Kisah Singkat Joop Gall di PSM Makassar yang Penuh Getir
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Sebelum mengumumkan perekrutan pelatih anyar Bernardo Tavares, PSM Makassar lebih dulu memberitahu telah mengakhiri kerja sama dengan Joop Gall.
Joop Gall jadi nakhoda PSM sejak 29 Desember 2021. Dia menggantikan Milomir Seslija yang dipecat sebulan sebelumnya.
"Setengah musim bersama, coach Joop Gall hari ini berpisah dengan kami. Terima kasih, coach," demikian keterangan foto yang diunggah akun Instagram @psm_makassar, Senin (11/4/2022).
Baca Juga: Fakta Bernardo Tavares, Pelatih Baru PSM Pernah Kerja dengan Mourinho
1. Gall sudah pesimistis kontraknya diperpanjang
Sebelum berpisah dengan PSM, Gall sudah berulang kali melempar sinyal kontraknya takkan diperpanjang. Dia mengisyaratkan itu pada sejumlah sesi konferensi pers virtual dalam rangkaian Liga 1.
"Saya cuma bekerja tiga bulan di sini, datang tanpa persiapan apa pun. Jadi tentu ini sangat sulit. Performa kita memang naik-turun, sempat juga tidak menang beberapa pertandingan," ujarnya pada salah satu sesi konferensi pers.
2. Terkesima dengan sambutan suporter
Gall cuma sekali menyapa publik pecinta PSM, tepatnya saat memimpin sesi latihan di Bosowa Sport Center Makassarpada 5 Januari 2022. Ia lebih banyak bekerja di Bali, yang menjadi tuan rumah putaran kedua Liga 1 musim lalu. Tapi, sosok 58 tahun tersebut mengaku takjub dengan sambutan suporter.
"Suasananya benar-benar ramai. Klub tersebut (PSM) sangat populer di kota ini. Jadi, kemudian ada sekitar 1.000 hingga 1.500 orang datang melihat seperti apa wujud pelatih baru," katanya saat diwawancara RTV Noord pada 14 Januari silam.
Untuk menangani PSM, Gall harus menukar kesempatan mudik dan melihat cucu yang baru lahir. Ia rupanya sudah setahun lebih tak menginjakkan kaki di Belanda.
3. Menang sekali lalu performa terjun bebas
Meski dengan persiapan seadanya, debut sebagai nahkoda pinisi merah berakhir manis. Berhadapan dengan Madura United di pekan ke-18, 8 Januari 2018, PSM menang 1-0 berkat gol penalti Anco Jansen. Tapi setelahnya, mereka cenderung inkonsisten.
Sempat berkutat di papan tengah, Juku Eja justru terjun bebas ke papan bawah setelah kalah empat kali beruntun. Ini disebut efek dari jadwal padat, hasil tes PCR tak menentu dan badai cedera.
PSM pun kembali dibayangi potensi degradasi seperti musim 2009/10. Joop Gall baru benar-benar merasa lega setelah menekuk Persiraja 1-0 di pekan ke-34.
Bekerja di 17 pertandingan, PSM cuma bisa menang 4 kali, dengan persentase 23,53 persen. Joop Gall juga mendapat 6 hasil imbang (35,29 persen) dan 7 kekalahan (41,18 persen).
4. Mengaku sama sekali tak kecewa selama tiga bulan bekerja
Lebih jauh, ia turut memuji perjuangan Wiljan Pluim dkk selama putaran kedua yang tak mudah menyerah meski terbentur berbagai masalah.
"Mereka bertarung demi setiap poin. Dan saya sangat bangga dengan bagaimana mereka mengerahkan segalanya di setiap laga," ucapnya.
Gall mengaku tak kecewa dengan masa kerjanya selama tiga setengah bulan, meski dihadapkan pada jadwal padat dan harus membangun semuanya dari awal.
"Pelan-pelan, kita membangun disiplin secara tim dan permainan. Ini sangat berguna. Jika PSM bisa meneruskannya, mereka bisa menjadi tim yang lebih baik di musim mendatang," kata Gall.
"Terima kasih banyak atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan," tutur Gall mengakhiri jumpa pera terakhirnya sebagai juru taktik Pasukan Ramang.
Dankjewel, Joop! Terima kasih atas setengah musim di PSM!
Baca Juga: Arema FC Resmi Gaet Dua Eks PSM, Hasim Kipuw dan Ilham Udin