WALHI-KIARA Jelaskan Dampak Tambang Pasir terhadap Nelayan Kodingareng
Perempuan Kodingareng sangat tertekan secara psikis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Aktivitas penambangan pasir yang dilakukan PT Royal Boskalis, berdampak buruk terhadap kehidupan sebagian besar warga khususnya nelayan dan perempuan di Pulau Kodingareng, Kecamatan Sangkarrang, Kota Makassar.
Hasil investigasi Koalisi Selamatkan Laut Indonesia, tambang pasir untuk kepentingan proyek strategis nasional Makassar New Port (MNP), sangat mempengaruhi kondisi psikogis warga hingga sektor pemenuhan kebutuhan ekonomi warga pulau.
"Dari (Kapal) Boskalis masuk beroperasi sampai hari ini, mereka sukses melipatgandakan utang nelayan dan perempuan nelayan di Pulau Kodingareng," kata Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Susan Herawati dalam konferensi pers virtual, Rabu (16/9/2020).
1. Utang untuk kebutuhan dapur hingga pendidikan untuk anak-anak Pulau Kodingareng
Susan mengatakan, sejak aktivitas penambangan mulai berjalan di awal Februari 2020 lalu, nelayan dan perempuan mulai kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keruhnya air laut akibat penambangan, berpengaruh besar terhadap hasil tangkapan nelayan.
Modal untuk keperluan mengisi bahan bakar perahu yang digunakan tidak kembali lantaran mereka tidak mendapatkan ikan. "Ikan tenggiri yang biasanya mereka tangkap untuk dijual kembali sudah jarang, bahkan sama sekali mereka tidak dapatkan," ucap Susan.
Karena hasil tangkapan tidak ada, jelas Susan, nelayan kemudian mau tidak mau harus berutang kepada pemilik modal. Selain belanja beras dan kebutuhan pokok lainnya, uang hasil pinjaman juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak mereka yang bersekolah.
"Apalagi ini momen pandemik COVID-19, aktivitas belajar melalui virtual bagaimana caranya mau membeli kuota, untuk makan saja mereka harus berutang. Jadi beberapa perempuan terpaksa tidak menyekolahkan anak mereka," Susan menerangkan.