TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Napi Dianiaya di Dalam Rutan Makassar, Keluarga Keberatan

Pihak Rutan menyangkal napi dianiaya oleh sipir

Ilustrasi dari balik jeruji besi (IDN Times/Rangga Erfizal)

Makassar, IDN Times - Seorang narapidana dilaporkan mengalami penganiayaan di dalam Rumah Tahanan Kelas 1 Makassar, Sulawesi Selatan. Napi pria berinisial RK itu disebut mengalami sejumlah luka memar pada tubuhnya.

Informasi itu disampaikan kakak RK, Aswar. Dia menyebut adiknya mengalami sejumla luka memar pada bagian punggung.

"Saya tahunya setelah kejadian penganiayaan terhadap adik saya itu dari salah satu napi di dalam. Yah mungkin karena (dia) merasa kasian sama adik saya," kata Aswar kepada wartawan di Makassar, Selasa (7/7/2020).

Baca Juga: Tahanan Baru di Rutan Makassar Wajib Tes COVID-19

1. Keluarga menduga napi dianiaya oleh sipir

Napi Rutan Kelas 1 Makassar yang mendapat jatah asimilasi. IDN Times/Rutan Kelas 1 Makassar

Aswar mengatakan adiknya ditahan karena kasus narkoba. Berdasarkan informasi yang dia peroleh, sang adik dituduh mencuri kartu seluler milik sesama penghuni rutan. Diduga RK mendapat kekerasan fisik oleh petugas.

"Dari informasi yang saya terima, seperti dianiaya oleh sipir. Penyebabnya karena awalnya diduga mencuri kartu seluler, terus setelah diduga didapat, empat orang anggota sipir itu menganiaya korban, ya adik saya ini," kata Aswar.

Kejadian itu, kata Aswar, terjadi pada Minggu 28 Juni 2020. Penganiayaan sempat direkam oleh seorang penghuni rutan dengan ponsel. Dari video itu dia mengetahui kondisi adiknya.

2. Pihak keluarga berencana melapor ke polisi

Polrestabes Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Aswar mengaku geram setelah melihat video itu dan merasa adiknya diperlakukan secara tidak adil. Dia berupaya mengonfirmasi kepada pihak rutan tentang penganiayaan terhadap RK. Apalagi video itu sudah beredar di media sosial.

"Untuk sementara ini, belum ada pertemuan dengan pihak rutan. Tapi saya (rencana) laporkan langsung ke Polrestabes Makassar," ucap Aswar.

Aswar sempat mendapat kabar bahwa sang adik telah menjalani perawatan di poliklinik dalam Rutan. Tapi setelah mengecek, dia memastikan informasi itu tidak benar. Aswar keberatan dengan apa yang dialami adiknya.

"Dia belum mendapatkan perawatan sedikit pun, bahkan tidak pernah dikasih keluar dari sel merah, dan tidak pernah dikasih obat. Makanya saya betul-betul merasa keberatan," Aswar mengungkapkan.

Baca Juga: Legislator Penjamin Jenazah COVID-19 Diperiksa BK DPRD Makassar

Berita Terkini Lainnya