Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Update Banjir Sulsel: 30 Korban Meninggal, 25 Orang Hilang

IDN Times/Istimewa

Makassar, IDN Times - Korban akibat banjir dan longsor di Sulawesi Selatan terus bertambah, per Kamis (24/1). Hingga pukul 13.25 WITA, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulsel mencatat 30 orang meninggal. Selain itu 25 orang dinyatakan hilang, dan 3.321 warga mengungsi ke tempat aman.

Kepala BPBD Sulsel Syamsibar menyebutkan, banjir melanda sepuluh kabupaten/kota, dengan 5.825 warga terdampak. Di antara warga juga terdapat 47 yang sakit, dan telah mendapatkan perawatan di rumah sakit dan puskesmas terdekat.

“Pada tahap pertama telah turun tim evakuasi. Setelah itu bergerak dapur umum dan lainnya secara bertahap,” kata Syamsibar di Makassar, Kamis (24/1).

1. Korban didominasi warga Gowa

IDN Times / Aan Pranata

Banjir di Sulsel dua hari terakhir melanda sepuluh daerah, yakni Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Soppeng, Jeneponto, Barru, Wajo, Maros, Bantaeng, Sidrap, dan Pangkep. Dari data yang dirilis Pemprov Sulsel, jumlah terbanyak korban meninggal terdapat di Gowa, yakni 16 jiwa. Disusul Kabupaten Jeneponto, 10 orang, dan Maros, 4 orang.

Akibat kejadian ini, 2.694 rumah terendam, dengan jumlah terbanyak di Gowa dan Maros. Terdapat 32 rumah hanyut, yang seluruhnya berada di Jeneponto. Banjir juga merusak enam tempat ibadah, 13 sekolah, tiga fasilitas pemerintah, dua pasar, sembilan jembatan. Di samping itu, lima rumah tertimbun longsor.

“Terdapat 10.700 meter jalan dan 30 ribu hektar lebih sawah terendam,” menurut siaran pers dari Crisis Media Center Pemprov Sulsel.

2. Pemerintah salurkan bantuan logistik

Dok.Humas Pemprov Sulsel

Syamsibar menyatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah di masing-masing kabupaten/kota telah menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak banjir. Bantuan antara lain berupa kebutuhan makanan siap saji, selimut, dan lainnya. 

BPBD Provinsi Sulsel juga telah menerima permintaan bantuan dari masing-masing daerah. Untuk tahap pertama telah disalurkan secara merata sekitar seribu paket bantuan.

“Permintaannya sudah masuk, sisa diinventarisir,” ujarnya.

3. Tim gabungan masih upayakan pencarian dan evakuasi korban

IDN Times / Istimewa

Sejumlah korban tertimbun tanah longsor di sejumlah wilayah dataran tinggi Kabupaten Gowa, hingga kini belum ditemukan. Tim gabungan TNI-Polri, BPBD, dan Basarnas terus mengupayakan pencarian dan evakuasi.

Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga mengatakan, pihaknya juga menurunkan tim anjing pelacak K9 dari Polda Sulsel untuk mencari korban yang tertimbun.

“Kami melibatkan anjing pelacak dengan harapan dapat mempercepat pencarian korban yang masih tertimbun tanah longsor, mengingat hari ini adalah hari ketiga pasca bencana,” kata Shinto pada pesan tertulis.

Terpisah, TNI Lantamal VI melalui Batalyon Pertahanan Pangkalan VI (Yonmarhanlan VI) kembali menambah Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) sebanyak 4 Satuan Setingkat Pleton (SST). Penambahan pasukan ini untuk menjangkau daerah bencana yang sulit terjangkau dan masih terisolir, ada beberapa titik banjir yang belum terjangkau oleh tim SAR lainnya di Makassar, Maros dan Gowa.

“Dengan penambahan pasukan ini kami berharap mampu menembus titik-titik banjir yang masih terisolir,“ kata Komandan Yonmarhanlan VI Makassar Mayor Marinir Aang Andi Warta.

4. Pintu air Waduk Bili-bili mulai ditutup

Ilustrasi. Kondisi Sungai Jeneberang di Kabupaten Gowa. IDN Times / Aan Pranata

Selain curah hujan tinggi, banjir di Sulsel juga diakibatkan pembukaan pintu air pada dua waduk. Pintu air terpaksa dibuka karena tinggi muka air hampir mencapai batas maksimal di ketinggian 103 meter di atas permukaan laut.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Teuku Iskandar mengatakan, pintu air di waduk mulai ditutup seiring berkurangnya aliran masuk dan curah hujan. Pintu air Waduk Bili-bili yang sebelumnya dibuka penuh, kini dikurangi hingga tinggi bukaan mencapai 1 meter. 

“Pukul 14.20 Wita, tinggi muka air +99,43 meter dengan debit 258,28 meter kubik. Statusnya di bawah normal,” kata Iskandar.

“Apabila tinggi muka air di bawah +99,42 meter dan terus mengalami penurunan, maka pintu spillway atau pembuang dituttup,” dia menambahkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us