PSBB Makassar Berakhir Besok, Baru 33 Persen Sembako yang Dibagikan

Pemerintah sebut ada banyak kendala dalam penyaluran sembako

Makassar, IDN Times - Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, akan berakhir besok, Kamis (7/5). Namun, distribusi paket bantuan sembako untuk masyarakat terdampak COVID-19, bahkan belum mencapai setengah dari target.

Menurut data Dinas Sosial Kota Makassar, total bantuan sembako yang telah didistribusikaan kepada warga sejak dua pekan lalu, baru 20.336 paket dari 60.000 paket yang disiapkan. Dengan kata lain, paket yang didistribusikan baru sekitar 33,68 persen.

"Jadi kalau mau dipersentase kurang lebih 30 persen ya. Tapi kita targetnya diselesaikan 60.000 itu diusahakan sebelum lebaran," kata Jubir Gugus Tugas COVID-19 Kota Makassar Ismail Hajiali, Rabu (6/5).

1. Keterlambatan pendistribusian karena kekurangan bahan pangan dan tenaga distribusi

PSBB Makassar Berakhir Besok, Baru 33 Persen Sembako yang DibagikanSembako untuk warga terdampak COVID-19. IDN Times/Daruwaskita

Ismail mengatakan keterlambatan pendistribusian paket sembako untuk warga terdampak COVID-19 itu, dikarenakan adanya keterbatasan bahan yang menjadi isian dari paket tersebut.

Kendalanya, kata dia, adalah di saat pemerintah hendak membeli barang untuk mengisi paket tetapi ketersediaan barang justru tidak cukup. Untuk beras, gula maupun mi instan, dia mengaku tidak ada masalah hanya saja ada barang-barang tertentu yang mulai sulit didapatkan. 

"Kalau beras, gula dan mi instan tidak masalah karena ketersediaannya kita sanggupi. Yang lainnya seperti ikan kaleng, minyak yang rata-rata barang masuk, ini yang jadi kendala. Kita juga butuh pengepakan, butuh tenaga kerja. Kan sekarang pembatasan sosial, katakanlah penyedia yang menangani pengadaannya ini butuh orang," kata dia.

Meski demikian, lanjut Ismail, proses pendistribusian bantuan ini akan tetap dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar semaksimal mungkin agar target dapat terpenuhi. Dia mengatakan, jumlah 60.000 warga penerima bantuan, bukan data paten. Artinya masih akan ada penambahan data jika dibutuhkan.

"Jadi kalau 60.000 ini, ada lagi mendaftar jadi 70.000 maka 70.000 disiapkan. Jadi masyarakat tidak usah panik. Tunggu pemerintah akan menyelesaikan apa yang menjadi kewajibannya," kata Ismail lagi.

2. Masih banyak warga yang mengeluh karena belum dapat bantuan

PSBB Makassar Berakhir Besok, Baru 33 Persen Sembako yang DibagikanPendistribusian paket bantuan untuk warga di Makassar, Selasa (21/4). Humas Pemkot Makassar

Sementara itu, pendistribusian paket sembako yang belum menyeluruh ini membuat masih ada warga yang belum terjangkau bantuan. Keluhan itu datang dari masyarakat nelayan di Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo.

Amir selaku Ketua Kelompok Nelayan Kaluku Bodoa mengatakan bahwa masih banyak nelayan di sana yang belum menerima bantuan sembako dari pemerintah.

"Kalau nelayanku belum ada satu pun yang terima bantuan sembako dari pemerintah kota. Ada sekitar 400 KK di sini (Kaluku Bodoa) dan baru tiga orang yang terima," katanya saat dihubungi, Rabu (6/5).

Dia menambahkan, masyarakat di Kaluku Bodoa mengalami kesulitan untuk mendapat pemasukan pada masa pandemik COVID-19. Jika tidak ada pekerjaan sampingan, katanya, maka akan sulit untuk memperoleh uang untuk makan.

Baca Juga: Pemkot Makassar Klaim Sudah Bagikan 15.000 Paket Sembako untuk Warga 

3. Masyarakat menyebut penerima bantuan sembako berbasis data lama

PSBB Makassar Berakhir Besok, Baru 33 Persen Sembako yang DibagikanSalah seorang warga di Makassar menerima paket bantuan, Selasa (21/4). Humas Pemkot Makassar

Amir pun sempat mengeluhkan sistem pendataan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar yang dianggapnya masih menggunakan data lama. Menurutnya, mereka tidak pernah diperintahkan untuk mendata warga dan tidak pernah menyetor data warga.

"Datanya itu kalau tidak salah data 2015 atau 2016 karena banyak yang ada namanya tetapi orangnya sudah lama meninggal dan pindah," katanya.

Lebih lanjut Amir pun menuturkan bahwa, untuk bertahan dan memperoleh pendapatan maka masyarakat di Kaluku Bodoa, khususnya nelayan, harus melakukan pekerjaan sampingan.

"Sebagian masih tetap bekerja, seperti pedagang, buruh bangunan, buruh ekspedisi. Kalau pekerja perusahaan sebagian beralih menjual hasil laut atau makanan-makanan untuk buka puasa, sementara kalau nelayan seperti saya juga harus bekerja di bengkel karena ikan susah didapat," kata Amir.

Baca Juga: PSBB Makassar: 60 Ribu Keluarga Dijanji Sembako, Dibagikan 21-22 April

https://www.youtube.com/embed/mP5MdTCKk2s

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya