Dibayangi Kasus Suap, Aktivitas Belajar di IPDN Sulsel Berjalan Normal

Makassar, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan tiga tersangka dalam kasus dugaan suap pembangunan gedung Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Sulawesi Selatan dan Utara. Tiga tersangka itu yakni Kepala Divisi I PT Waskita Karya Adi Wibowo dan Kepala Divisi Konstruksi VI PT Adhi Karya Dono Purwoko, dan pejabat kementerian Dalam Negeri Dudy Jocom.
Apakah kasus suap yang ikut menyeret nama IPDN Sulsel berdampak pada proses belajar di kampus itu?
Direktur IPDN Sulsel, Djouhari Kansil mengatakan tak ada pengaruh dengan persoalan dan berita yang ada di Jakarta. Proses belajar mengajar di kampusnya tetap berjalan lancar.
“Tak ada pengaruhnya, praja belajar seperti biasanya,” ucap Djouhari ketika ditemui wartawan di kantornya, Rabu (12/12).
1. Belum ada informasi dari Kemendagri dan KPK

Djouhari mengatakan, sampai saat ini belum pernah ada pihat Kemendagri maupun dari KPK yang datang ke tempatnya, untuk melakukan penyelidikan. Termasuk informasi ataupun orang yang menghubunginya.
“Selama ini belum pernah ada datang orang KPK, apalagi mau menyegel gedung,” tuturnya.
2. Direktur IPDN Sulsel tetap ingin menjaga kenyamanan praja belajar

Djouhari juga menjelaskanbahwa praja yang belajar di kampusnya saat ini merupakan pemimpin masa depan, sehingga harus tetap dijaga kenyamanan dan keamanan dalam proses belajarnya. Aktivitas belajar tetap berlangsung seperti biasanya.
“Kita harus tetap perhatikan anak bangsa agar lebih baik,” kata Djouhari.
3. Lahan IPDN Sulsel seluas 13 hektare

Dia mengaku tak mengetahui jumlah gedung yang berdiri di lokasi kampus tersebut, alasannya baru menjabat dua bulan di IPDN Gowa. Namun kampus yang terletak di Desa Kampili, Kecamatan Palangga itu seluas 13 hektare dengan jumlah praja 202 orang. Kampus itu diresmikan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi pada tahun 2013 lalu.