TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Besok Matahari Tepat di Atas Ka'bah, Cek Lagi Arah Kiblat

Peristiwa matahari di atas ka'bah disebut rashdul qiblah

Ka'bah, kiblat bagi umat muslim sedunia. (IDN Times/Uni Lubis)

Makassar, IDN Times - Fenomena alam langka akan terjadi pada pekan ini, di mana matahari akan melintas tepat di atas Ka'bah, di Makkah, Arab Saudi. Ini merupakan waktu yang tepat bagi umat muslim untuk  mencocokkan ulang arah kiblat.

Kalibrasi atau mengatur ulang arah kiblat bisa diterapkan saat matahari berada tepat di atas Ka'bah. Caranya dengan melihat arah bayangan benda yang berdiri tegak lurus. Saat itu, bayangan akan mengarah ke Ka'bah.

Baca Juga: Jemaah Haji Kloter I Embarkasi Makassar Masuk Asrama 16 Juni

1. Bayangan menunjuk lurus ke arah kiblat

Jamaah melaksanakan ibadah Salat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (11/2/2022). Pada masa PPKM level 3, Masjid Istiqlal masih mengadakan kegiatan ibadah Salat Jumat dengan membatasi jumlah jamaah maksimal 50 persen (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Peristiwa matahari melintas tepat di atas Ka'bah dikenal dengan istilah istiwa a'zham atau rashdul qiblah. Peristiwa alam itu akan terjadi pada 27 dan 28 Mei 2022, pada pukul 16.18 WIB atau 17.18 Wita.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama, Adib, mengatakan peristiwa ini bisa dimanfaatkan untuk memverifikasi arah kiblat.

Saat fenomena itu terjadi, matahari berada tepat di atas Ka’bah. Maka bayangan semua benda yang terkena sinar matahari akan menunjuk lurus ke arah kiblat.

"Bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Ka’bah,” kata Adib dikutip dari laman Kemenag, Kamis (26/5).

2. Pastikan waktunya tepat saat pengukuran ulang arah kiblat

Ilustrasi seseorang yang sedang mengecek waktu (Pexels/energepic.com)

Adib menjelaskan, ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat. Salah satunya memastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan lot/bandul.

Selain itu, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata, serta jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom. Bisa juga menggunakan jam digital di ponsel masing-masing.

Baca Juga: MUI Sulsel Sebut Hewan Terjangkit PMK Tidak Bisa Dikurbankan

Berita Terkini Lainnya