Siswa di Makassar Masih Belajar Online karena Banjir-Cuaca Ekstrem

Pembukaan sekolah tergantung prakiraan cuaca BMKG

Makassar, IDN Times - Dinas Pendidikan Kota Makassar masih menerapkan kegiatan belajar daring atau online karena situasi cuaca ekstrem serta banjir di sebagian wilayah. Kebijakan itu berlaku untuk sekolah wewenang Pemkot, yakni tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP.

Kepala Dinas Pendidikan Makassar Muhyiddin Mustakim mengatakan, sekolah daring diterapkan karena banijr masih melanda sebagian wilayah kota. Apalagi ada sejumlah sekolah terendam. Belum diputuskan kapan siswa kembali belajar di sekolah.

"Berdasarkan surat edaran pak walikota dari tanggal 13 sampai 16 dan lanjut 17 Februari sekolah dilakukan daring. Sabtu libur, Senin nanti kita lihat cuaca," kata Muhyiddin kepada IDN Times, Jumat malam (17/2/2023).

Baca Juga: BMKG: Sulsel Masih Dilanda Hujan Lebat Sepekan ke Depan

Baca Juga: Walhi Siap Penuhi Tantangan Danny Pomanto soal Data Banjir Makassar

1. Disdik Makassar menunggu petunjuk dari BMKG

Siswa di Makassar Masih Belajar Online karena Banjir-Cuaca EkstremIlustrasi Siklon Tropis di Indonesia ( ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Dinas Pendidikan Maakssar menerapkan sekolah daring sebagai tindak lanjut atas surat edaran Wali Kota Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto. Danny ingin aktivitas di sekolah ditiadakan sementara saat terjadi banjir demi keselamatan para siswa.

Menurut Muhyiddin, ke depan Dinas Pendidikan akan mempertimbangkan prakiraan cuaca BMKG sebelum memutuskan membuka sekolah. Semua tergantung proyeksi cuaca, apakah memungkinkan atau tidak.

2. Pengajar diminta menghindari aktivitas belajar di luar rumah

Siswa di Makassar Masih Belajar Online karena Banjir-Cuaca EkstremSeorang warga menutup pagar rumahnya saat banjir di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/2/2023). Hujan deras sejak dini hari mengakibatkan banjir di sejumlah lokasi di Kota Makassar. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Muhyidin menyatakan pelaksanaan sekolah daring demi keselamatan para siswa. Guru-guru diminta untuk sementara tidak menerapkan pembelajaran atau aktivitas terkait sekolah di luar rumah. 

"Kepala sekolah bersama seluruh warga sekolah senantiasa melakukan koordinasi dan memberikan pelaporan kepada kami soal kondisi yang membahayakan," ucapnya.

Muhyidin menghimbau petugas sekolah yang terdampak banjir mengantisipasi kerusakan dokumen dan sarana-prasarana belajar. 

3. BMKG perkirakan hujan lebat di Sulsel sepekan ke depan

Siswa di Makassar Masih Belajar Online karena Banjir-Cuaca EkstremBanjir genangi puluhan rumah di blok 8, Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, Makassar. (Dahrul Amri/IDN Times Sulsel)

Sejumlah wilayah Sulawesi Selatan masih akan dilanda hujan lebat sepekan ke depan. Demikian peringatan dini cuaca tujuh harian yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jumat (17/2/2023).

Menurut prakiraan cuaca yang diperbarui Kamis petang (16/2/2023), BMKG cuaca ekstrem dapat terjadi di wilayah Sulsel pada 17 hingga 23 Februari 2023. Diperkirakan hujan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai angin kencang dan petir/kilat.

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV Makassar membagi peringatan dini cuaca sepekan ke depan dalam dua kelompok waktu. Pada tanggal 17-19 Februari, diperkirakan hujan lebat terjadi di sebelas kabupaten/kota.

"Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Selayar,  dan Luwu Utara," bunyi peringatan dini yang diteken Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet.

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV Makassar membagi peringatan dini cuaca sepekan ke depan dalam dua kelompok waktu. Pada tanggal 17-19 Februari, diperkirakan hujan lebat terjadi di sebelas kabupaten/kota.

"Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Selayar,  dan Luwu Utara," bunyi peringatan dini yang diteken Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet.

Prakiraan dini cuaca tujuh harian disertai penjelasan soal penyebab tingginya curah hujan di Sulsel sepekan ke depan. Dijelaskan bahwa terdapat wilayah konvergensi di kawasan Sulsel yang menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di kawasan barat dan selatan. Labilitas lokal yang kuat mendukung proses konvektif.

Di saat bersamaan, bibit siklon tropis 91 P dengan kecepatan angin maksimum 25 knot berada di Teluk Carpentaria, Australia bagian utara. Sistem ini menyebabkan peningkatan kecepatan angin di wilayah Sulsel.

"Suhu muka laut di wilayah Sulawesi Selatan dengan anomali +1,0 derajat Celcius hingga +3 derajat Celcius meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air) dan potensi hujan, khususnya bagian barat dan selatan," penjelasan BMKG.

Baca Juga: Pantarlih KPU Makassar Terobos Banjir Demi Coklit

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya