Sulsel Belum Penuhi Syarat untuk Deklarasi Daerah Pertama Bebas Corona

Pakar kesehatan perpendapat, Sulsel masih jauh dari harapan

Makassar, IDN Times - Niatan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, menjadikan daerahnya sebagai yang pertama se-Indonesia mendeklarasikan bebas corona, dianggap tidak begitu realistis. Pakar Kesehatan Universitas Hasanuddin Makassar, Dr. Aminuddin berpendapat, ada dua masalah mendasar yang belum dapat dituntaskan Pemprov Sulsel hingga saat ini.

"Sangat realistis seandainya prasyarat tracing contact maksimal dan masyarakat disiplin ikut aturan pemerintah," ungkap dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas ini kepada IDN Times, Rabu (6/5).

1. Kesadaran masyarakat dinilai masih rendah ditambah dengan tidak adanya upaya tegas menindak pelanggar aturan

Sulsel Belum Penuhi Syarat untuk Deklarasi Daerah Pertama Bebas CoronaPelanggar PSBB di Makassar. IDN Times/Polrestabes Makassar

Aminunddin menilai, apa yang dikehendaki Nurdin itu tidak tepat melihat kondisi penyebaran kasus COVID-19 di Sulsel yang sama sekali tidak mengalami perubahan. Yang ada justru peningkatan penyebaran meski tidak begitu signifikan.

Kendala yang betul-betul belum mampu dituntaskan pemerintah saat ini menurutnya ialah, transformasi kesadaran ke masyarakat tentang bahaya virus corona. Terlebih karena tidak ada sanksi dan hukuman tegas yang diberikan kepada para pelanggar.

"Kondisi saat ini dengan kesadaran masyarakat yang sangat rendah serta kurangnya punishment bagi yang melanggar aturan pemerintah, maka saya tidak yakin kasus positif bisa selesai bulan Juli," ungkap Aminuddin.

Baca Juga: Gubernur Nurdin Abdullah Harap Pandemik COVID-19 Tuntas Akhir Mei

2. Kasus semakin sulit diprediksi apabila kesadaran masyarakat masih rendah

Sulsel Belum Penuhi Syarat untuk Deklarasi Daerah Pertama Bebas CoronaANTARA FOTO/Arnas Padda

Penyebaran kasus COVID-19 di Sulsel dianggap sama sekali belum mengalami perubahan drastis, sebagaimana harapan pemerintah sebelumnya. Merujuk dalam data Gugus Tugas COVID-19 Sulsel,  penyebaran kini telah mencakup 21 dari 24 kabupaten/kota .

Per Selasa (5/5) kemarin, jumlah orang dalam pemantaun (ODP) di Sulsel mencapai 4130. 3260 diantaranya diklaim telah selesai dipantau. Semnetera pasien dalam pengawasan (PDP) ada 936 orang, dimana 574 diantaranya dinyatakan non-COVID-19 atau tidak terindikasi. Selain itu, 98 PDP tercatat meninggal dunia.

Sementara total pasien positif mencapai 640 orang. 228 sembuh dan 45 orang meninggal dunia. Daerah yang paling mendominasi dengan tingkat penyebaran tertinggi masih diduduki Kota Makassar, disusul Kabupaten Gowa kemudian Kabupaten Maros.

Data itu kata Aminuddin, menunjukkan bahwa semakin hari penyebaran kasus ini akan sulit dituntaskan. Kuncinya ditekankan Aminuddin, pemerintah harus benar-benar tegas menerapkan aturan dan larangan yang berlaku untuk semua.

Intervensi pemerintah dibarengi dengan penegakan hukum tegas, diyakini Aminuddin, perlahan dapat menyelesaikan penyebaran virus ini. "Sepanjang masyarakat tidak disiplin maka sangat sulit diprediksi masa berakhirnya (penuluran virus)," tegasnya.

Baca Juga: Nurdin Abdullah: PSBB Makassar Diperpanjang, Toko Boleh Buka

3. Berangkat dari optimisme Nurdin Abdullah bakal deklarasikan Sulsel daerah pertama tuntaskan COVID-19

Sulsel Belum Penuhi Syarat untuk Deklarasi Daerah Pertama Bebas CoronaGubernur Sulsel Nurdin Abdullah saat memberikan keterangan pers di posko Gugus Tugas COVID-19 Sulsel, Senin (27/4). Humas Pemprov Sulsel

Nurdin sebelumnya mengaku optimis dapat menyelesaikan persoalan COVID-19 di daerahnya seiring dengan pengurangan penggunaan APBD penangangan wabah virus. "Kita mau deklarasi pertama di Sulsel dan penggunaan APBD paling rendah," kata Nurdin saat berdiskusi dengan tim edukasi peserta wisata COVID-19 di Makassar, kemarin, dilansir Antara.

Optimisme itu juga berangkat dari data jumlah tingkat kesembuhan pasien. Dari empat daerah yang dianggap menjadi episentrum penyebaran virus skala nasional, Sulsel menjadi salah satu daerah dengan tingkat kesembuhan tinggi. Persentasenya mencapai 34,93 persen. Menyusul Jawa Timur dengan persentase 15,57 persen, Jawa Tengah 14,43 persen, Jawa Barat 14,42 persen, dan DKI Jakarta 14,16 persen.

Nurdin berharap, penanganan COVID-19 itu bisa selesai dengan cepat dan tidak terlalu menguras APBD. "Virus ini bisa dilawan dengan imunitas yang kuat. Nah, imunitas yang kuat itu kita dapat dari istirahat yang cukup, makan yang bergizi, makan vitamin, jangan cemas, jangan stres," ujar Nurdin.

Baca Juga: PSBB Skala Provinsi di Sulsel Masih Dipertimbangkan, Ini Sebabnya

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya