Seabad Lebih Villa Yuliana di Soppeng Menanti Kehadiran Ratu Belanda
Villa itu konon dibangun untuk menyambut Ratu Yuliana
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Masa kolonial Kerajaan Belanda di Indonesia meninggalkan berbagai jejak bangunan yang sarat nilai kesejarahan. Roman Indische Empire bisa kita rasakan saat melihat bangunan-bangunan itu. Uniknya, wujud arsitektural kolonial Belanda di Indonesia terbilang spesifik, sebagai hasil kompromi arsitektur modern di Belanda dengan iklim tropis basah di Indonesia.
Bukti akulturasi kebudayaan pada rancangan bangunan masa kolonial terlihat pada beberapa bangunan tua di Sulawesi Selatan. Nun jauh di Kabupaten Soppeng, salah satunya. Di Kota Kalong Watan Soppeng, terdapat sebuah bangunan bernama Villa Yuliana. Penamaan tersebut merujuk kepada puteri dari sang Ratu Kerajaan Belanda pada masa itu, Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau.
Sayang, sang Puteri bernama lengkap Juliana Louise Marie Wilhelmina van Oranje-Nassau tak kunjung menginjakkan kaki di Bumi Latemmamala.
Nah, mumpung pasangan Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta sedang berada di Indonesia, IDN Times mengajak Sang Ratu menengok kepingan cerita tentang nenek buyutnya yang begitu dinantikan hadir di Soppeng.
1. Villa Yuliana dirancang oleh arsitek Belanda
Dinukil dari buku 'Orang Soppeng orang beradab: sejarah, silsilah raja-raja, objek wisata' karangan A. Wanua Tangke (2007), Villa Yuliana, yang oleh masyarakat sekitar menyebutnya Mess Tinggia, dibangun oleh seorang arsitek yang sengaja didatangkan dari Belanda melalui perintah C.A Kroesen, gubernur Sulawesi kala itu.
Ada beberapa versi yang menyebutkan perihal waktu pembangunan Villa Yuliana. Pertama, oleh A. Wanua Tangke menyebut bangunan itu dibuat pada 1900 hingga 1905. Sedangkan Pananrangi Hamid dalam buku 'Sejarah Kabupaten Daerah Tk.II Soppeng (1991)' mengatakan Villa Yuliana dibangun sekitar tahun 1906 pada masa pemerintahan C.A.Kroesen.
Baca Juga: Makam Pangeran Diponegoro, Saksi Bisu Perjuangan di Tanah Daeng
Baca Juga: Jalan-jalan Seru di Kota Kalong Watansoppeng