Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Hal yang Bikin Suasana Kerja Jadi Nggak Kondusif

Ilustrasi lingkungan kerja (pexels.com/Yan Krukau)

Berdasarkan riset dari Saratoga Institute tahun 2003, sekitar 90% karyawan memilih resign karena masalah gaji. Tapi menariknya, sisanya justru mundur karena suasana kerja yang nggak kondusif. Temuan ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang nyaman punya peran besar dalam membentuk loyalitas dan kinerja karyawan. Ketika suasana kerja mendukung, karyawan cenderung betah dan lebih produktif, yang akhirnya juga berdampak positif ke performa perusahaan.

Lingkungan kerja yang tidak sehat bisa membuat karyawan cepat lelah, tidak betah, bahkan kehilangan semangat. Dalam buku The Power of Networking, dibahas bahwa relasi yang sehat di tempat kerja sangat dipengaruhi oleh atmosfer yang positif. Ini jadi bukti bahwa lingkungan kerja yang nyaman dan sehat sangat berpengaruh pada betah tidaknya karyawan di sebuah perusahaan. Sayangnya, masih banyak hal yang tanpa sadar membuat lingkungan kerja jadi tidak nyaman. 

Nah, biar kamu bisa mengenali penyebabnya, ini dia tujuh hal yang sering bikin suasana kerja jadi nggak kondusif!

1. Komunikasi yang kurang baik

Ilustrasi lingkungan kerja (pexels.com/Yan Krukau)

Komunikasi yang kurang baik dan tidak transparan dapat menimbulkan salah paham antar tim. Jika hal ini dibiarkan, tidak hanya berpengaruh pada kinerja tim, tapi juga bisa memicu konflik internal. 

Menurut laporan McKinsey & Company, perusahaan dengan komunikasi yang efektif bisa meningkatkan produktivitas karyawan hingga 25%. Sebaliknya, komunikasi yang buruk justru bisa membuat karyawan kehilangan motivasi dan merasa tidak terhubung dengan tim. Komunikasi yang jelas dan dua arah bisa membangun kepercayaan serta mempercepat penyelesaian masalah. Tanpa komunikasi yang baik, kolaborasi jadi sulit, dan tim cenderung bekerja secara individual tanpa arah yang jelas. Inilah yang membuat lingkungan kerja jadi nggak nyaman dan penuh tekanan.

2. Budaya kerja yang terlalu kompetitif

Ilustrasi lingkungan kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kompetisi memang bisa memacu semangat, tapi kalau berlebihan justru bikin suasana jadi tegang. Karyawan jadi enggan berbagi informasi atau saling bantu karena takut tersaingi. Lingkungan kerja yang terlalu kompetitif bisa memicu stres, kecemasan, dan burnout pada karyawan. Budaya kerja yang kompetitif tanpa adanya empati bisa membuat karyawan kehilangan rasa aman dan kenyamanan di tempat kerja. Padahal, suasana kerja yang suportif lebih efektif dalam membangun loyalitas dan produktivitas tim.

Bahkan dalam jangka panjang, persaingan yang nggak sehat bisa menciptakan iklim kerja yang penuh ketakutan dan saling menjatuhkan. Jika dibiarkan, hal ini bukan cuma berdampak ke mental karyawan, tapi juga merusak reputasi perusahaan secara keseluruhan.

3. Minimnya apresiasi dari atasan

Ilustrasi lingkungan kerja (pexels.com/Vitaly Gariev)

Semua orang butuh dihargai. Kalau kerja keras karyawan nggak pernah dihargai, mereka bisa merasa diabaikan. Ujung-ujungnya? Motivasi kerja menurun.

Apresiasi itu nggak selalu harus berupa bonus besar atau promosi, kadang cukup ucapan terima kasih atau pengakuan kecil di depan tim. Menurut pakar HR dari Universitas Indonesia, bentuk penghargaan yang sederhana tapi konsisten bisa meningkatkan keterikatan karyawan dan rasa memiliki terhadap perusahaan. Tanpa apresiasi, karyawan bisa merasa seolah kerja mereka sia-sia, dan itu bisa bikin mereka perlahan menjauh secara emosional dari pekerjaan.

