Sepekan Menegangkan Kandidat di Pilkada Makassar, Ada yang Terdepak?

Tak ada satupun bapaslon yang benar-benar aman

Makassar, IDN Times - Tensi politik di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, perlahan mulai memanas sepekan jelang pendaftaran bakal pasangan calon (bapaslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar. Pasalnya, banyak hal yang kemungkinan bisa terjadi termasuk tarik-menarik dukungan antarpartai politik (parpol).

Ada 4 bapaslon yang bakal maju dalam Pilkada Makassar 2020. Mereka adalah Syamsu Rizal-Fadli Ananda, Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun, Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi, dan Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando. Keempat bapaslon ini masing-masing telah mencukupkan jumlah kursi sebagai syarat minimal untuk mendaftar. 

Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Ali Armunanto, menilai ada dua puncak tensi politik dalam pilkada. Pertama adalah pertarungan perebutan partai dan kedua adalah pertarungan di hari H pemilihan. Menurutnya, pertarungan perebutan partai tak kalah menarik dari pertarungan di hari H pemilihan.

"Tentu saja dalam kondisi ini sepekan jelang pendaftaran, tensi politik akan meningkat, utamanya di intensitas lobi politik. Artinya, semua kandidat secara intens akan melobi partai," kata Ali saat dihubungi IDN Times, Jumat (28/8/2020).

1. Tarik-menarik dukungan parpol masih berpotensi terjadi

Sepekan Menegangkan Kandidat di Pilkada Makassar, Ada yang Terdepak?Bakal Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun menerima rekomendasi dari PKS, Senin (24/8/2020). IDN Times/Istimewa

Sebagai informasi, kontestasi Pilkada Kota Makassar 2020 diwarnai kejutan dalam waktu yang berdekatan. Ada PKS yang mengalihkan usungan dari Syamsu Rizal-Fadli Ananda ke Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun. Tak berselang lama, kejutan lain terjadi ketika Munafri Arifuddin secara resmi menjadi kader Partai Golkar. Padahal, Golkar telah resmi mengusung pasangan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun.

Ali menilai dengan adanya kejutan-kejutan ini maka bukan tidak mungkin ada bakal calon yang terlempar dari pertarungan politik ini lantaran tidak mendapatkan partai yang cukup. Makanya, semua kandidat saat ini sedang berusaha mengamankan posisinya agar mereka tetap bisa mencalonkan. 

"Dengan kondisi seperti ini, tarik-menarik dukungan itu akan sangat intens terjadi. Begitu juga dengan lobi-lobi politik," katanya.

2. Bergabungnya Appi sebagai kader Golkar bisa mengubah peta politik

Sepekan Menegangkan Kandidat di Pilkada Makassar, Ada yang Terdepak?Bakal Calon Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menerima kartu anggota Golkar di Jakarta, Rabu, (26/8/2020). IDN Times/Istimewa

Bergabungnya Munafri Arifuddin atau Appi sebagai kader Golkar, disebut Ali, akan berpotensi merusak peta pertarungan politik yang sudah ada ada saat ini jika DPP Partai Golkar memberikan dukungannya kepada Appi-ARB. Sebab pada akhirnya ini akan memberikan efek buruk kepada pasangan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun (None-Zunnun).

Di sisi lain, beralihnya PKS ke None-Zunnun juga secara otomatis membuat kekuatan politik Syamsu Rizal-Fadli Ananda jadi berkurang. Pasangan yang dikenal sebagai pasangan DILAN ini memang sudah mengantongi 10 kursi masing-masing 6 kursi dari PDIP, 3 kursi dari Hanura, dan 1 kursi dari PKB, tapi hal ini diniali Ali hanya cukup untuk mendaftar. Dilan tetap akan kekurangan kapasitas pertarungaan politik.

"Upaya-upaya seperti ini akan intens terjadi entah mengurangi kekuatan politik lawan, entah membuat lawan terlempar dari pertarungan kandidasi ini. Ini akan sangat intens terjadi sehingga ini adalah puncak kedua yang menarik," sebut Ali.

Baca Juga: Pendaftaran Pilkada Makassar, Semua Bapaslon Mau Daftar Hari Pertama

3. Belum ada bapaslon yang benar-benar aman

Sepekan Menegangkan Kandidat di Pilkada Makassar, Ada yang Terdepak?Ilustrasi Pencoblosan (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam masa sepekan jelang pendaftaran ini, Ali mengatakan bahwa di sinilah para kandidat mengerahkan semua sumber daya politik dan jaringan politik yang dimilikinya. Appi dengan kapasitas lobinya, None dengan jaringan politiknya, Deng Ical dengan kekuatan akar rumput dan popularitasnya, serta Danny Pomanto dengan kekuatan jaringan politik dan pemodalnya.

Ali yakin bahwa semua akan dipertaruhkan di sini hingga Jumat, 4 September mendatang. Karena hingga saat ini belum ada satu bakal calon pun yang memegang B1.KWK. Artinya, peta dukungan partai masih sangat rentan berubah, tergantung lobi-lobi yang mereka lakukan ke DPP.

"Saya rasa kemungkinan untuk terpental itu ada. Karena belum ada satu kandiidat pun yang mengantongi B1.KWK. Sedangkan B1.KWK ini yang menjadi legalitas bahwa dia didukung oleh partai. Kenapa? karena kalau hanya itu bisa berubah setiap saat," katanya. 

4. Kisruh Golkar berdampak ke Pilkada Makassar

Sepekan Menegangkan Kandidat di Pilkada Makassar, Ada yang Terdepak?Musda X DPD I Golkar Sulsel di The Hotel Sultan Jakarta Pusat, Jumat (7/8/2020). Dok. Golkar Sulsel

Ali juga menyebut kisruh di tubuh partai Golkar Sulsel juga sangat berdampak pada peta politik di Pilkada Makassar. Musda Golkar beberapa waktu lalu disebutnya membuat kekuatan politik Nurdin Halid melemah di Golkar. Sementara di sisi lain, DPP mengingingkan hadirnya sosok baru yang mampu memperbaiki kondisi Golkar di Sulsel yang awut-awutan.

Jika Golkar memberikan dukungannya ke Appi, bukan tidak mungkin Zunnun akhirnya jadi tidak mempunyai pengaruh apa-apa lagi terhadap None meskipun Zunnun adalah kader Golkar. Karena kekuatan politk Nurdin Halid sudah berkurang. Malah bisa saja Zunnun menjadi beban politik bagi None atau yang terburuk kemungkinan didepak.

"Nanti kita lihat ke depan kalau mereka berhasil menemukan titik kompromi mungkin Golkar masih akan tetap di Zunnun, tapi kalau Nurdin Halid dan DPP sama-sama ngotot dan tidak ada titik kompromi bukan tidak mungkin memang dukungan Golkar akan beralih ke Appi. Apalagi di DPP ada Erwin Aksa yang menggawangi Appi. Pengaruh Erwin Aksa juga lumayan kuat di Golkar," kata Ali.

Baca Juga: Gejolak Koalisi di Pilkada Makassar setelah Appi Jadi Kader Golkar

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya