4 Realita yang Sering Dialami oleh Orang Berkacamata, Kamu Relate?

Bagi sebagian orang, memakai kacamata adalah hal yang biasa dan sudah jadi bagian dari rutinitas harian. Ada yang menggunakan karena memang butuh dan ada pula yang digunakan untuk bergaya. Namun, di balik fungsinya, ada banyak hal unik, menyebalkan, bahkan lucu yang sering dialami oleh para pengguna kacamata.
Mulai dari embun yang menghalangi pandangan saat naik motor, hingga stereotip yang sering disematkan pada penampilan, pengalaman memakai kacamata memang tak sesederhana kelihatannya. Kalau kamu salah satu pengguna setia kacamata, mungkin kamu akan mengangguk-angguk saat membaca poin-poin berikut ini.
1. Kacamata gampang berembun dan bikin pandangan terganggu

Salah satu masalah klasik yang sering dialami orang berkacamata adalah lensa yang berembun. Entah itu karena perbedaan suhu saat masuk ruangan ber-AC, minum kopi panas, atau saat menggunakan masker, embun di lensa bisa langsung membuat pandangan jadi buram. Hal ini jelas mengganggu, apalagi kalau sedang terburu-buru atau sedang butuh konsentrasi tinggi.
Kondisi ini bukan hanya merepotkan, tapi juga bisa berisiko, terutama saat berkendara atau beraktivitas di luar ruangan. Banyak orang akhirnya memilih mengelap lensa terus-menerus atau mencari alternatif seperti kacamata anti embun. Namun, tentu tak semua orang bisa atau mau mengeluarkan biaya ekstra untuk itu.
2. Sering dikira pintar hanya karena pakai kacamata

Masih banyak orang yang mengaitkan penampilan berkacamata dengan stereotip tertentu. Salah satunya adalah anggapan bahwa orang berkacamata pasti pintar, rajin membaca, atau kutu buku. Meski bisa terasa seperti pujian, tapi label ini bisa menimbulkan ekspektasi yang tidak selalu sesuai kenyataan.
Tak semua orang berkacamata suka belajar atau berprestasi akademis. Banyak dari mereka hanya butuh alat bantu penglihatan, bukan simbol kecerdasan. Stereotip ini kadang malah membuat pengguna kacamata merasa tertekan atau tidak bebas menjadi diri sendiri karena dinilai dari tampilan semata.
3. Kacamata mudah tergeser atau jatuh saat beraktivitas

Aktivitas fisik seperti olahraga, naik motor, atau sekadar menunduk untuk mengambil sesuatu bisa membuat kacamata mudah tergeser dari tempatnya. Bahkan, ada juga yang sering mengalami kacamata terjatuh tiba-tiba hanya karena terlalu longgar atau tersenggol. Hal ini bisa sangat mengganggu, apalagi kalau kacamatanya tidak murah.
Tak jarang juga pengguna kacamata harus berhenti di tengah aktivitas untuk membetulkan posisi kacamatanya. Ada yang memilih menggunakan strap tambahan agar lebih aman, tapi tidak semua orang merasa nyaman dengan aksesori itu. Akhirnya, banyak yang hanya bisa menerima kondisi ini sebagai konsekuensi sehari-hari.
4. Sulit mencari posisi nyaman saat rebahan atau tidur siang

Hal lain yang kerap dirasakan oleh pengguna kacamata adalah kesulitan saat ingin rebahan, terutama jika masih ingin melihat layar gadget atau membaca. Posisi tidur menyamping sering kali membuat gagang kacamata terasa menekan pelipis atau pipi. Sementara melepas kacamata berarti kehilangan penglihatan yang jelas.
Beberapa orang akhirnya melakukan gaya rebahan khusus, seperti posisi setengah duduk atau memiringkan kepala sedikit, hanya demi tetap bisa melihat tanpa rasa tidak nyaman. Meski terdengar lucu, ini adalah tantangan nyata yang dirasakan setiap hari. Bahkan saat tidur siang pun, pengguna kacamata harus berpikir dua kali soal posisi tubuhnya.
Memakai kacamata memang punya suka dan duka tersendiri yang hanya dipahami oleh sesama penggunanya. Meskipun terlihat simpel, ada banyak hal kecil yang harus dihadapi setiap hari, dari masalah teknis hingga stereotip sosial. Tapi, justru pengalaman-pengalaman inilah yang membuat hidup berkacamata jadi lebih berwarna. Jadi, kalau kamu salah satunya, yuk rayakan keunikan ini dengan bangga!