4. Gaya kepemimpinan yang otoriter

Ilustrasi lingkungan kerja (pexels.com/Yan Krukau)

Atasan yang terlalu mengontrol atau sulit diajak diskusi bisa bikin karyawan merasa nggak punya ruang untuk berkembang. Ini bikin lingkungan kerja terasa kaku dan penuh tekanan.

Gaya kepemimpinan seperti ini biasanya cenderung top-down, di mana semua keputusan harus dari atasan tanpa melibatkan tim. Karyawan yang diberi kepercayaan untuk menyampaikan ide cenderung lebih produktif dan loyal.
Kalau dibiarkan, suasana kerja bisa terasa seperti “militer”, bukan tempat bertumbuh. Akibatnya, banyak karyawan jadi pasif, takut salah, dan kehilangan inisiatif.
Lama-lama, ini bisa bikin karyawan nggak betah dan memilih resign karena merasa tidak berkembang secara profesional.

5. Tidak ada kejelasan peran dan tugas

Ilustrasi lingkungan kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Ketika tanggung jawab karyawan nggak jelas, pekerjaan bisa tumpang tindih atau malah terbengkalai. Akibatnya, tim jadi bingung dan frustrasi.

Situasi ini bikin karyawan sering merasa serba salah. Dikerjakan takut salah, nggak dikerjakan malah dianggap nggak inisiatif. Jobdesc yang jelas, penting untuk menjaga alur kerja tetap efisien dan menghindari konflik antar anggota tim. Kalau ekspektasi atasan tinggi tapi tanpa arahan yang jelas, karyawan bisa merasa ditekan dan tidak dihargai. Lingkungan seperti ini bisa menurunkan semangat kerja dan bikin karyawan cepat lelah secara mental.

6. Lingkungan kerja yang penuh drama dan gosip

Ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Kampus Production)

Drama dan gosip di kantor bisa bikin suasana kerja jadi nggak nyaman dan penuh ketegangan. Gak jarang, gosip malah lebih ramai daripada pembahasan pekerjaan, dan itu bisa merusak fokus karyawan.

Lingkungan kerja yang penuh gosip bisa menurunkan kepercayaan antar karyawan dan menyebabkan perpecahan tim. Ini bisa berdampak pada kolaborasi yang nggak efektif, karena tiap orang lebih fokus pada urusan pribadi rekan kerja daripada pekerjaan itu sendiri. Kalau lingkungan kerja dipenuhi dengan gosip yang nggak jelas, karyawan jadi cemas dan takut melakukan kesalahan yang bakal dijadikan bahan pembicaraan.

7. Tidak ada ruang untuk berkembang

Ilustrasi lingkungan kerja (pexels.com/Monstera Production)

Lingkungan kerja yang nggak kasih kesempatan karyawan untuk belajar dan berkembang bisa bikin mereka cepat bosan. Apalagi kalau pekerjaan terasa monoton dan nggak ada tantangan baru.

Menurut hasil survei dari JobStreet Indonesia, sebagian besar karyawan resign bukan cuma karena gaji, tapi karena minimnya peluang pengembangan diri di kantor. Karyawan butuh rasa bahwa mereka tumbuh, baik secara skill maupun jenjang karir. Kalau perusahaan cuek soal pengembangan, karyawan bisa merasa stuck dan akhirnya cari tempat yang lebih suportif buat masa depan mereka.

Jadi, gimana dengan lingkungan kerjamu sekarang? Kalau salah satu atau beberapa poin di atas kamu rasakan, bisa jadi itulah alasan kenapa kamu merasa nggak nyaman di tempat kerja. Lingkungan kerja yang sehat memang nggak tercipta dalam semalam, tapi bisa dibangun dengan komunikasi, empati, dan dukungan antar tim.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us