Menanti Eksekusi Bus Perintis di Sulawesi Selatan

Bus bantuan Kementerian Perhubungan masih terparkir

Makassar, IDN Times - Sulawesi Selatan sempat mewacanakan untuk memiliki bus perintis. Namun, Kepala Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan Ilyas Iskandar mengaku masih menunggu perintah dari Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah.

Jika tidak ada aral, bus perintis itu akan melayani daerah-daerah yang minim moda transportasi. “Saya tunggu perintah gubernur saja soal itu,” ucap Ilyas kepada IDN Times, Jumat (5/4/2019).

 

Baca Juga: Makassar Bakal Punya Bus Perintis, Tarif Rata Rp5 Ribu

1. Moda transportasi berbasis bus masih jalan di tempat

Menanti Eksekusi Bus Perintis di Sulawesi Selatandephub.go.id

Dia mengaku pemerintah provinsi memang telah menyiapkan moda transportasi massal baru berbasis bus. Akan tetapi itu belum ada perkembangan alias jalan di tempat. Padahal sarana ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi kemacetan dalam kota Makassar. “Belum ada pembicaraan lagi,” tutur dia dengan singkat. 

2. Rencana tarif Rp5 ribu semua titik masih wacana

Menanti Eksekusi Bus Perintis di Sulawesi SelatanIDN Times / Aan Pranata

Meski belum beroperasi di Sulawesi Selatan, pemerintah telah merencanakan tarif semua titik, yaitu Rp 5 ribu. Akan tetapi itu masih wacana semata karena belum ada pembicaraan lanjutan lagi. Terakhir pemerintah melakukan rapat pada akhir tahun lalu.

Pemerintah Sulsel juga masih mengkaji model transportasi massal berbasis bus terbaru dengan tarif terjangkau. “Belum juga kita pastikan titik-titik mana saja yang akan dilayani trayek itu,” kata Ilyas.

 

Baca Juga: Jatuh Bangun BRT Makassar yang Terus Merugi

3. Sebanyak 15 bus bantuan dari Kementerian Perhubungan masih terbengkalai

Menanti Eksekusi Bus Perintis di Sulawesi SelatanIDN Times / Aan Pranata

Sebanyak 15 bus bantuan dari pemerintah pusat masih terparkir di Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan. Padahal bantuan tersebut diharapkan bisa menjadi solusi kemacetan lalu lintas dalam kota.

Sebelumnya Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menyarankan agar moda transportasi ini berupa angkutan perintis, yakni  melayani daerah-daerah yang tidak tersedia sarana angkutan yang memadai dengan tarif terjangkau. Moda transportasi ini mengedepankan desain, pelayanan, dan infrastruktur yang nyaman bagi masyarakat, sehingga berbeda dengan BRT yang dikelola Perum Damri.

 

Baca Juga: Potret Kumuh Halte BRT Makassar yang Bernilai Miliaran Rupiah

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya