TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

14 Ribu Ekor Babi di Luwu Timur Mati Mendadak Akibat Flu Babi Afrika

Tingkat kematian babi di Luwu Timur mengalami peningkatan

Ilustrasi bangkai babi. Bangkai babi juga ditemukan di kawasan Pantai Labu, Deli Serdang (Dok.IDN Times/istimewa)

Makassar, IDN Times - Sekitar 14.756 ekor ternak babi di Kecamatan Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), dilaporkan mati mendadak. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur membenarkan bahwa kematian ribuan ekor babi itu akibat serangan virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika

Drh I Gusti Ngurah, staf dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur menjelaskan, virus ASF telah masuk sejak awal April 2023 lalu melalui daging babi yang dikirim dari luar Luwu Timur. Virus ini kemudian menyebar ke seluruh kecamatan yang mengakibatkan banyak babi mati.

Dia menjelaskan virus ini tidak menular ke manusia karena tidak bersifat zoonosis melainkan target utamanya hanya di hewan babi dan bukan hewan lainnya. 

"Jadi penularan ke hewan lain seperti sapi, kambing dan lainnya tidak terjadi juga," kata I Gusti Ngurah dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Senin (15/5/2023).

1. Kematian babi terjadi di sejumlah kecamatan

Peternakan babi di Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). (dok. Kementan)

Pada 12 Mei 2023, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur melalui Bidang Peternakan mencatat ada 8.081 ekor babi mati di Kecamatan Tomoni Timur dari jumlah populasi sebanyak 12.054 ekor. Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Kalaena di mana tercatat ada 17 ekor babi.

Kemudian, di Kecamatan Mangkutana, tercatat ada 1.558 ekor babi mati dari total populasi 3.709 ekor.

Pada 13 Mei 2023, dinas terkait mencatat jumlah ternak babi yang mati di Luwu Timur sebanyak 14.756 dari total populasi babi sebanyak 32.072 ekor. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan makin luasnya cakupan virus ASF ini yang hampir merata di seluruh wilayah Luwu Timur.

2. Pemkab berupaya cegah kematian babi lebih luas

Penanganan kasus penyebaran demam babi Afrika (African Swine Fever/ASF) di Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). (dok. Kementan)

Berdasarkan data tersebut, tingkat kematian babi di Luwu Timur mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Agar tidak meluas dan mencegah kematian babi lebih masif, Pemkab Luwu Timur pun mengambil langkah cepat untuk menangani virus ini.

Pemkab terus mendata jumlah babi untuk dilaporkan kepada Pemprov Sulsel maupun Kementerian Pertanian guna mendapatkan penanganan dalam bentuk disinfektan.

Dinas Pertanian dan Dinas PUPR juga terus melakukan koordinasi dengan seluruh camat mengenai kondisi pasca kematian babi di wilayah masing-masing. Babi-babi yang telah mati harus segera dikubur dengan menggunakan excavator milik Dinas PUPR dibantu PDAM di lokasi penguburan massal yang telah disiapkan masing-masing kecamatan. 

Baca Juga: Banjir di Luwu Terjang 10 Desa, Satu Korban Hanyut Masih Hilang

Berita Terkini Lainnya