Baru Terbentuk, Partai Gelora Ikut Ajukan Calon di Pilkada

Muzakkir Ali Djamil didorong maju di Pilkada Makassar

Makassar, IDN Times - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia yang baru didirikan pada tahun 2019, bakal ambil bagian di Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar tahun 2020. Partai yang diketuai Anis Matta mendorong kadernya untuk bertarung sebagai calon.

Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Gelora Indonesia Sulawesi Selatan, Muzakkir Ali Djamil, diajukan sebagai bakal calon wali kota Makassar. Dia merupakan eks politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan legislator DPRD Makassar periode 2009-2019.

Keseriusan Partai Gelora ditunjukkan dengan aktif sosialisasikan Muzakkir di masyarakat. Muzakkir juga sudah diikutkan pada penjaringan kandidat yang digelar sejumlah partai politik, seperti yang teranyar di Partai Demokrat.

“Kemarin kami hadir di Sekretariat Demokrat Makassar untuk mengambil formulir calon wali kota. Gelora Makassar mengajukan Muzakkir sebagai calon wali kota Makassar,” kata Ketua DPD Partai Gelora Indonesia Makassar Muttaqien Yunus, saat dihubungi Rabu (8/1).

1. Partai Gelora siap terlibat aktif di pilkada serentak

Baru Terbentuk, Partai Gelora Ikut Ajukan Calon di PilkadaAnis Matta (pertama kiri), ketua Umum Partai Gelora saat memberikan SK kepada Hadi Mulyadi (kedua kiri) di Jakarta (Dok. Humas Partai Gelora)

Sejak didirikan pada November 2019, Partai Gelora Indonesia berfokus membentuk struktur pengurus hingga ke pelosok daerah. Muttaqien mengatakan partainya sudah memiliki pengurus yang lengkap di Sulsel, yang dipimpin Bupati Takalar Syamsari Kitta.

Partai Gelora sebenarnya belum bisa mengusung calon di pilkada. Sebab mereka belum punya kursi di legislatif, sebagai syarat utama mengajukan calon. Kader partai pun hanya bisa berpartisipasi dengan menempuh penjaringan kandidat di partai lain.

“Saat ini struktur sudah rampung, dan kami siap terlibat aktif pada pilkada 2020. Kita akan lihat, apakah ada kader Partai Gelora yang berniat untuk ikut bertarung,” ucap Muttaqien.

 

2. Partai mendukung kandidat yang punya gagasan kuat

Baru Terbentuk, Partai Gelora Ikut Ajukan Calon di PilkadaIlustrasi surat suara pilkada. IDN Times/Sukma Shakti

Jika di pilkada nanti tidak ada kader yang jadi calon di pilkada, Partai Gelora siap mendukung kandidat eksternal. Muzakkir mengatakan, pihaknya siap membuka pintu bagi kandidat yang dianggap sejalan.

Gelora, kata Muzakkir, punya pertimbangan tersendiri dalam menyatakan dukungannya di pilkada. Yang utama sejauh mana kekuatan ide dan gagasan kandidat dalam membangun daerah jika terpilih.

“Kita mau ukur sejauh mana program strategis, yaitu bagaimana membangun daerahnya masing-masing. Kita lebih fokus di situ ketimbang kekuatan yang lain," kata Muzakkir.

Baca Juga: Pilkada Makassar, Deng Ical Klaim Dukungan Empat Parpol

3. Peluang koalisi dengan PKS tetap terbuka

Baru Terbentuk, Partai Gelora Ikut Ajukan Calon di PilkadaIlustrasi (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Partai Gelora Indonesia terbentuk sebagai buntut konflik internal PKS. Sebagian kader PKS, baik di pusat maupun di daerah memilih keluar untuk bergabung di sana. 

Muzakkir menyatakan, kondisi itu tidak berarti hubungan Gelora dengan PKS buruk. Kedua partai disebut tetap berpeluang untuk saling bekerja sama, termasuk berkoalisi di pilkada.

“Kita dengan siapa saja terbuka, baik PKS dan partai lain. Karena sifatnya Partai Gelora ini kan punya asas Pancasila, tapi tetap menganut jati diri islam, nasionalisme, demokrasi, dan kesejahteraan,” Muzakkir menjelaskan.

Baca Juga: Maju di Pilkada Makassar, Bos PSM Pertimbangkan 12 Calon Pendamping  

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya