Kota Baubau Menggelar Tradisi Makan Bersama Sepanjang Tiga Kilometer

Bagian dari acara Festival Keraton Masyarakat Adat ASEAN

Makassar, IDN Times - Hari kedua Festival Keraton Masyarakat Adat (FKMA) ASEAN VI di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, dirayakan dengan tradisi Pakande-Kandea alias makan bersama. Sejak Rabu (20/11) pagi, ribuan talang berisi makanan tradisional disajikan sepanjang tiga kilometer mengelilingi Benteng Keraton Buton.

Kegiatan tersebut dihadiri Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Provinsi Sultra yakni La Ode Mustari, AS Tamrin selaku Wali Kota Baubau, Forkopimda Baubau, tamu yang berasal dari kerajaan dan kesultanan di seluruh Indonesia, serta sejumlah peserta dari negara sahabat.

1. Tradisi Pakande-Kandea digelar dengan nampan yang mengelilingi Benteng Keraton Buton

Kota Baubau Menggelar Tradisi Makan Bersama Sepanjang Tiga KilometerANTARA FOTO/Jojon

Wali Kota Baubau, AS Tamrin mengatakan bahwa Pakande-Kandea adalah warisan budaya Buton yang berfungsi menjalin silaturahmi antar masyarakat.

"Mungkin tadinya belum saling kenal akan menjadi kenal. Dan yang sudah kenal menjadi erat. Kalau dahulu itu antara perempuan dan laki-laki di Buton ini tidak bisa keluar-keluar sembarangan. Saat ini wadah-wadah Kande-Kandea ini bisa (sebagai cara) komunikasi dengan dunia luar," katanya seperti dikutip dari laman kantor berita Antara pada Rabu (20/11).

Kegiatan Pakande-Kandea sendiri acapkali diadakan dalam acara yang bersifat penting. "Pakande-Kandea ini menjadi lebih spesifik, menjadi lebih unik, karena dilakukan mengelilingi benteng keraton yang baru pertama kali ini dilakukan," lanjutnya.

2. Museum Rekor Indonesia (MURI) turut memberikan penilaian untuk acara ini

Kota Baubau Menggelar Tradisi Makan Bersama Sepanjang Tiga KilometerANTARA FOTO/Jojon

Untuk Pakande-Kandea yang menjadi rangkaian FKMA ASEAN VI, turut bergabung raja-raja Nusantara dan sejumlah wakil negara lain seperti Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Filipina dan Rusia. Pihak Museum Rekor Indonesia (MURI) turut diminta memberi penilaian.

"Jadi ini keunikannya, sebab juga ketika berkomunikasi dengan pihak MURI ternyata mereka tertarik untuk melihat, lalu menilai apakah ada kepantasan untuk diberi suatu penghargaan. Karena memang pertama kali Kande-Kandea keliling benteng keraton ini," papar Tamrin.

Selain menjamu perwaklian raja-raja di Nusantara, acara Pakande-Kandea ini turut melibatkan organisasi perangkat daerah, swasta dan BUMN.

Baca Juga: Festival Keraton Kesultanan Buton 2019 Pajang Kekayaan Tenun

3. Dibuka sejak Selasa (19/11) kemarin, Festival Keraton Masyarakat Adat (FKMA) ASEAN VI digelar selama lima hari

Kota Baubau Menggelar Tradisi Makan Bersama Sepanjang Tiga KilometerANTARA FOTO/Jojon

FKMA ASEAN VI telah dilaksanakan sejak Selasa (19/11) ditandai dengan acara pembukaan yang melibatkan 700 orang penari kolosal dan 30 barisan karnaval utusan Kesultanan di Nusantara.

Gubernur Sultra, Ali Mazi, mengatakan gelaran yang bakal berlangsung selama lima hari tersebut dapat menjadi momentum strategis memperkenalkan ragam budaya dan adat masyarakat lokal Pulau Buton sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keanekaragaman budaya dunia.

Baca Juga: Mengenal Sultan Himayatuddin, Sang Pemimpin Gerilya Rakyat Buton

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya