Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Ambivert, Si Sosial yang juga Butuh Menyendiri

ilustrasi kepribadian baik (unsplash.com/Alexandre Viana)
ilustrasi kepribadian baik (unsplash.com/Alexandre Viana)

Kalau ngomongin kepribadian, biasanya orang langsung mikir introvert dan ekstrovert. Padahal, ada satu tipe lain yang nggak kalah menarik, yaitu ambivert. Mereka ini berada di posisi tengah: kadang bisa rame banget kayak ekstrovert, tapi di lain waktu lebih memilih menyendiri seperti introvert.

Nah, buat kamu yang sering bingung sebenarnya termasuk introvert atau ekstrovert, bisa jadi kamu seorang ambivert. Yuk, kenali lebih jauh lewat 5 fakta menarik berikut ini!

1. Ambivert itu nyata, bukan sekadar istilah tren

ilustrasi wanita menutupi wajahnya (pexels.com/Sound On)
ilustrasi wanita menutupi wajahnya (pexels.com/Sound On)

Ambivert bukan sekadar istilah internet atau kata gaul semata. Dalam psikologi, kepribadian manusia dilihat sebagai sebuah spektrum. Itu artinya, nggak semua orang jatuh di ujung introvert atau ekstrovert. Ada juga yang berada di tengah, dengan ciri-ciri yang bisa berubah sesuai situasi.

Tulisan Domina Petric, yang berjudul The Introvert-Ambivert-Extrovert Spectrum dalam Journal of Medical Psychology, mengungkapkan bahwa ambivert adalah kepribadian yang nyata. Mereka punya kemampuan beradaptasi: bisa terbuka saat dibutuhkan, tapi juga bisa menutup diri ketika merasa lelah atau butuh waktu pribadi. Fleksibilitas ini yang membuat ambivert terasa unik.

2. Lebih banyak orang ambivert daripada yang kita kira

ilustrasi orang (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi orang (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak orang terburu-buru melabeli dirinya sebagai introvert atau ekstrovert. Padahal, kenyataannya lebih banyak orang berada di tengah-tengah. Ambivert jauh lebih umum dibanding yang dibayangkan, hanya saja istilah ini kurang populer.

Menurut Scientific American, sebagian besar orang ternyata ambivert. Jadi, kalau kamu merasa nyaman di pesta tapi enjoy sendirian di rumah, kamu nggak sendirian. Ada banyak orang yang merasakan hal sama, hanya belum menyadari bahwa mereka termasuk ambivert.

3. Jago komunikasi sosial

ilustrasi kantor ruang kantor ruang kerjo biro (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi kantor ruang kantor ruang kerjo biro (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Salah satu keunggulan ambivert adalah kemampuan mereka menyeimbangkan peran dalam komunikasi. Mereka bisa berbicara dengan penuh semangat saat dibutuhkan, tapi juga mampu menjadi pendengar yang baik. Hal ini membuat mereka lebih mudah diterima dalam berbagai lingkungan sosial.

Mengutip tulisan Adam Grant, yang berjudul Rethinking the Extraverted Sales Ideal: The Ambivert Advantage dalam Psychological Science, ambivert lebih unggul dalam bidang penjualan dibanding introvert maupun ekstrovert. Alasannya, mereka tidak terlalu dominan tapi juga tidak pasif. Kombinasi ini membuat mereka fleksibel, mampu menyesuaikan gaya komunikasi dengan lawan bicara.

4. Bisa kerja sendiri, bisa juga hebat di tim

ilustrasi wanita (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi wanita (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Ambivert punya kemampuan unik untuk produktif baik saat bekerja sendirian maupun bersama tim. Mereka bisa fokus dengan tenang ketika mengerjakan sesuatu sendiri, tapi juga bisa tampil aktif saat bekerja dalam kelompok.

Dalam model kepribadian Big Five Traits, ambivert berada di spektrum ekstraversi yang seimbang. Jadi, mereka bisa bergeser sesuai kebutuhan: tenang saat situasi menuntut fokus individu, atau ekspresif saat suasana mengharuskan kerja sama tim. Ini menjadikan ambivert partner kerja yang ideal.

5. Kadang suka bingung sama diri sendiri

ilustrasi wanita (pexels.com/Public Domain Pictures)
ilustrasi wanita (pexels.com/Public Domain Pictures)

Hal lucu sekaligus menantang dari jadi ambivert adalah rasa bingung dengan diri sendiri. Hari ini bisa semangat kumpul bareng teman, besoknya malah pengen menghilang dan butuh waktu sendirian. Pergeseran mood ini wajar, karena mereka punya dua sisi yang saling melengkapi.

Mengutip PubMed Central, ambivert cenderung menunjukkan pola komunikasi yang seimbang. Misalnya, penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan diri sendiri (self-relevant pronouns) tidak terlalu dominan seperti ekstrovert, tapi juga tidak minim seperti introvert. Hal ini menunjukkan posisi abu-abu khas ambivert.

Ambivert adalah bukti bahwa kepribadian manusia nggak bisa dipatok hanya hitam dan putih. Mereka punya fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan berbagai situasi, entah itu butuh bersosialisasi atau menikmati waktu sendiri. Keunikan ini justru jadi kekuatan yang sering diabaikan.

Kalau kamu merasa relate dengan fakta-fakta ambivert ini, bisa jadi kamu sebenarnya adalah seorang ambivert. Nggak perlu bingung lagi, karena ada banyak orang yang sama seperti kamu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us

Latest Life Sulawesi Selatan

See More

5 Fakta Menarik Ambivert, Si Sosial yang juga Butuh Menyendiri

27 Sep 2025, 13:17 WIBLife