5 Kewajiban Suami ke Istrinya Menurut Konsep Sosiologi, Terpenuhi?

Meski sama-sama hidup bersama pasangan tersayang, namun level saat fase pacaran dengan kehidupan rumah tangga itu berbeda. Sederhananya, dulu saat pacaran kamu hanya bertemu beberapa kali dalam seminggu. Pun bertemunya dalam kondisi diri yang sudah siap, seperti rapi, rupawan, hingga berbagai sikap dan tindakan terkendali lainnya.
Saat sudah level rumah tangga, maka kamu sebagai suami akan melihat istrimu mulai dari memejamkan mata di malam hari. Hingga menutup mata kembali setelah seharian beraktivitas bersama. Nah, meningkatnya intensitas interaksi dengan pasangan inilah yang melahirkan kewajiban suami kepada istrinya.
Mengapa begitu? Hal tersebut bertujuan untuk menjaga harmonisasi kehidupan rumah tangga, nih. Sejalan dengan hal tersebut, ilmu sosiologi yang mempelajari hubungan manusia dengan aktivitas sosial memiliki jawabannya. Terdapat lima konsep sosiologis yang menjadi kunci atas kewajiban suami kepada istrinya. Penasaran apa saja konsepnya? Langsung simak ulasan berikut, ya.
1. Membangun habitus mesra dengan istri

Tentunya kamu sadar bukan bahwa hubungan rumah tangga bukan berjalan hanya sehari atau dua hari, melainkan seumur hidup. Oleh karena itu, maka untuk menjaga tujuan pernikahan yang sekali seumur hidup. Ya dibutuhkan pembangunan habitus yang baik, bukan malah sebaliknya.
Apa itu habitus? Yakni, dalam ilmu sosiologi disebut sebagai kebiasaan yang melekat pada seorang individu. Kebiasaan ini jadi mengakar dalam diri seseorang akibat proses sosialisasi yang berlangsung lama. Dengan kata lain, kamu yang setiap hari hidup berdua dengan istrimu, haruslah membangun kebiasaan-kebiasaan baik dengannya.
Kamu sebagai kepala rumah tangga yang bisa mengarahkan ingin membentuk habitus yang seperti apa. Ingat, habitus yang terlanjur terbentuk, maka itulah yang akan melekat pada pernikahanmu. Sederhananya, jika kamu terbiasa menyelesaikan masalah kecil dengan perdebatan hingga pertengkaran. Maka, itulah habitus penyelesaian masalah dalam pernikahanmu.
Sebaliknya, ketika kamu membangun kebiasaan mesra dalam setiap situasi dan kondisi pada rumah tanggamu. Maka, afektif penuh cinta dan kasih sayanglah yang melekat dalam kehidupan rumah tanggamu. Jadi, kamu mau pilih membangun habitus yang mana?
2. Bertanggung jawab dengan memiliki modal ekonomi

Secara sosiologis, modal ekonomi bermakna sumber pendapatan atau kapital. Contoh sederhananya, yakni berupa kepemilikan uang. Sejalan dengan konsep tersebut, maka kewajiban yang perlu kamu berikan kepada istrimu yakni nafkah secara finansial.
Bukan sekadar nafkah, melainkan lebih kepada usaha kerja keras untuk memiliki kemampuan secara finansial. Dengan berbekal modal ekonomi tersebut, maka selain menunaikan kewajiban, kamu turut membuat bahagia istrimu.
Ya, rasanya semua istri secara rasional akan hidup bahagia ketika semua kebutuhan finansial rumah tangganya sudah terjamin. Hal ini juga menjadi tanda bahwa kamu sebagai kepala rumah tangga sudah bertanggung jawab menghidupi dengan layak istri tercintamu.
3. Memimpin rumah tangga dengan berbekal modal budaya

Salah satu bukti cinta pada istrimu, yakni dengan kamu memahami kehidupan rumah tangga yang baik. Hal tersebut tertuang dalam pengertian modal budaya yang secara sosiologis bisa berwujud ilmu pengetahuan. Dengan ilmu yang dimiliki, maka pelakunya bisa menggunakannya untuk kepemilikan hidup yang lebih bermakna.
Dalam hal ini, kamu sebagai suami tentu harus paham terkait ilmu hak dan kewajiban seorang suami maupun istri. Dengan ilmu terkait pernikahan yang kamu miliki, maka kamu punya modal budaya untuk membimbing istrimu sebaik mungkin. Pun menjadikan kamu sebagai sosok suami yang benar untuk dia.
Pada akhirnya, ilmu pernikahan yang kamu miliki menjadi setir yang membawa pernikahanmu menuju kebahagiaan lahir dan batin, nih. Maka dari itu, sebagai suami yang baik, maka kamu harus memiliki modal budaya yang seperti ini. Jika belum menguasai, tentu banyak ilmu yang bisa kamu dapatkan dengan mengikuti kajian, seminar, dan sejenisnya, ya.
4. Bersimpati dengan perhatian atas semua perasaan istri

Menurut ilmu sosiologi, simpati bermakna perhatian terhadap berbagai perasaan yang dialami oleh seseorang. Orang yang bersimpati, maka dia bisa memahami perasaan orang lain karena dia bisa memposisikan diri sebagai orang tersebut.
Nah, dalam kaitannya wujud kewajiban seorang suami ke istri. Yakni, dengan kamu selalu bersimpati dengan situasi dan kondisi istrimu. Mengapa begitu? Secara logika, setelah pernikahan kalian, bukankah kamu ialah satu-satunya orang yang terdekat baginya? Rasanya iya.
Dengan begitu, jelas istrimu mengharap kamu hadir sebagai sosok yang bisa memahami, mengerti, dan peka dengan semua aspek di kehidupannya. Untuk kamu bisa berperan seperti itu, maka kamu harus memiliki rasa simpati yang tinggi.
Ya, ketika kamu bisa memposisikan diri sebagai istrimu. Maka, setelah dia bercerita panjang lebar ya kamu bisa memberikan respon terbaik yang diharapkan oleh teman hidupmu itu.
5. Berempati dengan membantu meringankan beban istri

Dalam ilmu sosiologi, simpati dan empati merupakan sama-sama wujud perhatian, nih. Hanya saja, jika simpati berfokus pada kemampuan memposisikan diri sebagai orang lain. Maka, empati ini lebih pada praktik atau aksi secara langsung atas diri yang bisa memposisikan sebagai orang lain itu.
Sederhananya, ketika istrimu sedang bercerita kelelahan karena mengerjakan pekerjaan rumah. Maka, bersimpati dengan mengerti dan memahami rasa lelahnya saja belum cukup, nih. Yang mana kamu bisa beraksi secara langsung dengan membantunya memasak, menyapu, mencuci, dan sejenisnya.
Pada akhirnya, kewajiban seorang suami kepada istrinya itu ialah wujud tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga, ya. Yang mana selain mencukupi nafkah secara finansial, juga harus mencukupi nafkah batin dengan menyayangi istri sepenuh hati. Oleh karena menyayangi ini beragam wujudnya, maka kamu bisa menyesuaikan dengan karakter istrimu, nih. Jadi, bagaimana? Sudah siap mempraktikkannya?
Sumber rujukan:
- https://www.neliti.com/id/publications/223848/teori-gado-gado-pierre-felix-bourdieu
- https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/35584/OTcxNDQ=/Empati-Anak-Usia-Dini-