Rasyid Bakri, Loyalitas Sang Pangeran Bawa PSM Makassar Juara Liga 1

Sempat merasa was-was akibat dibekap cedera parah pada 2017

Makassar, IDN Times - Hanya sedikit klub sepak bola Indonesia memiliki "one man one club" alias pemain yang tak pernah pindah. Loyalitas memang masih susah di bal-balan nasional mengingat kontrak pemain rata-rata berdurasi satu hingga dua musim. Segelintir pemain setia yang masih bermain hingga sekarang adalah Dendi Santoso (Arema FC) dan Ian Louis Kabes (Persipura).

Nah, dalam daftar istimewa itu ikut terselip nama gelandang PSM Makassar yakni Rasyid Bakri. Terlebih ia resmi masuk dalam segelintir pemain yang merasakan seluruh trofi ajang resmi sepak bola Indonesia setelah Juku Eja menjadi kampiun BRI Liga 1 2022-23. Sebelumnya pada tahun 2019 silam, gelar juara Piala Indonesia turut ia persembahkan.

Dengan usia sudah 32 tahun, Rasyid cukup sering bermain meski sebagai pemain pengganti. Total ia mencatatkan 24 penampilan (744 menit) musim ini, serta menyumbang 1 gol dan 1 asis. Statistik tersebut cukup bagus untuk ukuran seorang pelapis.

1. Dipromosikan ke tim utama pada tahun 2011, langsung jadi pilar penting

Rasyid Bakri, Loyalitas Sang Pangeran Bawa PSM Makassar Juara Liga 1Pemain PSM Makassar Rasyid Bakri (kanan). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Rasyid Bakri adalah salah satu dari segelintir penggawa tim junior yang "naik kelas" di musim 2011-12, alias era Liga Primer. Gelandang kelahiran Gowa, 17 Januari 1991 itu sebelumnya menghabiskan waktu di tim-tim kelompok umur seperti Makassar Football School (2001-2005), PSM U-15 (2006) dan PSM U-21 (2007-2011).

Di tengah kesulitan finansial klub, pelatih kepala PSM saat itu yakni Petar Segrt memilih mengorbitkan para pemain muda. Juru taktik asal Kroasia itu rupanya jeli mengendus bakat. Setelah dinyatakan lolos seleksi, Rasyid tak perlu waktu lama untuk menembus tim utama. Lini tengah yang sudah diisi trio Aditya Putra Dewa, Srecko Mitrovic dan David da Rocha kian kokoh.

Penampilannya langsung memukau Mattoanging. Umpan-umpannya sangat memanjakan para koleganya di sektor depan saat itu yakni Ilija Spasojevic, Andi Oddang serta winger enerjik M Rahmat yang juga seangkatannya. Tak menunggu lama, ia langsung dipanggil ke Timnas Senior asuhan Nil Maizar di AFF Cup 2012.

2. Cedera parah pada 2017 sempat memaksanya menepi selama 8 bulan

Rasyid Bakri, Loyalitas Sang Pangeran Bawa PSM Makassar Juara Liga 1Pesepak bola PSS Sleman Ocvian Chanigio (tengah) berebut bola dengan pesepak bola PSM Makassar Rasyid Bakri (kiri) pada pertandingan Liga 1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Selasa (1/3/2022). (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Rasyid masih tak tergantikan di lini tengah PSM pada Liga Primer 2013, saat tim tersebut finis di peringkat 6. Bahkan ketika Juku Eja alami masa sulit di Liga Super 2014 (terusir dari Mattoanging dan performa jeblok), ia tetap bertahan. Sosok pengidola Syamsul Chaeruddin itu masih setia saat PSSI dibekukan oleh FIFA di tahun 2015, dan tetap menyambut panggilan manajemen PSM untuk tampil di kejuaraan "pelipur lara" seperti Piala Jenderal Sudirman dan Piala Presiden edisi pertama.

Pemilik nomor punggung 17 tersebut turut menjadi pilar penting pada ISC 2016. Bersama Wiljan Pluim dan Rizky Pellu, ia kembali merasakan awal kebangkitan PSM di bawah asuhan pelatih kepala Robert Rene Alberts yang baru masuk pada paruh kedua.

Namun, cedera ligamen lutut parah dideritanya tepat sebelum Liga 1 2017 bergulir. Akibatnya, Rasyid harus menepi nyaris sepanjang musim. Partai pamungkas musim itu kontra Madura United di Mattoanging jadi ajang comeback-nya setelah delapan bulan menghabiskan waktu untuk proses pemulihan.

Baca Juga: Ramadhan Sananta Belum ke TC Timnas U-23, PSM Sudah Minta Izin

3. Setelah 12 tahun bersama Juku Eja, Rasyid Bakri akhirnya mengecap sukses juara Liga 1

Rasyid Bakri, Loyalitas Sang Pangeran Bawa PSM Makassar Juara Liga 1Pesepak bola PSM Makassar Rasyid Bakri (kanan) terjatuh saat berebut bola dengan pesepak bola Persik Kediri Rohit Chand (kiri) pada Kompetisi Liga 1 di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (2/9/2022). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.

Dalam video wawancara yang diunggah oleh kanal YouTube PSM Makassar pada 2020, Rasyid mengaku merasa was-was saat dibekap cedera. "Saya memikirkan nasib saya setelah ini, apakah masih bisa kembali seperti sedia kala. Saya juga memikirkan orang tua dan keluarga karena saya adalah salah satu tulang punggung keluarga," kata pria yang biasa disapa Daeng Naba itu.

Pasang surut kondisi tim kembali ia alami selepas pulih dari cedera. Nyaris juara di musim 2018, mengecap sukses Piala Indonesia dan AFC Cup pada 2019 lalu hampir degradasi saat Liga 1 2021-22. Tapi, sekali lagi, Rasyid tetap setia di bawah panji merah marun Pasukan Ramang.

Dengan masa bakti mencapai 12 tahun, Rasyid mengaku susah berpindah ke lain hati. Apalagi memperkuat PSM sudah jadi cita-citanya sejak kecil. "Sejak pertama kali tandatangan kontrak di 2011, saya tidak akan pindah kecuali PSM sudah tidak membutuhkan saya," ungkapnya.

Meski begitu, Rasyid agaknya masih dibutuhkan hingga beberapa musim ke depan. Tugasnya sebagai seorang penyeimbang permainan amat dibutuhkan Bernardo Tavares yang dikenal sangat mengandalkan para gelandang.

Baca Juga: Cerita Rasyid Bakri saat Pemain PSM Selamatkan Diri dari Gempa Malang

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya