Roadshow Virtual, IDN Times Bicara Industri Media Massa di UM Buton

Ada juga isu lain seperti kesenjangan informasi dan inovasi

Makassar, IDN Times - Telah eksis selama enam tahun, IDN Media telah menjalankan berbagai inovasi. Alhasil tak cuma dikenal melalui situs berita IDN Times dan program Community Writer, beberapa lini lain pun bermunculan. Variasi menjadi kunci agar sebuah media tetap bertahan di era modern.

"Saat ini IDN Media telah membentuk banyak lini. Contohnya platform masak-memasak dan kuliner Yummy, yang mungkin sering teman-teman lihat di Instagram," ungkap Yogie Fadilla selaku Quality Control Editor IDN Times, dalam Virtual Campus Roadshow bersama Universitas Muhammadiyah Buton (UMB), Sulawesi Tenggara, Jumat (26/2/2021).

"Ada juga Popbela untuk perempuan, Popmama untuk orangtua milenial, GGWP tentang game dan esports, sampai Duniaku yang khusus membahas budaya populer seperti komik dan serial televisi," lanjutnya.

1. Sebagai sikap atas kesenjangan informasi antara Jakarta dan daerah, IDN Times membuat hyperlocal di 12 provinsi

Roadshow Virtual, IDN Times Bicara Industri Media Massa di UM ButonIDN Times/Irwan Idris

Lewat berbagai variasi lini, dari media massa hingga rumah produksi film, IDN Media pun didapuk sebagai leading media platform di Indonesia. Kendati demikian, status tersebut tak lantas membuat lini berita terpinggirkan. Sejumlah cara dilakukan demi meningkatkan kualitasnya, termasuk dibukanya hyperlocal atau jejaring pemberitaan tingkat regional.

Menurut Yogie, hyperlocal merupakan sikap IDN Times atas fakta bahwa perputaran informasi selama ini cenderung Jakarta-sentris. "Kami percaya ada kesenjangan informasi antara media di Jakarta dan media di daerah lain," ujarnya.

Dengan tujuan menjangkau pembaca daerah dan lebih melokalkan konten, IDN Times telah membentuk 12 hyperlocal. Mulai dari Sumatera Utara, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara Barat.

"Kita berharap kearifan dan masalah lokal yang diangkat bisa mempengaruhi pemangku kebijakan setempat," papar Yogie kepada para peserta roadshow virtual.

2. Melalui banyak inovasi selama enam tahun terakhir, IDN Media berkembang jadi leading media platform di Indonesia

Roadshow Virtual, IDN Times Bicara Industri Media Massa di UM ButonTangkapan layar IDN Times Virtual Campus Roadshow dengan tema "The Future of Media Industry" bersama Universitas Muhammadiyah Buton pada Jumat (26/2/2021) sore. (Dok. Istimewa/IDN Times)

Dari hyperlocal, banyak lahir liputan-liputan bernas. Salah satunya ketika IDN Times Bali mengungkap kasus pelecehan seksual yang dilakukan salah satu oknum Sulinggih (Orang yang disucikan umat Hindu Bali) di Kabupaten Gianyar, awal Februari silam.

Perhatian pada dinamika daerah juga diperlihatkan pada Pemilu 2020. Melalui Millennials Memilih, masing-masing regional melaporkan situasi hari pencoblosan, plus pandangan generasi muda tentang politik di sekitarnya.

Tak lupa, Yogie menjelaskan kepada peserta roadshow virtual bahwa model komunitas ala IDN Times akan diadopsi oleh banyak media massa di masa depan. "Masa depan media memang bergantung pada community. Banyak media massa di Indonesia yang kini mengikuti hal serupa," tutur Yogie.

"Dengan komunitas penulis dan pembaca yang loyal, kami rutin melakukan pertemuan. Ini adalah salah satu bentuk memberdayakan seluruh anggota komunitas."

Baca Juga: Mondial Fest 2019: Tumbuhkan Narasi Kemanusiaan lewat Media Millennial

3. Diversifikasi pembaca dan berbagai inovasi bisa membawa sebuah media tetap relevan di tengah modernisasi

Roadshow Virtual, IDN Times Bicara Industri Media Massa di UM ButonIDN Times/Indah Permatasari

Penggunaan kecerdasan buatan kini jadi salah satu inovasi terbaru IDN Times. Mulai digunakan pada akhir 2019, Timmy Si Robot --nama AI tersebut-- disebut meringankan kerja para penulis berita di desk tertentu. "Kita masih batasi untuk berita cuaca dan sepak bola," jelas Yogie.

Dengan usia yang telah menginjak enam tahun, IDN Times telah memiliki 51 juta pembaca aktif bulanan. Selain itu, survei demografi juga menunjukkan bahwa rata-rata pembacanya adalah mereka yang berusia di bawah 35 tahun. Tentu saja ini sesuai dengan sasaran awal yakni menyasar kelompok millennial dan Gen Z.

Turut dipaparkan pula bahwa kini sedang terjadi diversifikasi pembaca. Tak cuma di Pulau Jawa, pengunjung laman utama dan hyperlocal IDN Times juga datang dari wilayah lain seperti Maluku dan Papua. "Semoga selalu bertambah," tambahnya.

Menutup sesi, Yogie kembali mengingatkan mahasiswa UMB bahwa masa depan industri media terletak pada inovasi dan berbagai gebrakan yang dipilih.

"Ini bukan tentang perkara cetak atau daring, melainkan cara agar tetap relevan dengan zaman," tutupnya.

Baca Juga: IDN Times Ajak Mahasiswa UM Buton Mendalami Dunia Kepenulisan 

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya