Maleppe', Tradisi Lebaran Sulsel yang Unik

Salah satu bentuk adat turun-temurun masyarakat Tanah Daeng

Makassar, IDN Times - Berlebaran di Sulawesi Selatan ternyata tak melulu soal makanan saja. Sejumlah tradisi turun-temurun turut melekat dalam setiap aktivitas di hari nan fitri. Sanak kerabat dan keluarga, baik yang dekat maupun jauh, berkumpul demi merayakan kebersamaan selepas sebulan penuh berpuasa.

Maka momen spesial seperti ini turut terjamah nilai-nilai kearifan lokal. Nah, salah satu kebiasaan masyarakat Tanah Daeng adalah Maleppe'. Secara harafiah, Maleppe' mengandung makna "melipat". Kenapa harus berhubungan dengan lipatan?

1. Tradisi Maleppe' identik dengan Lebaran milik masyarakat Sulawesi Selatan

Maleppe', Tradisi Lebaran Sulsel yang UnikANTARA FOTO/Suparman

Bagi sejumlah kalangan, Maleppe' berkaitan erat dengan makna Idul Fitri yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Setelah melewati Ramadan, orang-orang ibaratnya melipat lembaran penuh noda, memberi ruang bagi lembaran baru untuk hati yang suci dan bersih.

Secara terminologi, Maleppe' juga mengandung artian "melepas". Yang dilepas tentu saja adalah dosa-dosa baik dalam diri sendiri serta melepaskan (atau lebih tepatnya mengikhlaskan) dosa orang lain dengan cara memberi maaf. Dengan kata lain, prosesi saling memaafkan setelah salat Ied merupakan bagian dari Maleppe'.

Baca Juga: Uniknya Masjid Arab Berusia 112 Tahun di Kawasan Pecinan Makassar

2. Maleppe' kemudian berlanjut dengan kegiatan silaturahmi

Maleppe', Tradisi Lebaran Sulsel yang UnikANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Maleppe' juga termanifestasikan dalam bentuk lain. Segelintir masyarakat Bugis memaknai "melepas" dengan cara melarung pakaian lama ke sungai atau ke laut sebagai simbol menghanyutkan segala dosa, sial atau sifat-sifat buruk di masa lalu lalu diganti dengan busana yang baru. Tradisi ini erat dengan budaya Sulawesi Selatan sebelum masuknya Islam.

Beranjak dari hal tersebut, tradisi Maleppe' pun bertalian erat dengan Lebaran, entah Idul Fitri dan Idul Adha. Belakangan, Maleppe' jadi salah satu penyebutan untuk Lebaran.

Tradisi ini baru dilaksanakan seusai salat Ied, di mana masyarakat saling berkunjung atau bertukar temu satu sama lain dengan tetangga, kerabat hingga handai taulan. Kegiatan ini disebut sebagai Assiara yang berarti silaturahmi.

3. Belakangan penyebutan Maleppe' pun identik dengan segala aktivitas berhari raya

Maleppe', Tradisi Lebaran Sulsel yang UnikIDN Times/M.Idris

Dalam Assiara, setiap rumah menyajikan makanan khas Lebaran kepada tamunya. Kalangan yang masih berpegang teguh pada kepercayaan lama, sajian yang bakal diberi ke tetamu harus Dibaca-bacai (didoakan) terlebih dahulu oleh Puang Anre Guru atau Daeng Imam yang berposisi setara dengan pemuka agama.

Nah, itu tadi penjelasan singkat tentang Maleppe' dalam setiap Lebaran milik masyarakat Sulawesi Selatan. Sekali lagi, fakta jika budaya memberi warna tersendiri dalam setiap sendi kehidupan agaknya sulit dibantah.

Baca Juga: [LINIMASA] Data dan Fakta Arus Mudik Lebaran 2019

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya