap tahun bermasalah," kata Idris.

Kondisi tersebut telah berlangsung selama sebulan terakhir. Jika biasanya air di Bendungan Leko Pancing setinggi 50 cm di atas pelimpahan mercusuar, maka saat ini rata-rata setinggi mercusuar. 

"Bahkan cenderung dia turun 2-5 cm di bawah mercusuar," kata Idris.

2. Mempengaruhi produksi air

Kondisi tersebut mempengaruhi produksi air yang juga berkurang terutama di  Instalasi Pengolahan Air (IPA) 2 di Panaikang dan IPA 3 di Antang. Namun Idris menjelaskan instalasi yang sedikit bermasalah hanya di IPA 2 sedangkan IPA 3 belum terlalu signifikan.

IPA 2 Panaikang adalah instalasi yang khusus menyuplai air ke wilayah Biringkanaya, Bontoala, Makassar, Mariso, Mamajang, Manggala, Panakkukang, Ujung Tanah, Rappocini, Tallo, Tamalanrea, Wajo, Tamalate, dan Kecamatan Ujung Pandang. 

Sementara IPA 3 mencakup Kecamatan Manggala. Lalu IPA 4 mencakup wilayah Kecamatan Makassar, Mamajang, Mariso, Rappocini, Tamalate, juga Ujung Pandang.

"Sekarang sudah ada beberapa pengaduan yang mulai merasakan bahwa suplai air yang mereka terima tidak seperti biasa. Berarti kan sudah ada pengaruhnya," kata Idris.

3. Belum ada laporan kekeringan signifikan

Idris menjelaskan kondisi kering seperti ini hampir terjadi setiap tahun. Hal ini karena efek musim kemarau dan sumber air yang mengandalkan tadah hujan.

Pertengahan tahun ini, PDAM belum menerima laporan kekeringan yang signifikan seperti tahun lalu meskipun ada laporan. Salah satu laporan pelanggan yaitu mengeluhkan air di rumahnya tidak mengalir saat pagi padahal biasanya mengalir.

"Kalau malam mereka dapat tapi ada yang pagi atau siang mereka mengeluh tidak mengalir airnya. Berarti itu sudah mulai berdampak," kata Idris.

Dia menyebutkan keluhan-keluhan itu biasanya datang dari utara kota yakni di Kecamatan Tallo. Di antaranya yaitu sebagian wilayah Barukang, Sabutung, Camba Berua, dan Cambayya.

"Tapi belum signifikan. Belum keseluruhan satu daerah. Hanya beberapa warga saja yang mengeluhkan itu," kata Idris.

Baca Juga: Kekeringan, Warga NTI di Makassar Terpaksa Harus Beli Air Bersih

Berita Terkini Lainnya