TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

RS di Makassar Rumahkan Karyawan Karena Kekurangan Pasien

Masyarakat diduga takut ke rumah sakit

Ilustrasi rumah sakit. IDN Times/Wira Sanjiwani

Makassar, IDN Times - Pandemik COVID-19 tidak hanya berimbas pada terpuruknya perekonomian masyarakat. Situasi ini juga berdampak kepada operasional rumah sakit.

Seperti yang dialami Rumah Sakit Islam (RSI) Faisal Makassar, Sulawesi Selatan. Minimnya kunjungan pasien selama pandemik membuat keuangan rumah sakit goyang, sehingga manajemen terpaksa merumahkan sebagian karyawannya.

Humas RSI Faisal, Andi Aan Astaman, tidak menampik soal keuangan rumah sakit yang terganggu. Melihat kondisi ini, pihak Yayasan RSI Faisal pun mengambil keputusan untuk merumahkan 157 karyawan yang terdiri dari perawat dan tenaga non medis.

"Kita rumahkan karena memang tiga bulan terakhir itu terjadi tren penurunan jumlah kunjungan, sekitar 80-90 persenlah. Memang kan tentunya pasti akan mempengaruhi cashflow keuangannya rumah sakit. Jadi yayasan ambil keputusan bahwa kita rumahkan dulu untuk sementara 157 karyawan ini," kata Aan kepada IDN Times, Kamis (11/6).

Baca Juga: Bertambah, Tersangka Ambil Paksa Jenazah di Makassar Jadi 12 Orang

1. Menurunnya kunjungan pasien diduga karena masyarakat takut ke rumah sakit

Ilustrasi pasien tes swab (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Aan menuturkan, sebelum pandemik COVID-19 merebak di Makassar, RSI Faisal biasanya merawat hingga ribuan pasien, yaitu berkisar antara 2.000 - 4.000 pasien setiap bulan. Namun sejak COVID-19 merebak, pasien yang dirawat RSI Faisal dalam tiga bulan terakhir hanya mencapai ratusan bahkan puluhan.      

Dia menilai menurunnya jumlah kunjungan pasien ini dikarenakan masyarakat takut berobat ke rumah sakit. Menurutnya, ada stigma yang beredar di masyarakat bahwa berbahaya ke rumah sakit di saat pandemik COVID-19. 

"Berita-berita juga yang beredar di tengah masyarakat memang jelas mempengaruhi animo masyarakat untuk berobat ke rumah sakit, tidak seperti dulu," ujar Aan.

2. RSI Faisal pastikan penanganan pasien sesuai protokol kesehatan meski tidak lagi merawat pasien COVID-19

Ilustrasi pasien tes swab (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Aan mengatakan bahwa RSI Faisal awalnya sempat merawat pasien COVID-19 karena merupakan instruksi dari surat edaran gubernur. RS ini memang salah satu rumah sakit penyangga yang ditunjuk untuk menangani pasien COVID-19. 

Namun belakangan RSI Faisal kembali menerima surat edaran gubernur bahwa hanya ada dua rumah sakit rujukan dan tiga rumah sakit penyangga, di mana RSI Faisal tidak termasuk. Dengan demikian, rumah sakit yang tidak termasuk rumah sakit rujukan maupun penyangga diharapkan mampu menangani pasien non COVID-19.

"Jadi sekarang kita fokusnya untuk edukasi ke masyarakat bahwa sekarang RSI Faisal itu menerima pasien non COVID-19. Dan aman sebenarnya kalau kita mau berkunjung ke rumah sakit," kata dia.

Untuk saat ini, RSI Faisal tidak lagi menangani pasien COVID-19. Namun setiap penerimaan pasien tetap harus dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan. Jika ada pasien yang dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab, maka pasien tersebut langsung dirujuk ke rumah sakit rujukan maupun penyangga pada hari yang sama dengan keluarnya hasil tes. 

"Memang kita lakukan sesuai protokol kan. Kita juga tidak boleh menolak pasien. Cuma ketika memang ada diagnosa atau gejala mengarah ke COVID-19, kita pasti lakukan pemeriksaan PCR, swab. Ketika memang hasilnya positif, hari itu juga langsung kita rujuk ke rumah sakit penyangga," kata Aan.

3. Karyawan hanya dirumahkan sementara

Ilustrasi tenaga medis dengan APD Lengkap. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Aan menegaskan bahwa karyawan yang dirumahkan hanya bersifat sementara dengan pertimbangan keadaan sedang sulit. Jika keadaan kembali normal, maka karyawan-karyawan tersebut pun akan dipanggil kembali. 

"Kita tetap priortaskan untuk memanggil mereka kembali jika memang keadaan sudah normal. Mereka ini sudah menjadi bagian dari rumah sakit juga. Memang ketika mudah-mudahan dalam waktu dekat membaik," kata Aan.

Disinggung soal isu rumah sakit dapat keuntungan di tengah pandemik COVID-19, Aan mengatakan bahwa itu yang berkembang di tengah masyarakat itu sangat tidak relevan dengan kondisi yang dialami RSI Faisal. Menurutnya jika memang rumah sakit mendapatkan keuntungan, maka RSI Faisal tidak mungkin merumahkan karyawannya.

"Kalau memang kita untung, buat apa kita rumahkan 157 orang itu. Buat apa itu jumlah kunjungan pasien yang kita tangani ribuan tiap bulan biasanya sisa puluhan. Ratusan saja sudah untung. Kalau memang seperti itu," katanya.

Baca Juga: Kata Sosiolog soal Marak Warga Makassar Tolak Rapid Test

Berita Terkini Lainnya