Jumlah Pengungsi Banjir di Kota Makassar Jadi 2.257 Jiwa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Sebanyak 2.257 jiwa masih harus mengungsi akibat banjir di Kota Makassar. Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, jumlah pengungsi tersebut tersebar di 4 kecamatan yaitu, Kecamatan Manggala, Kecamatan Biringkanayya, Kecamatan Rappocini, dan Kecamatan Tamalanrea.
Secara keseluruhan, terdapat 35 titik lokasi pengungsian yang tersebar di 7 kelurahan yaitu Kelurahan Manggala, Antang, dan Batua (Kecamatan Manggala). Kemudian di Kelurahan Katimbang dan Paccerakkang (Kecamatan Biringkanayya).
Kelurahan Karunrung (Kecamatan Rappocini). Kemudian di Kelurahan Tamalanrea Jaya (Kecamatan Tamalanrea).
1. Ketinggian air capai 60 cm
Pada 13 Februari 2023 lalu, banjir sempat mengepung Kota Makassar yang mengakibatkan lebih dari 2.000 warga mengungsi. Banjir meluas dengan melanda 12 kecamatan yang sebelumnya selalu melanda 6 kecamatan saja.
Secara perlahan, banjir pun berangsur surut seiring menurunnya intensitas hujan. Namun hingga hair jni, Minggu (19/2/2023), banjir masih terjadi di sejumlah kelurahan di 4 kecamatan tersebut.
Di Kecamatan Manggala salah satunya, laporan dari kecamatan setempat hingga pukul 12.00 WITA, 1.583 warga masih mengungsi akibat banjir. Di Perumnas Antang Blok 10, ketinggian banjir masih mencapai 60 cm atau lebih dari setengah meter.
2. Penyebab Perumnas Antang masih banjir
Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar, Hendra Hakamuddin, sebelumnya mengatakan bahwa evakuasi terus berlangsung untuk warga di lokasi yang masih terendam banjir. BPBD masih menyiagakan personel dan perahu karet untuk membantu evakuasi warga.
Soal Perumnas Antang yang masih banjir meski lokasi lainnya telah surut, Hendra menjelaskan bahwa hal ini dipengaruhi topografi wilayah. Perumnas Antang, berada di area yang lebih rendah dan berdampingan dengan DAS sehingga mudah banjir saat debit air meningkat.
"Jadi kalau di daerah lain hujan deras meskipun di situ tidak, karena itu DAS , itu juga yang mempengaruhi debit air yang ada di wilayah itu," katanya.
Baca Juga: Siswa di Makassar Masih Belajar Online karena Banjir-Cuaca Ekstrem
3. Walkot sebut banjir akibat sumbatan air
Sementara itu, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto kembali menyinggung soal peran pengembang perumahan besar yang memicu banjir di kawasan Antang, Kecamatan Manggala. Kawasan itu jadi langgan banjir tiap musim hujan.
Danny menganggap pembangunan perumahan turut memicu banjir karena mengurangi resapan serta menyebabkan penyempitan bahkan penyumbatan aliran air.
"Solusinya, sumbatan atau hambatan alur aliran air harus dihilangkan akibat pembangunan perumahan besar di Manggala," kata Danny Pomanto lewat pesan singkat kepada IDN Times, Sabtu (18/2/2023).
Baca Juga: 23 Tahun Antang Makassar Dihantui Banjir: Kami Capek, Adakah Solusi?