Sinyal Pemulihan Ekonomi Sulsel Makin Terlihat di 2022

Tahun 2022 harus dimanfaatkan untuk pemulihan ekonomi

Makassar, IDN Times - Kondisi pemulihan ekonomi di Sulawesi Selatan (Sulsel) semakin terlihat. Sinyal positif tersebut tampak seiring makin terkendalinya kasus penyebaran COVID-19.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan, Causa Iman Karana, mengatakan sinyal pemulihan ekonomi Sulsel di triwulan IV 2021 sangat terlihat jelas. Hal itu berdasarkan survei terhadap kegiatan dunia usaha, survei konsumen, survei penjualan eceran hingga survei pergerakan manusia.

"Di periode akhir 2021, pergerakan manusia mulai meningkat lagi di mana sebelumnya relatif terhenti karena adanya perpanjangan PPKM. Triwulan IV menunjukkan adanya pemulihan," kata Causa di Makassar, Sabtu (1/1/2022).

Pertumbuhan ekonomi Sulsel diperkirakan berada pada kisaran 4 - 4,8 persen pada 2021 dan 5 - 6 persen pada 2022. 

"Tahun 2022 adalah masa-masa pemulihan. Oleh karena itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Sulsel."

1. Pertanian jadi salah satu sektor penggerak

Sinyal Pemulihan Ekonomi Sulsel Makin Terlihat di 2022Ilustrasi pertanian (Dok. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

Causa menjelaskan bahwa Sulsel memiliki sektor penggerak ekonomi yang sangat bervariasi. Mulai dari sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hingga konstruksi. Pertumbuhan ekonomi Sulsel juga ditopang oleh baiknya kinerja sektor-sektor tersebut. 

Sektor pertanian bahkan diperkirakan melanjutkan perbaikan didukung oleh perbaikan konsumsi yang berlanjut. Begitu pun dengan sektor perdagangan dan industri pengolahan yang diperkirakan membaik seiring meningkatnya optimisme dunia usaha dan dukungan regulasi.

Sektor pertanian, perdagangan, konstruksi, dan industri pengolahan merupakan sektor utama dengan penyerapan tenaga kerja tertinggi di tengah tekanan pandemik COVID-19.

"Sektor-sektor inilah yang harus digenjot untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Caranya dengan hilirisasi, digitalisasi dan inovasi," kata Causa.

2. Sektor pariwisata masih perlu didorong

Sinyal Pemulihan Ekonomi Sulsel Makin Terlihat di 2022Ilustrasi Pariwisata (IDN Times/Arief Rahmat)

Sektor pariwisata juga perlu didorong sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang membawa dampak ke sektor terkait lainnya. Seperti diketahui, pariwisata menjadi salah satu sektor paling terdampak akibat pandemik COVID-19.

"Karena mobilitas dibatasi, otomatis turun. Harapan kita sekarang bisa menggerakkan kegiatan pemerintahan. Kita bergerak ke Toraja, Bulukumba, Selayar, sekaligus menggerakkan pariwisata," kata Causa.

Di beberapa daerah yang mengandalkan pariwisata, memang sangat terdampak pandemik COVID-19. Namum Sulsel boleh dikata lebih beruntung karena memiliki sektor bervariasi dan berimbang.

"Kalau di sini ada beberapa sektor lainnya. Jadi kesempatan kita sekarang untuk bagaimana mengoptimalkan sektor penggerak seperti pertanian, perdagangan, industri pengolahan itu," katanya.

Baca Juga: Dinsos Sulsel Terbantu Fatwa Haram MUI Sulsel soal Pengemis

3. Setiap sektor punya kecepatan pulih yang berbeda

Sinyal Pemulihan Ekonomi Sulsel Makin Terlihat di 2022IDN Times/Arief Rahmat

Sani Eka Duta selaku Ekonom Ahli menambahkan semua sektor di Sulsel bisa dikatakan telah pulih semua dibandingkan tahun 2020 lalu. Hanya saja, kecepatannya berbeda-beda dan masih bertahap. 

"Tapi itu wajar apalagi kalau sektor yang terkait dengan mobilitas orang memang sangat sensitif. Misal kalau kita bicara perdagangan walaupun itu ada peningkatan level PPKM, pasti ada perlambatan lagi," katanya.

Hal ini tentu berbeda dengan industri pengolahan yang lebih berorientasi ke target. Meski di situasi pandemik, mereka tetap akan melakukan berbagai macam untuk mempertahankan produksi. 

Untuk ke depan, BI tak hanya mendorong sektor-sektor penggerak tersebut. Namun BI juga mendorong agar Sulsel juga bergerak di sektor jasa. 

"Ada jasa logistik, itu harusnya jadi prioritas juga. Karena barang-barang yang kita beli selalu dari Jakarta, harusnya kan ada juga di sini. Selain itu, kami juga dorong jasa kesehatan dan jasa pendidikan," katanya.

Baca Juga: [WANSUS] Catatan Kritis Prof Marsuki untuk Kebijakan Ekonomi Indonesia

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya