Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa saat meninjau Leang-Leang Archaeological Park di Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (24/9/2025). (Dok. Kemenpar)
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa saat meninjau Leang-Leang Archaeological Park di Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (24/9/2025). (Dok. Kemenpar)

Maros, IDN Times– Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa meninjau langsung Geopark Maros-Pangkep, Rabu (24/9/2025). Tinjauan ini dilakukan untuk memastikan kesiapan geopark jelang revalidasi status UNESCO Global Geopark yang dijadwalkan berlangsung pada Juli 2026.

"Bu Menteri (Menpar Widiyanti) sangat concern terhadap geopark-geopark yang kita miliki, yang Indonesia miliki, terutama yang telah terevaluasi. Sehingga kami ingin memastikan kesiapannya seperti apa," ujar Wamenpar Ni Luh Puspa usai meninjau Leang-Leang Archaeological Park di Maros.

Geopark Maros-Pangkep pertama kali mendapatkan status UNESCO Global Geopark pada 24 Mei 2023. Status ini menjadikannya sebagai taman bumi global pertama di Pulau Sulawesi.

1. Revalidasi status UNESCO Global Geopark mendorong ekonomi lokal

Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa saat meninjau Leang-Leang Archaeological Park di Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (24/9/2025). (Dok. Kemenpar)

Menurut Wamenpar, revalidasi status UNESCO Global Geopark akan memberi dampak luas. Tak hanya untuk pelestarian warisan geologi, ekologi, dan budaya, tetapi juga untuk mendorong ekonomi lokal melalui geowisata dan ekowisata.

Hal ini sejalan dengan konsep besar pariwisata Indonesia yang menekankan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Selain itu, juga selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo dalam memperkuat kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya.

Sementara itu, revalidasi UNESCO sendiri merupakan evaluasi berkala setiap empat tahun sekali untuk memastikan standar pengelolaan global, konservasi, hingga partisipasi masyarakat tetap terjaga.

2. Kolaborasi jadi kunci keberhasilan

Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa saat meninjau Leang-Leang Archaeological Park di Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (24/9/2025). (Dok. Kemenpar)

Dalam kesempatan tersebut, Wamenpar juga mengapresiasi upaya Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep yang telah melakukan persiapan sejak jauh hari. Ia menyinggung pengalaman dari Geopark Toba yang bisa dijadikan referensi agar revalidasi berjalan sukses.

"Tadi sudah dicatat, Pak GM (GM Geopark Maros-Pangkep, Dedy Irfan) juga sudah siap dan akan kita lihat kolaborasinya. Ini awal pertemuan, nanti kita bisa duduk bersama kembali, jadi bisa tahu (bagian) ini nanti Kemenpar bisa support. Tadi yang di-mention adalah pelatihan-pelatihan masyarakat dan sebagainya," tambah Wamenpar.

UNESCO sendiri memberikan enam rekomendasi untuk memperkuat geopark ini, mulai dari promosi, konservasi, hingga peningkatan edukasi.

3. Pemerintah daerah dan pengelola beri dukungan penuh

Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa saat meninjau Leang-Leang Archaeological Park di Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (24/9/2025). (Dok. Kemenpar)

GM Badan Pengelola UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep, Dedy Irfan, menegaskan pentingnya dukungan semua pihak agar rekomendasi UNESCO bisa dipenuhi.

"Kami berharap dukungan dari semua pihak, terutama semua unsur pentahelix agar bisa bersama-sama mengambil peran yang sama," ujarnya.

Turut hadir dalam kunjungan ini Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulsel, Muhammad Arafah, serta Kadis Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Maros, Suwardi Sawedi. Dari pusat, hadir juga Asisten Deputi Strategi Event Kemenpar Fransiskus Handoko dan Direktur Poltekpar Makassar, Herry Rachmat Widjaja.

Editorial Team