TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Roadshow Virtual, IDN Times Bicara Industri Media Massa di UM Buton

Ada juga isu lain seperti kesenjangan informasi dan inovasi

Tangkapan layar IDN Times Virtual Campus Roadshow dengan tema "The Future of Media Industry" bersama Universitas Muhammadiyah Buton pada Jumat (26/2/2021) sore. (Dok. Istimewa/IDN Times)

Makassar, IDN Times - Telah eksis selama enam tahun, IDN Media telah menjalankan berbagai inovasi. Alhasil tak cuma dikenal melalui situs berita IDN Times dan program Community Writer, beberapa lini lain pun bermunculan. Variasi menjadi kunci agar sebuah media tetap bertahan di era modern.

"Saat ini IDN Media telah membentuk banyak lini. Contohnya platform masak-memasak dan kuliner Yummy, yang mungkin sering teman-teman lihat di Instagram," ungkap Yogie Fadilla selaku Quality Control Editor IDN Times, dalam Virtual Campus Roadshow bersama Universitas Muhammadiyah Buton (UMB), Sulawesi Tenggara, Jumat (26/2/2021).

"Ada juga Popbela untuk perempuan, Popmama untuk orangtua milenial, GGWP tentang game dan esports, sampai Duniaku yang khusus membahas budaya populer seperti komik dan serial televisi," lanjutnya.

1. Sebagai sikap atas kesenjangan informasi antara Jakarta dan daerah, IDN Times membuat hyperlocal di 12 provinsi

IDN Times/Irwan Idris

Lewat berbagai variasi lini, dari media massa hingga rumah produksi film, IDN Media pun didapuk sebagai leading media platform di Indonesia. Kendati demikian, status tersebut tak lantas membuat lini berita terpinggirkan. Sejumlah cara dilakukan demi meningkatkan kualitasnya, termasuk dibukanya hyperlocal atau jejaring pemberitaan tingkat regional.

Menurut Yogie, hyperlocal merupakan sikap IDN Times atas fakta bahwa perputaran informasi selama ini cenderung Jakarta-sentris. "Kami percaya ada kesenjangan informasi antara media di Jakarta dan media di daerah lain," ujarnya.

Dengan tujuan menjangkau pembaca daerah dan lebih melokalkan konten, IDN Times telah membentuk 12 hyperlocal. Mulai dari Sumatera Utara, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara Barat.

"Kita berharap kearifan dan masalah lokal yang diangkat bisa mempengaruhi pemangku kebijakan setempat," papar Yogie kepada para peserta roadshow virtual.

Baca Juga: Mondial Fest 2019: Tumbuhkan Narasi Kemanusiaan lewat Media Millennial

2. Melalui banyak inovasi selama enam tahun terakhir, IDN Media berkembang jadi leading media platform di Indonesia

Tangkapan layar IDN Times Virtual Campus Roadshow dengan tema "The Future of Media Industry" bersama Universitas Muhammadiyah Buton pada Jumat (26/2/2021) sore. (Dok. Istimewa/IDN Times)

Dari hyperlocal, banyak lahir liputan-liputan bernas. Salah satunya ketika IDN Times Bali mengungkap kasus pelecehan seksual yang dilakukan salah satu oknum Sulinggih (Orang yang disucikan umat Hindu Bali) di Kabupaten Gianyar, awal Februari silam.

Perhatian pada dinamika daerah juga diperlihatkan pada Pemilu 2020. Melalui Millennials Memilih, masing-masing regional melaporkan situasi hari pencoblosan, plus pandangan generasi muda tentang politik di sekitarnya.

Tak lupa, Yogie menjelaskan kepada peserta roadshow virtual bahwa model komunitas ala IDN Times akan diadopsi oleh banyak media massa di masa depan. "Masa depan media memang bergantung pada community. Banyak media massa di Indonesia yang kini mengikuti hal serupa," tutur Yogie.

"Dengan komunitas penulis dan pembaca yang loyal, kami rutin melakukan pertemuan. Ini adalah salah satu bentuk memberdayakan seluruh anggota komunitas."

Baca Juga: IDN Times Ajak Mahasiswa UM Buton Mendalami Dunia Kepenulisan 

Berita Terkini Lainnya