TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Misteri Dupa dan Lilin Merah di Meriam Polong Benteng Somba Opu

Tiga mahasiswa pernah kesurupan karena tak sopan

Meriam Polong di kawasan Benteng Somba Opu, Gowa. IDN Times/Muizzu Khaidir

Makassar, IDN Times - Benteng Somba Opu merupakan benteng utama pada masa Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan. Benteng ini didirikan oleh Raja Gowa IX, Karaeng Tu Mapa'risi Kallonna pada 1525 yang kemudian dilanjutkan oleh Sultan Alauddin dan raja-raja setelahnya. 

Saat ini, Benteng Somba Opu yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Gowa yang berbatasan langsung dengan Kota Makassar, menjadi kawasan wisata sejarah dan budaya. Deretan rumah adat dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan bisa ditemukan di tempat ini. Selain itu, ada pula Museum Karaeng Pattingalloang, bangunan yang menyimpan sejumlah benda peninggalan pada masa kerajaan.

Beberapa meter dari museum, ada sebuah meriam tua berbentuk tabung bernama Meriam Polong. Meriam itu disebut-sebut sebagai salah satu alat perang yang digunakan pasukan Kerajaan Gowa kala berperang melawan VOC Belanda.

Bagi warga sekitar benteng, Meriam Polong bukan sekadar benda peninggalan kerajaan, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dikeramatkan. Juru kunci Meriam Polong, Hj. Lu'mu Karaeng Polong mengisahkan beberapa peristiwa magis kepada IDN Times saat ditemui pada Jumat (11/9/2020). Seperti apa cerita dari nenek berusia 83 tahun itu?

1. Kuburan di sekitar Meriam Polong

Meriam Polong, Somba Opu, Gowa. IDN Times/Muizzu Khaidir

Meriam Polong dalam bahasa setempat berarti meriam yang terpotong. Meriam yang telah berkarat itu memang tampak patah dengan bagian buntut tabung tenggelam ke tanah dan tertutup akar pohon raksasa. Kesan mistis memang begitu terasa saat berada di dekat meriam. 

Meriam itu berada di halaman pendopo setempat. Di sana, juga ada kuburan yang dikeramatkan. Hj Lu'mu mengatakan, ada dua versi tentang kuburan tersebut. Pertama, masyarakat yang percaya bahwa kuburan itu merupakan pemilik meriam, tapi versi lain yakin kuburan yang dijaga dengan baik oleh masyarakat sekitar itu adalah makam seorang bernama Boi' Baka' yang memiliki kemampuan magis dan dituakan di masa lalu.

"Orang-orang dulu menyebut nama pemilik kuburan itu Boi' Baka. Sering keturunan dari orang itu datang berziarah ke sana," kata Hj Lu'mu'.

Meriam dan kuburan itu, kata dia, telah berusia ratusan tahun. Dia memperoleh cerita turun temurun dari ibu hingga kakek neneknya mengenai meriam dan kuburan di Benteng Somba Opu.

Baca Juga: Gowa-Tallo Menyokong Perjuangan Rakyat di Jawa Melawan VOC (1)

2. Banyak yang membawa sesajen, dupa, dan lilin merah ke meriam itu

Hj Lu'mu Karaeng Polong, Juru Kunci Meriam Polong. IDN Times/Muizzu Khaidir

Saat IDN Times berkunjung, badan Meriam Polong berukuran 1,5 meter dipenuhi lelehan lilin merah. Pun ada sisa-sisa sesajen dan bekas dupa terbakar. Hj Lu'mu' berujar, kebiasaan membawa sesajen hingga membakar lilin merah di sekitar meriam, merupakan hal yang dilakukan oleh para leluhur yang tinggal di kawasan Benteng Somba Opu.  

"Warga yang datang membawa dupa dan ammaca-maca (membaca) sebagai bentuk kebiasaan. Untuk apa? Allahu'alam, kebiasaan mereka. Kebiasaan tersebut tidak bisa dibuang," kata dia.

Baca Juga: Miris! Kondisi Benteng Somba Opu dan Tugu Pahlawan Tidak Terawat

Berita Terkini Lainnya