Bicara Tentang BTP, 5 Hal yang Diingat Orang Makassar 

Ada yang pernah atau sedang tinggal di sini?

Makassar, IDN Times - Jika kamu tinggal di Makassar, salah satu daerah yang paling sering disebut adalah Bumi Tamalanrea Permai atau biasa disingkat BTP. Daerah berstatus perumahan nasional (perumnas) ini sudah berdiri sejak awal dekade 1990-an.

Kala itu, Kecamatan Tamalanrea masih belum sepadat sekarang. Perlahan-lahan, Tamalanrea berkembang jadi wilayah ekonomi baru.

Hal itu gak lepas dari proyeksi pemerintah Kota Makassar yang menetapkan Tamalanrea sebagai pusat pendidikan. Sekarang, BTP menjadi kawasan padat penduduk, lengkap dengan segala dinamika khas wilayah perkotaan.

Nah, berikut ini IDN Times Sulsel menyajikan lima hal yang terlintas di benak orang Makassar saat berbicara tentang BTP.

Baca Juga: Tanpa El Nino, Makassar Capai Suhu Tertinggi Sepanjang Sejarah

1. Ibarat "kota dalam kota"

Bicara Tentang BTP, 5 Hal yang Diingat Orang Makassar IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

Gimana sih orang Makassar menggambarkan kondisi BTP? Singkat aja: semua nyaris ada. Meski berlabel perumnas, jangan raguin kelengkapan fasilitas dalam kawasan ini loh. Orang gak perlu jauh-jauh memenuhi kebutuhannya.

Beberapa orang bahkan menyebut BTP tuh "kota dalam kota".

Perkantoran pemerintah dan swasta? Berjejer rapi di pintu masuk. Pemadam kebakaran? Satu stasiun udah standby 24 jam. Ada masalah keamanan? Di dalam BTP-lah ada Polsek Tamanrea. Butuh belanja kebutuhan? Ada minimarket, pasar versi mini berdiri di pinggiran kanal kecil wilayah Blok M sampai warung-warung kecil.

Kehabisan bensin? Beberapa kios sudah menyediain layanan Pertamini kok. Nyari tempat olahraga? Ada Lapangan Ta'lalimapulo yang dilengkapi jogging track, lapangan sepak bola, sepak takraw, bulutangkis dan volleyball. Beberapa wilayah perumahan pun berdiri di dalam BTP. Apa dong yang kurang? Hanya mal dan hotel.

2. Sayangnya, kemacetan jadi pemandangan sehari-hari

Bicara Tentang BTP, 5 Hal yang Diingat Orang Makassar IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

Sejak kapan jalanan perumahan jadi macet? Memang unik, sih. Tapi itu cuma terjadi di BTP. Gerbang pintu masuk dan perempatan dekat SMPN 30 Makassar jadi titik macet nyaris setiap hari.

Waktu macetnya pun mirip dengan jalanan kota Makassar pada umumnya. Jam pergi kerja (7.00 sampai 9.00) serta pulang ngantor (18.00 sampai 19.00). Harus diakui, jalanan BTP yang cukup sempit harus menampung volume kendaraan warga yang melimpah ruah setiap harinya.

Macetnya bakal makin parah kala ada kendaraan mogok atau rusak di tengah jalan. Yaah,  kemacetan itu udah biasa dihadapi para penduduk perkotaan. Bener gak?

3. Banyak tempat makan murah meriah!

Bicara Tentang BTP, 5 Hal yang Diingat Orang Makassar IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

Nah, bagi anak kosan yang tinggal di wilayah ini, BTP tuh kayak "surga" saat kantong kering atau akhir bulan. Banyak warung makan yang menyediakan menu-menu dengan harga yang sangat-sangat-sangat terjangkau.

Mulai dari ayam geprek dengan harga Rp10 ribu, prasmanan murah meriah, warung Coto Makassar di bawah Rp20 ribu, aneka minuman gaul mulai dari Thai Tea sampai aneka jus buah, bubur ayam yang diguyur pake kari ayam, terang bulan (atau martabak manis) ukuran mini, nasi goreng, dan masih banyak lagi.

Ngomong-ngomong soal makanan, kamu jadi lapar? Segera meluncur ke BTP!

4. Tempat nongkrong asyik bak jamur di musim penghujan

Bicara Tentang BTP, 5 Hal yang Diingat Orang Makassar IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

Selain sejumlah warung makan dengan harga terjangkau, di BTP pun bejibun tempat nongkrong yang cozy bin asyik. Harga dan konsepnya pun bervariasi, loh. Karena nongkrong adalah hak segala usia.

Mulai dari warung kopi tempat orang-orang bicarain politik, kedai kopi untuk sekadar kerja tugas atau main game bareng temen-temen, kafe yang bisa dipakai buat ketemu dengan kolega kerja atau bahkan rapat. Semua siap memenuhi kebutuhanmu. Tapi ingat, selalu sesuaikan dengan isi dompet, ya!

5. Ritual kebanjiran nyaris tiap tahun

Bicara Tentang BTP, 5 Hal yang Diingat Orang Makassar IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

Sayangnya, BTP juga langganan banjir, nyaris tiap tahun. Salah satunya pada awal 2019 ini, di mana banjir merendam sejumlah blok hingga setengah meter. Aktivitas masyarakat lumpuh. Sebagian bahkan mengungsi membawa barang-barang berharga.

Coba mengakali situasi, beberapa rumah di blok-blok rawan banjir memilih membangun rumah dua tingkat atau meninggikan halaman rumahnya. Akan tetapi, alam emang gak bisa ketebak. Banjir medio Januari lalu merupakan kombinasi dari curah hujan tinggi, menyempitnya daerah resapan air, sampah, dan faktor lainnya.

Masalah drainase dan kebiasaan membuang sampah sembarangan juga jadi salah satu penyebab utama. Kini, pelayanan sampah oleh pihak kecamatan sudah rutin dilakukan dua hari sekali. Sejumlah gorong-gorong, got dan saluran air pun rutin dibersihkan, terutama menjelang musim hujan. Langkah pencegahan memang lebih baik.

Demikian tadi lima hal yang paling diingat soal BTP versi IDN Times Sulsel. Orang BTP, ki? Ada yang mau ki tambahkan?

Baca Juga: 12 Potret Ruas Jalan di Makassar Tempo Dulu, Kamu Bisa Tebak di Mana?

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya