Potret Kumuh Halte BRT Makassar yang Bernilai Miliaran Rupiah

Seiring terhentinya operasional sebagian koridor BRT

Makassar, IDN Times - Bus transit cepat (BRT) Trans Mamminasata gagal jadi pilihan transportasi utama masyarakat kota Makassar, dan sekitarnya. Damri sebagai operator mengaku BRT sepi peminat sehingga mereka terus merugi sejak mulai berjalan pada tahun 2014.

Potret kegagalan BRT Trans Mamminasata tergambar dari kondisi halte bus yang tak terawat. Dari rencana awal sebelas koridor, BRT hanya sempat beroperasi di lima koridor sebelum tiga di antaranya dihentikan. Akibatnya banyak halte yang tak terpakai.

Dari pantauan IDN Times, Rabu (3/4), sebagian halte di Kota Makassar tak lagi berfungsi sebagai tempat transit bus. BRT hanya melintasi dua koridor tersisa, yakni koridor 1 dengan rute Bandara Hasanuddin - Jalan Riburane Makassar; serta koridor 3 Terminal Daya - Pallangga, Gowa.

“Halte itu aset Pemerintah Provinsi (Sulawesi Selatan), tapi dipakai oleh kami pada operasional BRT,” kata General Manager Perum Damri Cabang Makassar M Ilyas Haryanto, Selasa (2/4).

1. Halte dipenuhi sampah dan berbau pesing

Potret Kumuh Halte BRT Makassar yang Bernilai Miliaran RupiahIDN Times / Aan Pranata

Dari sejumlah halte bus yang berdiri di jalan-jalan protokol, hampir semua dalam kondisi yang sama. Sebagai contoh, halte bus di depan kampus Universitas Negeri Makassar, Jalan AP Pettarani. Dinding dan kaca halte kusam penuh debu. Pada lantai bagian dalam, berserakan aneka macam sampah plastik dan lainnya.

Meski bangunan masih utuh, halte nampak tak terurus. Di sejumlah bagian dinding dan kaca terdapat corat-coret. Pada bagian besi tangga dan pegangan juga mulai terlihat muncul karatan.

Kesan buruk pada tampilan halte juga disertai bau menyengat. Di sekeliling halte tercium aroma pesing yang tak jelas sumbernya.

Baca Juga: Jatuh Bangun BRT Makassar yang Terus Merugi

2. Bangunan jadi tempat tidur anak jalanan

Potret Kumuh Halte BRT Makassar yang Bernilai Miliaran RupiahIDN Times / Aan Pranata

Di halte BRT jalan Penghibur, kawasan Pantai Losari, kondisinya tak jauh berbeda. Bangunan kusam dan tak terawat. Hanya saja pintu pada sisi kiri-kanan dan depan tertutup rapat.

Sepintas tak ada aktivitas di halte. Tapi saat mendekat, terlihat seorang lelaki remaja tertidur pulas di kursi panjang. Seorang warga di sekitar mengatakan halte kerap jadi tempat tidur anak jalanan atau pengamen, baik siang maupun malam.

Sebagian lain halte tetap kerap dikunjungi masyarakat. Bukan untuk menunggu bus, melainkan berteduh menanti angkutan umum petepete.

3. Damri tak punya anggaran merawat halte

Potret Kumuh Halte BRT Makassar yang Bernilai Miliaran RupiahIDN Times / Aan Pranata

Ilyas mengatakan, Damri Makassar tak punya cukup anggaran dan tenaga untuk merawat halte BRT Trans Mamminasata. Jangankan halte, untuk operasional bus pada dua koridor tersisa pun mesti mengandalkan subsidi silang dari hasil pendapatan bus angkutan umum reguler.

Pada awal pelaksanaan BRT, kata Ilyas, pihaknya sempat rutin merawat halte yang tersebar di Makassar. Setiap Jumat, pegawai dikerahkan untuk membersihkan, mengepel, hingga mengecat ulang.

“Tapi karena tidak ada biaya lagi, ya sudah,” ucap Ilyas.

4. Pembangunan halte "makan" uang miliaran rupiah

Potret Kumuh Halte BRT Makassar yang Bernilai Miliaran RupiahIDN Times / Aan Pranata

Proyek BRT Trans Mamminasata merupakan proyek nasional Kementerian Perhubungan. Dari sejumlah sumber diketahui proyek ini didukung pembangunan 154 halte yang tersebar di Makassar, Gowa, Takalar, dan Maros.

Halte BRT terdiri dari dua jenis. Halte biasa berwujud tempat transit bus tanpa dinding. Sedangkan halte spesial berdesain lebih tertutup. Pada tahun 2015, pembangunan sebagian halte dianggarkan Rp15 miliar.

Baca Juga: Damri Masih Berharap Subsidi Pemerintah untuk BRT Makassar

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya