Mendorong Kecakapan Keuangan Digital lewat Pojok Literasi
Penguatan literasi jadi bagian Peta Jalan Indonesia Digital
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times – Transformasi digital telah merevolusi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal ekonomi. Hadirnya berbagai inovasi bidang keuangan, seperti e-banking, e-commerce, dan fintech, kian memudahkan masyarakat dalam proses transaksi.
Kini orang-orang bisa melakukan transaksi keuangan secara online, tanpa perlu ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Kemudahan itu menghemat waktu dan biaya. Akses masyarakat terhadap layanan keuangan juga meningkat, karena orang di daerah terpencil bisa menikmati layanan digital tanpa perlu ke kota.
“Dengan berbagai kemudahan, misalnya, saat ini kita tidak perlu bawa uang banyak. Cukup dengan gawai, kita bisa membeli seluruh barang yang kita inginkan, dengan cashless,” kata Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Komunikasi dan Informatika Septriana Tangkary, saat membuka program Creative Talks Pojok Literasi bertema Waspada Produk Keuangan Ilegal di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat 11 Agustus 2023.
Mengutip studi Google Temasek, Bain & Company, Septriana mengungkapkan bahwa nilai valuasi ekonomi digital Indonesia mencapai 77 miliar dolar AS pada tahun 2022, atau tumbuh 22 persen dalam satu tahun. Indonesia memainkan peran utama dalam ekonomi digital ASEAN, dengan menyumbang sekitar 40 persen dari nilai total transaksi.
Data lain yang dihimpun Bank Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2022, nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp399,6 triliun, tumbuh 30,84 persen dari tahun sebelumnya. Selaras dengan itu, transaksi digital banking juga meningkat 28,72 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp52.545,8 triliun.
Di tengah pesatnya perkembangan transformasi digital, hadir sejumlah tantangan, terutama mengenai keamanan dan literasi digital. Masyarakat perlu mewaspadai berbagai risiko terkait dengan transaksi keuangan digital, seperti pencurian data atau penipuan. Mudahnya akses bisa jadi celah yang dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan.
“Kemampuan literasi digital dan keuangan diperlukan agar masyarakat memahami dengan baik manfaat dan risiko, mengetahui hak dan kewajiban, memiliki perencanaan yang baik, serta terhindari dari aktivitas investasi pada instrument keuangan yang tidak jelas atau ilegal,” ucap Septriana.
Baca Juga: Kemenkominfo Klaim Sudah Putus Akses 1,9 Juta Konten Pornografi
Bangun keterampilan literasi agar tidak terjerat produk keuangan ilegal
Survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa indeks literasi keuangan konsisten meningkat dari tahun 2013 hingga 2022, dengan cakupan terkini 49,7 persen. Persentase itu menunjukkan seberapa besar masyarakat yang memahami berbagai produk dan layanan keuangan. Peningkatan indeks literasi keuangan berarti mengurangi berbagai risiko, termasuk potensi penipuan.
Bersamaan dengan literasi keuangan, literasi digital penting dalam mendorong pertumbuhan industry keuangan terutama fintech di Indonesia. Laporan Status Literasi Digital 2022 Kementerian Kominfo mencatat bahwa tingkat literasi digital Indonesia meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu dari 3,49 persen menjadi 3,54 (dalam skala 1-4).
Pojok Literasi merupakan program edukasi yang diluncurkan Kementerian Kominfo pada tahun 2019 untuk meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia. Program ini melibatkan anak muda yang punya pengetahuan dan keterampilan di bidang literasi digital sebagai fasilitator. Kegiatan edukasi maupun bincang-bincang seperti Creative Talks digelar rutin di berbagai daerah, baik secara langsung maupun daring.
Septriana mengungkapkan, Pojok Literasi adalah salah satu upaya membantu masyarakat menggunakan teknologi digital secara bijak dan aman. Di tengah gencarnya pemerintah membangun infrastruktur, kecakapan masyarakat untuk mengenali dan memahami berbagai dinamika di era digital juga terus didorong.
“Pemerintah terus berupaya memastikan keamanan siber, menjaga kedaulatan digital Indonesia. Namun tak kalah pentingnya untuk menggerakkan masyarakat agar jangan sampai terjerat masalah dengan berbagai kemudahan yang diberikan financial technology,” ucapnya.
Ada empat pilar yang digalakkan Kominfo sesuai program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). Yaitu digital skill atau keterampilan menggunakan teknologi, digital safety seputar kesadaran menjaga keamanan digital, digital culture atau budaya penggunaan teknologi digital yang baik, serta digital ethics alias etika penggunaan teknologi digital.
Baca Juga: Marak Kejahatan Keuangan Digital, OJK Soroti Mental Judi Masyarakat