Sulsel Bersiap Hadapi Hepatitis Akut Misterius

Berbagai langkah antisipasi telah dipersiapkan

Makassar, IDN Times - Pada Kamis 12 Mei 2022, satu pasien kasus suspek hepatitis akut misterius dirawat di RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulawesi Selatan. Sejauh ini, pasien tersebut masih didiagnosis rubela kendati memiliki gejala umum hepatitis seperti kulit berwarna kekuningan.

Pasien itu berasal dari Sulawesi Barat. Anak berusia 9 tahun itu dirujuk ke Makassar dengan alasan rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan nasional, khususnya di wilayah Indonesia Timur. 

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Bachtiar Baso, meminta masyarakat tidak panik. Karena pemerintah juga telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi sejak awal. 

Sejak organisasi kesehatan dunia WHO memberlakukan status KLB (kejadian luar biasa) pada 12 April 2022, Kementerian Kesehatan langsung menindaklanjuti dengan menertibkan surat edaran pada 20 April 2022. 

"Kami telah menghubungi seluruh kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang ada di Sulsel untuk melakukan kewaspadaan dini terhadap penanganan penyakit hepatitis akut yang masih terkategori misterius. Di situ kami juga lampirkan surat edaran dari Kementerian Kesehatan," kata Bachtiar kepada IDN Times.

1. Mengawasi penumpang di pintu masuk

Sulsel Bersiap Hadapi Hepatitis Akut MisteriusANTARA FOTO/Herry Murdy Hermawan

Dinas Kesehatan juga telah menyampaikan kepada Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Makassar dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin untuk mewaspadai lalu lintas orang. Hal tersebut mengingat bahwa pelabuhan dan bandara merupakan pintu masuk dan keluar Sulsel. 

Penumpang yang harus diwaspadai khususnya yang berusia 1 bulan hingga 16 tahun jika memiliki indikasi gejala-gejala hepatitis akut misterius. Di antaranya gejala demam, kulit kekuningan, mual, muntah, diare, kencing berwarna kecoklatan, sakit perut dan seterusnya. 

"Dari situ kita sudah bisa melihat kalau ada itu (gejala) segera dilaporkan pada kami dan kita lakukan penanganan khusus," kata Bachtiar.

Kasus hepatitis akut memang telah terdeteksi di Jakarta. Meski begitu, Dinas Kesehatan mengimbau kepada seluruh masyarakat Sulsel untuk tidak perlu terlalu takut dengan kejadian ini 

"Kita lakukan untuk antisipasi dari awal di Sulsel. Oleh karena itu, kami berharap semoga hepatitis akut ini mudah-mudahan Sulsel bisa aman. Kalau masyarakatnya aman berarti yang harus kita waspadai pintu masuknya," kata Bachtiar.

2. Menggenjot vaksinasi

Sulsel Bersiap Hadapi Hepatitis Akut MisteriusIlustrasi vaksinasi COVID-19 masal. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum).

Tak lupa, Dinas Kesehatan juga terus menggenjot program imunisasi dasar lengkap kepada seluruh anak berusia, khususnya yang berusia 5 tahun. Hal ini penting mengingat penyakit hepatitis ditularkan oleh virus, lagipula saat ini juga telah memasuki bulan imunisasi anak nasional (BIAS).

Bachtiar menegaskan imunisasi sangat penting bagi anak sebagai upaya pencegahan atau daya tahan tubuh anak agar semakin meningkat untuk melawan kemungkinan masuknya penyakit ini. 

"Oleh karena itu, Sulsel salah satu provinsi terbaik capaian imunisasi dasar lengkapnya di Indonesia. Tahun 2021, Sulsel terkategori 100 persen seluruh anak sudah divaksinasi, termasuk di dalamnya vaksinasi hepatitis B yang dilakukan sejak anak umur 0," kata Bachtiar.

Di sisi lain, Dinas Kesehatan juga tetap menggalakkan vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun. Hal itu untuk antisipasi karena adanya isu bahwa hepatitis akut misterius berkaitan dengan virus COVID-19. 

"Karena apakah ini masih isu tapi sudah ada penelitian di beberapa negara di Eropa tentang apakah ada kemungkinannya turunan COVID-19 yang menyebabkan ini, menyerang hepatitis kemudian terjadi kerusakan dan menyebabkan hepatitis akut. Itu kan belum pasti," kata Bachtiar.

Baca Juga: Satu Pasien Suspek Hepatitis Akut di Makassar Bergejala Serupa Rubela

3. Menyiapkan fasilitas kesehatan

Sulsel Bersiap Hadapi Hepatitis Akut MisteriusIlustrasi pasien di rumah sakit. ANTARA FOTO/Olha Mulalinda

Di samping itu, Pemprov Sulsel juga telah menerbitkan surat edaran yang ditujukan seluruh bupati dan wali kota se-Sulsel, direktur rumah sakit daerah maupun swasta, serta kepada kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan untuk menyiapkan fasilitas kesehatan.

"Artinya, kalau misalnya ada terindikasi, kita periksa lab dulu. Laboratorium kita sudah siap dalam penanganan," kata Bachtiar.

Untuk sistem kesehatan, kata dia, juga telah disiapkan. Salah satunya yaitu proses rujukan. Sistem rujukan ini telah disesuaikan dengan pedoman rujukan dari Kementerian Kesehatan. 

"Mekanisme rujukan ini akan kita lakukan di Sulsel. Karena kita di Sulsel di samping pelayanan dasar kita ada pada level Puskesmas, kemudian ada rumah sakit kelasnya mulai dari pratama, A, B, C, semua kita miliki. Oleh karena itu, seluruh infrastruktur ini kami pastikan siap melayani jika ada hal-hal seperti itu," katanya.

Mekanisme rujukan yang dimaksud yaitu pasien terlebih dahulu akan dilayani pada level pertama yaitu di Puskesmas. Jika Puskesmas tidak bisa menangani, maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit.

"Kita lihat kalau misalnya yang bersangkutan dianggap gawat, langsung saja ke rumah sakit yang penanganannya lebih baik, punya dokter ahli yang lebih banyak," katanya.

Baca Juga: Deteksi Hepatitis Akut, Wali Kota Makassar Kerahkan Ketua RT-RW

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya