Dugaan Pungli, Penghuni Rusunawa Makassar Serbu Kantor Pengelola
Warga dibebankan bayar air dan listrik berlipat ganda
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Ratusan warga di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa), Jalan Rajawali, Kelurahan Lette dan Kelurahan Pannambungang, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, mengepung kantor pengelola di lingkungan sekitar. Warga berdemonstrasi dan berupaya menyegel kantor pengelola rusunawa.
Upaya penyegelan merupakan puncak kemarahan terkait dugaan pungutan liar pihak pengelola terhadap warga penghuni rusun. "Yang kami tuntut ini pengelolanya. Kenapa sampai air dan listrik itu pembayarannya mahal sekali," kata Rini, salah satu warga rusunawa, di sela aksi, Selasa (4/8/2020).
1. Harga pembayaran beban listrik dan air bisa dinegosiasikan ke pengelola
Ibu rumah tangga 33 tahun itu mengaku, perubahan drastis pembayaran tagihan air dan listrik mulai dirasakan warga, usai pergantian pengelola lama ke pengelola baru sejak awal 2019 lalu. "Sebelum-sebelumnya pembayaran kayak saya per bulan air, listrik Rp100 sampai Rp150 ribu," ungkapnya.
Sejak pengelola yang baru menjabat, harga yang dibebankan ke warga untuk pembayaran air dan listrik bisa mencapai Rp600 ribu. Itu pun kata Rini, harga bisa dinegosiasikan tergantung dari pendekatan yang dilakukan warga. "Kalau kita kumpul lagi untuk protes, biasa dia (pengelola) kasih turun," ucapnya.
Terpisah warga rusunawa lainnya, Maskur Mappiasse (40) mengaku, dugaan permainan pengelola dalam menaikkan harga pembayaran semakin dirasakan warga sejak awal Januari hingga Juni 2020 tahun ini. "Seperti data listrik, ini setelah direkap dari data pengelola tidak sinkron ada selisih besar di situ. Kalau air tidak pernah melebihi Rp5 juta," ujarnya.
Baca Juga: Kasus Bocah di Makassar Ditukar Tabung Gas, Pelaku Belum Ditangkap
Baca Juga: Pemkot Makassar Belum Izinkan Pesta Pernikahan di Masa Pandemik