400 Hunian Sementara Mulai Dibangun untuk Korban Banjir Luwu Utara

Ditarget selesai dalam satu bulan

Makassar, IDN Times – Sebanyak 400 unit hunian sementara mulai dibangun di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Huntara diperuntukkan bagi para pengungsi korban bencana banjir bandang 13 Juli 2020 lalu.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Luwu Utara Syamsul Syair mengatakan, aparat TNI sudah mulai membangun fondasi huntara, Rabu 22 Juli. Salah satu huntara ditempatkan di Panampung, Desa Radda, Kecamatan Baebunta.

“Lokasi huntara tidak hanya di Radda Baebunta, tetapi juga ada di Masamba,” kata Syamsul pada laman Pemkab Luwu Utara, Rabu.

Baca Juga: Walhi: Banjir di Luwu Utara karena Pembalakan Hutan Berskala Besar

1. Huntara ditarget selesai dalam satu bulan

400 Hunian Sementara Mulai Dibangun untuk Korban Banjir Luwu UtaraPosko trauma healing untuk warga korban banjir bandang di Masamba, Luwu Utara. IDN Times/Humas Polda Sulsel

Syamsul mengatakan, Pemprov Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara bersama TNI dan Polri terus bergerak mempercepat pembangunan huntara. Pengerjannya ditarget selesai secepat mungkin.

 “Menurut informasi dari TNI, huntara ditarget selesai selama satu bulan,” kata dia.

Sebelumnya Bupati Lutra Indah Putri Indriani berharap huntara cepat rampung dan segera ditempati para korban yang telah kehilangan tempat tinggal. Saat ini para warga terdampak banjir ditempatkan di tenda-tenda pengungsian.

 “Kita ingin memastikan mereka dapat hidup layak meski di tengah pengungsian,” kata Indah.

2. Pengungsi mulai mengeluh sakit

400 Hunian Sementara Mulai Dibangun untuk Korban Banjir Luwu UtaraDok. Pemkab Luwu Utara

Sepekan lebih setelah banjir bandang di Luwu Utara, para pengungsi dilaporkan mulai mengalami gangguan kesehatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat ada beberapa pengungsi yang mengalami sakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, dermatitis, dan hipertensi.

Dari 14 ribu lebih pengungsi, sebagian merupakan kelompok rentan. BPBD mencatat terdapat 2.623 pengungsi lansia, 2,223 balita, 447 bayi, dan 303 ibu hamil. Pemerintah Lutra berupaya memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal, sembari mengedukasi pengungsi agar tetap menerapkan perilaku hidup bersih.

“Tim kita dari Dinas Kesehatan setiap hari melakukan penyuluhan dan pelayanan kesehatan serta melakukan edukasi kepada para pengungsi untuk tetap disiplin menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Luwu Utara, Muslim Muhtar.

3. Pengungsi butuh air bersih hingga popok

400 Hunian Sementara Mulai Dibangun untuk Korban Banjir Luwu UtaraANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Banjir bandang di Luwu Utara terjadi pada Senin malam, 13 Juli 2020. Beberapa faktor memicu bencana alam, antara lain hujan berintensitas tinggi yang menyebabkan tiga sungai meluap. Warga terdampak kini menempati posko pengungsian di tiga kecamatan, yakni Masamba, Baebunta, dan Sa’bang.

Muslim mengatakan, ada sejumlah kebutuhan pengungsi yang sang sangat mendesak dan jadi prioritas. Di antaranya penyediaan air bersih, tandon dan pompa air, obat-obatan, suplemen, susu balita, dan popok. Pengungsi juga butuh barang lain seperti pakaian dalam wanita, selimur, sarung, pembersih ruangan, masker, genset, dan WC portable.

“Semua kebutuhan para pengungsi ini terus kami upayakan agar para pengungsi tetap bisa hidup layak meski masih di tengah pengungsian, sambil menunggu rumah hunian sementara (huntara) atau rumah khusus,” ucap Muslim.

Baca Juga: Banjir Bandang Masamba Luwu Utara, Infrastruktur Rusak Mulai Dibenahi

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya