Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Perbedaan Asertif vs Agresif, Pahami Biar Gak Keliru dalam Bersikap!

Ilustrasi belajar bersama (Pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi belajar bersama (Pexels.com/cottonbro studio)

Dalam komunikasi sehari-hari, kita sering banget disuruh “jadi pribadi yang asertif.” Tapi sayangnya, masih banyak yang salah paham. Karena ingin dianggap kuat, percaya diri, dan gak gampang diinjak, beberapa orang malah kebablasan jadi agresif. Padahal, meski sama-sama terdengar tegas, asertif dan agresif punya perbedaan besar yang dampaknya juga jauh banget.

Orang yang asertif tahu cara menyampaikan pendapat tanpa nyakitin orang lain, sementara yang agresif lebih fokus “menang” dalam situasi apa pun. Makanya penting banget buat tahu batas antara dua sikap ini. Jangan sampai niatmu buat dihormati malah bikin orang lain merasa terintimidasi. Nah, biar gak kebolak-balik lagi, yuk kenali perbedaan asertif dan agresif ini!

1. Asertif menyampaikan pendapat dengan tenang, agresif cenderung meledak-ledak

Ilustrasi sedang berdiskusi (Pexels.com/Mikhail Nilov)
Ilustrasi sedang berdiskusi (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Orang yang asertif bisa menyampaikan pendapat atau keberatan mereka dengan bahasa yang jelas tapi tetap tenang. Mereka gak merasa perlu berteriak atau mengintimidasi orang lain demi didengar. Justru, ketenangan mereka bikin pesan lebih mudah diterima. Sementara itu, orang agresif lebih sering menyampaikan sesuatu dengan nada tinggi, ekspresi wajah tegang, bahkan kadang disertai emosi.

Cara penyampaian ini bisa bikin orang di sekitarnya merasa gak aman. Bukan karena pendapatnya salah, tapi karena cara penyampaiannya terlalu menekan. Kalau kamu ingin orang lain mendengarkanmu tanpa defensif, cobalah mulai melatih gaya komunikasi yang lebih tenang dan terkontrol. Ingat, tujuan komunikasi itu nyampein pesan, bukan pamer kuasa.

2. Asertif menghargai hak dan batasan, agresif melanggar batas orang lain

Ilustrasi suasana di kantor (Pexels.com/Vlada Karpovich)
Ilustrasi suasana di kantor (Pexels.com/Vlada Karpovich)

Bersikap asertif berarti kamu tahu hakmu sendiri, tapi juga paham bahwa orang lain punya hak yang sama. Kamu tahu kapan harus bilang “tidak”, dan bisa menyampaikannya dengan tetap menghormati orang lain. Sementara agresif? Mereka cenderung merasa pendapat dan keinginannya paling benar. Akhirnya, mereka sering maksa orang lain buat nurut, bahkan sampai nyerobot batas pribadi.

Misalnya, kamu asertif saat bilang, “Aku gak nyaman kalau kita bahas ini sekarang.” Tapi kamu agresif saat bilang, “Udah, diem aja. Aku gak mau dengar omongan kamu.” Dua-duanya mungkin punya tujuan sama, tapi caranya beda jauh. Dan jelas, yang satu membangun komunikasi, yang satu lagi merusaknya.

3. Asertif terbuka terhadap diskusi, agresif cenderung menutup ruang bicara

Ilustrasi suasana di kantor (Pexels.com/Gustavo Fring)
Ilustrasi suasana di kantor (Pexels.com/Gustavo Fring)

Orang yang asertif gak cuma menyampaikan pendapatnya sendiri, tapi juga terbuka buat dengar sudut pandang orang lain. Mereka bisa banget berdiskusi tanpa merasa terancam. Kalau ada perbedaan, mereka tetap kalem dan fokus pada solusi. Di sisi lain, orang agresif biasanya gak tertarik dengerin pendapat orang lain. Pokoknya harus sesuai kemauan mereka, titik.

Sikap ini sering bikin komunikasi jadi satu arah dan bikin orang lain enggan terlibat. Padahal, banyak masalah sebenarnya bisa selesai kalau dua pihak mau sama-sama mendengar. Jadi kalau kamu ingin punya komunikasi yang sehat, belajar asertif itu jauh lebih berguna daripada terus ngotot mau menang sendiri.

4. Asertif membangun rasa hormat, agresif bikin orang menjauh

Ilustrasi berdiskusi (Pexels.com/Ludovic Delot)
Ilustrasi berdiskusi (Pexels.com/Ludovic Delot)

Sikap asertif biasanya bikin orang lain merasa dihargai dan aman. Mereka tahu bahwa meski kamu punya pendapat sendiri, kamu tetap terbuka dan menghormati pandangan mereka. Hasilnya, hubungan pun jadi lebih sehat dan harmonis. Sementara sikap agresif sering bikin orang merasa diserang, gak dihargai, atau bahkan terintimidasi.

Gak heran kalau orang agresif sering kali dijauhi, bukan karena gak punya kemampuan, tapi karena cara mereka berinteraksi terlalu toxic. Sementara orang asertif, meski tetap punya prinsip, justru dihormati karena bisa bersikap dewasa dan tahu kapan harus bersikap keras atau lunak. Jadi kalau kamu ingin hubungan yang langgeng, baik itu kerja, pertemanan, atau percintaan, belajarlah buat lebih asertif.

Ternyata, perbedaan antara asertif dan agresif memang tipis, tapi dampaknya besar banget. Asertif bikin kamu terlihat dewasa, dihormati, dan dipercaya. Sementara agresif, walau kadang dianggap berani, sering kali justru bikin orang lain merasa gak nyaman dan menjauh. Jadi mulai sekarang, yuk lebih peka sama cara kita menyampaikan sesuatu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us