Kapolda Sulteng Sebut Kelompok MIT Poso Melemah Pascakontak Tembak
DPO MIT Poso tersisa sembilan orang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palu, IDN Times - Kekuatan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso dikabarkan melemah setelah dua anggotanya tewas dalam kontak tembak dengan Satgas Madago Raya di Pegunungan Andole, Desa Tambarana, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin 1 Maret lalu.
Dua anggota MIT Poso yang tewas yakni Khairul alias Irul alias Aslam, warga Kabupaten Poso kelahiran Desa Kalora dan Alvin alias Mus'ab, asal Provinsi Banten. Irul adalah menantu Santoso, bekas pemimpin MIT Poso sebelum Ali Kalora. Saat kontak tembak terjadi, Irul tewas setelah bom lontong di tubuhnya meledak. Sementara Alvin tewas akibat luka tembak di bagian kepala.
Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Abdul Rahkman Baso pun mengklaim saat ini kondisi kelompok MIT Poso semakin melemah. Dia menyebut, situasi ini memberi kesempatan bagi TNI/Polri untuk memburu sisa anggota MIT.
“Kami masih melakukan pengejaran karena pada saat kontak tembak, terdapat empat orang dan dua orang lolos,” kata Rakhman.
1. MIT Poso kekurangan logistik makanan dan persenjataan
Rakhman menjelaskan, salah satu alasan Kelompok MIT Poso masih bertahan hidup di hutan karena masih diberi kebutuhan makanan oleh masyarakat.
“Biasanya, MIT Poso akan melakukan teror dan memaksa warga untuk memberikan makanan,” kata Rakhman, Minggu (7/3/2021).
Saat ini, kata Rakhman, kekuatan persenjataan kelompok MIT Poso tersisa satu pucuk senjata laras panjang dan dua pucuk laras pendek. Hal itu dikatakan Rakhman setelah pihaknya menyita sejumlah barang bukti berupa 11 butir amunisi senjata laras panjang, golok, ransel, senter, baterai, dan GPS usai peristiwa kontak.
Baca Juga: Ali Kalora Cs, Ini Foto 11 DPO Teroris MIT Poso
Baca Juga: Dua Anggota MIT Poso dan Satu Prajurit TNI Tewas saat Kontak Senjata