Sampah Kayu Penuhi Kawasan Wisata Pantai Tanjung Bayang di Makassar

Terlihat sejak banjir menerjang Makassar dan sekitarnya

Makassar, IDN Times - Kawasan wisata Pantai Tanjung Bayang di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, dipenuhi sampah kayu. Tumpukan batang dan ranting pohon mulai terlihat setelah banjir menerjang kota Makassar dan sejumlah daerah lain di Sulawesi Selatan, pekan ini.

Sampah kayu berserakan di sepanjang tepi pantai, tak jauh dari muara Sungai Jeneberang. Sampah terbawa ke daratan oleh ombak dan pasang. Tumpukan tersebut menghalangi warga dan pengunjung untuk beraktivitas di pantai.

“Kayunya mungkin hasil penebangan yang terbawa arus sungai ke sini. Ukurannya besar-kecil dan rata-rata masih bagus,” kata Arman Sapta, warga Kelurahan Barombong, Sabtu (26/1).

1. Warga manfaatkan kayu untuk keperluan rumah tangga

Sampah Kayu Penuhi Kawasan Wisata Pantai Tanjung Bayang di MakassarIDN Times / Aan Pranata

Daeng Sikki, warga di sekitar kawasan wisata Tanjung Bayang, mengungkapkan bahwa masyarakat setempat telah berusaha membersihkan tumpukan kayu secara swadaya. Beberapa warga membawa pulang kayu ke rumah untuk digunakan membuat barang maupun sebagai kayu bakar.

Meski begitu, warga juga mulai terganggu sebab seiring waktu tumpukan kayu terus bertambah. Mereka pun kesulitan membersihkan pantai karena volume-nya yang cukup besar. Dikhawatirkan tumpukan ini mengganggu aktivitas wisata setempat.

“Kami berharap pemerintah segera mengatasi tumpukan kayu ini. Mungkin perlu alat berat, karena kayunya besar-besar. Tidak cukup hanya pakai tenaga manusia,” ujarnya.

Baca Juga: Usai Banjir, 80 Persen Pasokan Listrik di Sulsel Pulih

2. Pemerintah upayakan pembersihan segera

Sampah Kayu Penuhi Kawasan Wisata Pantai Tanjung Bayang di MakassarIDN Times / Aan Pranata

Pemerintah Kota Makassar merespons dengan menyatakan segera mengatasi sampah kayu tersebut. Camat Tamalate, Fahyuddin, mengatakan bahwa tumpukan kayu itu kemungkinan dibawa aliran air sungai Jeneberang saat banjir beberapa waktu lalu. Saat itu arus dan volume debit sungai meningkat seiring tingginya curah hujan dan pembukaan pintu air Waduk Bili-bili di Gowa.

Fahyuddin mengatakan, saat ini petugas melalui Pemerintah Kelurahan Barombong telah berupaya membersihkan tumpukan kayu bersama warga setempat. Masyarakat yang ingin memanfaatkan kayu, juga dipersilakan membawa pulang.

“Mereka manfaatkan kayunya untuk kayu bakar karena rata-rata kayu dari pembuangan sungai. Sekarang lagi dibersihkan, karena di sana tempat wisata, tidak bagus kalau banyak sampah,” ujarnya.

3. Debit air Jeneberang sudah menyusut

Sampah Kayu Penuhi Kawasan Wisata Pantai Tanjung Bayang di MakassarIDN Times / Aan Pranata

Banjir di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar pekan ini banyak terjadi di sekitar daerah aliran sungai Jeneberang. Air sungai meluap karena curah hujan tinggi dan pintu air Waduk Bili-bili dibuka penuh di atas 3,5 meter.

Saat ini pembukaan pintu air Waduk Bili-bili sudah dikurangi menjadi satu meter. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Teuku Iskandar, mengatakan bahwa bukaan pintu dikurangi berdasarkan tinggi muka air. Per Sabtu (26/1) pukul 14.00 WITA, muka air setinggi +99,42 meter di atas permukaan laut.

“Volume waduk sekitar 258,12 juta meter kubik dengan status di bawah normal,” kata Iskandar.

Baca Juga: Kunjungi Korban Banjir, Sandiaga Uno Malah Diberi Uang

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya